Mohon tunggu...
Daniel H.T.
Daniel H.T. Mohon Tunggu... Wiraswasta - Wiraswasta

Bukan siapa-siapa, yang hanya menyalurkan aspirasinya. Twitter @danielht2009

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Angin Segar di Balaikota Jakarta

18 Oktober 2012   07:57 Diperbarui: 24 Juni 2015   22:42 1536
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
1350546961322214623

[caption id="attachment_204709" align="aligncenter" width="703" caption="(Repro dari Harian Kompas)"][/caption]

Kemungkinan karena selama ini tidak ada pernah ada pejabat tinggi negara, maupun daerah yang mau membuang waktunya untuk langsung mendatangi ruang kerja bawahannya satu per satu, maka ketika hal tersebut dilakukan oleh Wakil Gubernur DKI Jakarta, Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok, di Balaikota, kemarin, Rabu, 17 Oktober 2012, serempak berbagai media online melaporkan bahwa Wakil Gubernur DKI yang baru saja dilantik pada 15 Oktober 2012 itu melakukan inspeksi mendadak di Balaikota DKI Jakarta. Ahok membantah bahwa dia telah melakukan inspeksi mendadak tersebut. Dan, memang faktanya memang tidak ada yang namanya inspeksi mendadak tersebut.

Yang sebenarnya terjadi pada hari Rabu kemarin itu adalah Ahok memang mendatangi semua ruang kantor yang ada di lantai 18 sampai dengan lantai 2 Gedung Balai Kota DKI Jakarta. Tetapi itu dilakukan untuk bisa berkenalan langsung dengan sebanyak mungkin pegawai Pemprov DKI Jakarta. Dilaporkan di setiap lantai yang didatanginya, Ahok menyempatkan diri datang langsung satu per satu ke ruang kerja yang ada di situ. Menyapa semua pegawainya. Berjabat tangan dan berbincang-bincang sebentar dengan mereka. Bahkan tanpa ragu beberapa dari mereka memotret atasannya itu, dan ada acara foto bersama segala. Kedatangan Ahok itu disambut dengan rasa haru dan sukacita dari pegawai-pegawai Pemprov DKI Jakarta itu, karena selama ini belum pernah terjadi  ada pimpinan mereka, apalagi selevel Wakil Gubernur yang sudi mengunjungi mereka secara langsung seperti itu. Galih, misalnya, mengaku selama 23 tahun bekerja sebagai PNS di Balaikota Jakarta belum pernah sekalipun dijenguk pimpinan langsung di ruang kerjanya seperti ini.

Pegawai-pegawai yang bekerja di Gedung Balaikota Jakarta itu merasa terharu karena kunjungan seperti itu dirasakan sebagai suatu bentuk penghargan tak terkirakan bagi mereka yang datang dari atasannya langsung. Kunjungan Ahok yang dimulai pada pukul 08.00 WIB itu dirasakan sebagai angin segar di Balaikota. Mereka merasakan dampak dari kunjungan Ahok itu membuat motivasi dan semangat kerja mereka mendadak menggebu. Nilainya melebihi materi.

“Paling tidak, kami merasa dimanusiakan. Jika ada masalah kesejahteraan, itu lumrah. Tetapi, jika pimpinan menyapa, menyalami, dan menepuk pundak kami, itu sudah luar biasa artinya. Ini lebih berarti dari bantuan uang Rp. 10 juta,” kata Galih, anggota staf Biro Umum.

Ruangan Biro Umum berada di lantai 6. Biro itu bertugas mengurus surat masuk dan keluar. Suasana menjadi cair saat Basuki datang.

Bety, juga anggota staf Biro Umum, menyampaikan hal senada. Baru kali ini, sejak dia bekerja, dikunjungi wakil gubernur. Kunjungan wakil gubernur sebelumnya dilakukan secara acak. Kebetulan Biro Umum belum pernah disinggahi wakil gubernur.

Demikianlah laporan suasana kunjungan Wakil Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama (Ahok) yang ditulis Harian Kompas, Kamis, 18/10/2012.

Dari laporan tersebut, kita dapat mengambil kesimpulan bahwa sesungguhnya yang paling dibutuhkan oleh para PNS yang bekerja di Gedung Balaikota DKI Jakarta itu bukan gaji yang tinggi, tetapi adalah perasaan diakui dan dihargai sebagai manusia, atasan yang tidak otoriter, melainkan penuh perhatian terhadap bawahannya, dengan lingkungan kerja yang penuh dengan perasaan kebersamaan dan kekeluargaan..

Di dalam lingkungan dan suasana kerja seperti itu, dengan sendirinya dari masing-masing pegawai/karyawan akan tercipta semangat pengabdian yang tinggi, rasa memiliki (sense of belonging),  mawas diri, tumbuhnya rasa tanggung jawab, motivasi dan semangat kerja yang tinggi. Muaranya adalah terciptanya produktifitas kerja yang maksimal. Pada gilirannya, warga DKI Jakarta-lah yang akan merasa manfaatnya.

Tentu saja, prinsip dan suasana kerja seperti ini bukan hanya berlaku di Pemprov DKI Jakarta, tetapi juga di semua lingkungan kerja. Baik di pemerintahan, maupun di swasta.

Dalam konteks ini, pemprov DKI Jakarta di bawah Gubernur dan Wakil Gubernur-nya yang baru diharapkan akan menjadi teladan yang sangat berharga bagi semua pemerintahan daerah lainnya. Bahkan, bilamana perlu menjadi teladan bagi pemerintah pusat. Dengan demikian penularan suasana kerja seperti ini bukan hanya bisa membuat Jakarta baru yang lebih baik, tetapi juga Indonesia yang baru dan lebih baik.

Kalau dalam skala nasional Indonesia pernah memiliki dwi-tunggal Presiden dan Wakil Presiden Soekarno-Hatta, maka dalam skala regional, semoga kelak Provinsi DKI Jakarta mempunyai dwi-tunggal-nya sendiri, yakni, pasangan Gubernur dan Wakil Gubernur DKI, Jokowi-Ahok. Yang tetap bersatu sampai di akhir masa pengabdiannya. Membawa angin perubahan yang segar mulai dari DKI Jakarta, sampai ke daerah-daerah lainnya. Amin. ***.

Twitter: @danielht2009

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun