Mohon tunggu...
Daniel H.T.
Daniel H.T. Mohon Tunggu... Wiraswasta - Wiraswasta

Bukan siapa-siapa, yang hanya menyalurkan aspirasinya. Twitter @danielht2009

Selanjutnya

Tutup

Politik Pilihan

Ahok Terbukti Benar: BPK Memang Ngaco

29 Mei 2017   14:57 Diperbarui: 29 Mei 2017   15:22 7555
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Jumat, 26 Mei 2017, KPK melakukan operasi tangkap tangan (OTT) terhadap tujuh pejabat dari Kementerian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi (Kemendesa); dan Badan Pemeriksa Keuangan (BPK), saat mereka melakukan transaksi suap terkait penerimaan opini Wajar Tanpa Pengecualian (WTP).

Ironisnya  baru tiga hari sebelumnya Presiden Jokowi memuji-muji kementerian/lembaga dan bendahara umum negara yang telah menerima opini WTP dari BPK itu, serta menegur keras lainnya yang hanya menerima opini WDP dan disclaimer(tidak memberi pendapat).

Pemberian opini dari BPK tersebut merupakan bagian dari audit BPK yang dilakukan terhadap Laporan Keuangan Pemerintah Pusat (LKPP) tahun 2016. Sebanyak 73 (84 persen) kementerian/lembaga negara memperoleh opini WTP dari BPK, sedangkan delapan kementerian menerima opini WDP dan disclaimeruntuk enam kementerian.

(Harian Kompas)
(Harian Kompas)
Dari hasil OTT tersebut, pada Sabtu, 27 Mei 2017, KPK telah menetapkan dan menahan empat orang tersangka pemberi dan penerima suap, yakni Inspektur Jenderal Kemendesa Sugito, dan pejabat Eselon III Kemendesa Jarot Budi Prabowo;  serta pejabat Eselon I BPK Rachmadi Saptogiri, dan Auditor BPK Ali Sadli.

Berdasarkan informasi yang belum dikonfirmasi BPK, Rochmadi Saptogiri juga disebut adalah auditor BPK yang pernah memimpin audit investigasi terhadap pembelian lahan RS Sumber Waras oleh Pemprov DKI Jakarta (Ahok), yang menghebohkan itu.

Benar tidaknya informasi tersebut, tetap saja dengan terungkapnya kasus suap (korupsi) yang melihat dua auditor (utama) BPK ini telah menyatakan kebenaran dari pernyataan Ahok tempo hari tentang BPK, yaitu bahwa BPK ngaco (dalam menjalankan tugas auditnya itu), dan bahwa ada oknum-oknum yang menguasai menguasai BPK serta berlindung di balik undang-undang (agar mereka tidak terjamah hukum).

Hasil audit investigasi BPK terhadap pembelian lahan RS Sumber Waras ketika itu  menyatakan bahwa Pemprov DKI Jakarta telah melakukan pelanggaran prosedur atas pembelian lahan tersebut yang menimbulkan kerugian negara mencapai Rp 191 miliar (sehingga berpotensi adanya tindak pidana korupsi).

Ahok tidak terima hasil audit investigasi BPK tersebut, ia melawan dengan berani, dengan mengajukan beberapa fakta yang menunjukkan hasil investigasi BPK itu tidak benar, bahwa ada kepentingan tersembunyi dari pejabat-pejabat tinggi BPK tertentu sehingga membuat kesimpulan seperti itu.

Hasil audit investigasi BPK itu sempat membuat Ahok diperiksa KPK sampai lebih dari 12 jam, tetapi Ahok bukannya menjadi gentar, malah sebaliknya, semakin garang terhadap BPK yang dianggap tak benar itu.

Seusai diperiksa KPK secara marathon itu Ahok pun sempat mengekspresikan kegusarannya dengan mengatakan: “Auditor BPK itu ngaco!”

Ahok juga dengan terang-terangan mengatakan, BPK dikuasai oleh oknum-oknum yang berlindung di balik undang-undang.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun