Dengan amandemen UUD 1945, itu juga akan mengembalikan pemilihan presiden dan wakil presiden menjadi tidak langsung. Yaitu, dipilih oleh MPR. Seperti pada UUD 1945 asli.
Kalau Jokowi saja menjadi mabok kekuasaan sehingga lupa daratan, dengan berhasrat menjadi presiden tiga periode, dan memperpanjang masa jabatannya -- yang gagal dicapainya, maka Prabowo berpotensi pula akan lebih dari itu. Ambisinya untuk menjadi presiden sangat luar biasa besarnya. Hingga ia terus mengikuti kontestasi Pilpres tiga kali berturut-turut. Pilpres 2014, 2019, dan yang sekarang; 2024. Sebelumnya juga ia berambisi menjadi wakil presiden bersama capres Megawati di Pilpres 2009. Selama itu seluruh kemampuan dan cara telah ia kerahkan dengan biaya yang tentu sangat besar. Tentu "wajar" jika setelah mendapat kekuasaan itu, ia tak akan mau lagi melepaskannya begitu saja dalam waktu hanya 5 tahun.
Jika saat ini Jokowi telah memulai mematikan demokrasi melalui praktik politik tanpa etika, kolusi, dan nepotisme, hingga menjadi demokrasi semu di Pilpres 2024, yang sepertinya akan berhasil "mempersembahkan" estafet kekuasaannya kepada Prabowo dan putra sulungnya, Gibran Rakabuming Raka, maka di tangan Prabowo demokrasi berpotensi benar-benar dimatikan.
Setelah menjadi presiden, Prabowo juga akan mengurangi secara berangsur-angsur pengaruh Jokowi di pemerintahannya. Yang pasti, posisi-posisi sangat strategis, seperti Panglima TNI, Kapolri, Kepala BIN, dan Jaksa Agung, akan diganti dengan orang-orang Prabowo sendiri. Alih-alih Prabowo akan mempertahankan orang-orangnya Jokowi.
Pada pilpres 2029, Prabowo tidak akan memberi jalan kepada Gibran untuk maju sebagai capres. Pada saat itu kemungkinan pengaruh Jokowi sudah memudar. Jika masih memungkinkan, Prabowo akan maju lagi, atau memajukan kader Gerindra sendiri. Adalah suatu kenaifan jika ada yang masih yakin Prabowo akan membalas jasa Jokowi dengan memberi kesempatan seluas-luasnya kepada Gibran untuk maju sebagai capres di Pilpres 2029.
Bukan tipikal Prabowo yang akan mau selalu di bawah apalagi dikendalikan oleh orang lain, termasuk Jokowi yang menurut Panda Nababan, pernah diejek Prabowo, bertampang seperti tukang andong. Yang pernah mengalahkannya dua kali berturut-turut di Pilpres 2014 dan 2019.
Seperti juga dengan Marcos Jr dan keluarganya yang sedang berupaya meminimalisir peran Sara Duterte sebagai wakil presiden, demikian juga diprediksi Prabowo kelak akan melakukan hal yang sama  terhadap Gibran. Gibran tidak akan diberi kesempatan untuk berkembang kinerja dan popularitasnya, untuk kemudian menjadi rival yang mengancam ambisinya untuk berkuasa lagi di Pilpres 2024.  (dht)
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H