Mohon tunggu...
Daniel H.T.
Daniel H.T. Mohon Tunggu... Wiraswasta - Wiraswasta

Bukan siapa-siapa, yang hanya menyalurkan aspirasinya. Twitter @danielht2009

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Kisah Jumat Agung dan Paskah

26 Maret 2016   21:10 Diperbarui: 27 Maret 2016   17:06 1085
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

 [caption caption="Sumber Gambar: Kompas.com)"][/caption]Sesuai dengan tradisi yang sudah dilakukan oleh para Paus sebelumnya, sejak hampir 2.000 tahun lalu, kemarin, Paus Frasiskus juga menjalani ritual memperingati Kamis Putih, dengan mencuci dan mencium kaki kaum papa. Untuk tahun ini, yang dipilih Vatikan adalah dua belas orang pengungsi, yang terdiri dari empat wanita: satu beragama Katolik, dan tiga beragama Kristen Koptik Eritrea. Dan delapan pria pengungsi, yang terdiri dari empat Katolik dari Nigeria, tiga Muslim dari Mali, Siria, dan Pakistan, serta satu orang beragama Hindu dari India. Paus menyatakan kita semua adalah sama sebagai anak-anak Tuhan.

Seusai melakukan ritual tersebut, Paus Fransiskus menyampaikan pesannya perdamaiannya: "Kita semua, bersama-sama, Muslim, Hindu, Katolik, Koptik, Evangelis, adalah bersaudara. Anak-anak Tuhan. kami ingin hidup dalam damai."

Paus ingin semua umat manusia bersatu dalam persaudaraan sebagai anak-anak Tuhan. Meskipun baru saja terjadi bom bunuh diri di Brussel, Belgia, Paus tak ingin adanya sentimen antiMuslim yang saat ini kian marak di Eropa.

Menurut Paus Fransiskus, gerakan melayani ini kontras dengan gerakan serangan bom di Brussel yang ingin menghancurkan persaudaraan antarmanusia.

"Kita semua memiliki perbedaan kultur dan agama, tapi kita semua bersaudara dan ingin hidup dalam kedamaian," kata Paus Fransiskus dalam homili-nya.

Menurut dia, perang hanyalah untuk orang-orang haus darah yang berdiri dibalik industri senjata.

Kamis Putih

Tradisi Kamis Putih, yang diperingati secara khusus oleh Paus Fransiskus, dan diikuti oleh gereja-gereja Katolik di seluruh dunia itu didasarkan apa yang pernah dilakukan Yesus Kristus kepada dua belas muridNya, saat memulai perjamuan Paskah terakhirNya, sebelum Ia ditangkap dan dihukum mati di atas kayu salib.

Pesan yang paling hakiki dari Yesus tentang ritual tersebut adalah bahwa seorang pimpinan itu selalu harus merendahkan dirinya dan selalu melayani semua orang, bukan dilayani.

Hal ini juga mengingat kita kepada pesan Yesus yang lain: “Barangsiapa meninggikan dirinya ia akan direndahkan, dan barangsiapa merendahkan dirinya, ia akan ditinggikan di mata Tuhan.

Seusai mencuci dan mencium kaki kedua belas muridNya itu, Yesus berkata kepada mereka: “Mengertikah kamu apa yang telah Kuperbuat kepadamu? Kamu menyebut Aku Guru dan Tuhan,  dan katamu itu tepat, sebab memang Akulah Guru dan Tuhan. Jadi jikalau Aku membasuh kakimu, Aku yang adalah Tuhan dan Gurumu, maka kamupun wajib saling membasuh kakimu, sebab Aku telah memberikan suatu teladan kepada kamu, supaya kamu juga berbuat sama seperti yang telah Kuperbuat kepadamu. Aku berkata kepadamu: Sesungguhnya seorang hamba tidaklah lebih tinggi dari pada tuannya, ataupun seorang utusan dari pada dia yang mengutusnya. Jikalau kamu tahu semua ini, maka berbahagialah kamu, jika kamu melakukannya. ...”

Paskah Yahudi dan Paskah Kristen

Kamis Putih mendahului Jumat Agung, dan Paskah. Kamis Putih, Jumat Agung, dan Paskah merupakan satu kesatuan rangkaian hari dan peringatan terpenting dan paling sakral bagi umat Kristen, karena itulah merupakan rangkaian penggenapan nubuat terhadap kedatangan Yesus ke dunia, sebagai pelayan dan penebus dosa umat manusia.

Kamis Putih dan perjamuan Paskah terakhir Yesus dan murid-muridNya merupakan persiapan terakhir Yesus, sebelum ditangkap dan dihukum mati di atas kayu salib.

Kematian Yesus tersebut yang diperingati pada Jumat kemarin sebagai perayaan Jumat Agung. Disebut Jumat Agung, karena pada saat itulah Yesus menebus dosa umat manusia dengan rela mati di atas kayu salib, menanggung dosa-dosa umat manusia, meskipun Dia sendiri suci, tanpa dosa.

Yesus juga beberapakali menubuatkan tentang kematianNya, sebelum waktunya tiba. Seperti, saat menjelang hari Paskah orang Yahudi, Yesus berkata kepada murid-muridNya, ”Kamu tahu, bahwa dua hari lagi akan dirayakan Paskah, maka Anak Manusia akan diserahkan untuk disalibkan."

Hari Paskah agama Yahudi berbeda makna kesakralannya dengan hari Paskah yang dirayakan umat Kristen.

Pada Paskah Yahudi, yang dirayakan adalah hari umat Israel dibebaskan Allah melalui perantara Musa, dari perbudakan di Mesir. Kisah pembebasan umat Isarel dari Mesir atas perintah Allah kepada Musa ini merupakan salah satu kisah yang paling terkenal, di antaranya saat Musa membelah Laut Merah dengan tongkatnya, sehingga orang-orang Isarel bisa menyeberanginya, menyelamatkan diri dari kejaran pasukan militer Firaun.

Paskah Yahudi juga biasanya disebut “Hari Roti Tak Beragi.” Disebut demikian karena pada hari umat Israel pergi meninggalkan Mesir, mereka lakukan secara terburu-buru, sehingga mereka membuat roti sebagai bekal tanpa menggunakan ragi, karena tidak punya waktu lagi untuk menunggu naiknya ragi pada adonan roti.

Musa terpaksa secara terburu-buru membawa umat Israel keluar dari Tanah Mesir, atas perintah Firaun, yang sangat murka setelah tulah Allah yang kesepuluh jatuh kepada orang Mesir, yaitu matinya semua anak sulung orang Mesir, termasuk putra kesayangan Firaun.

Orang Israel kemudian merayakan hari pembebasan mereka dari perbudakan Mesir itu dengan memakan roti tak beragi selama tujuh hari, yang dirayakan sampai sekarang. Itulah Paskah orang Yahudi.

Pada perayaan Paskah Yahudi itu, mereka juga menjalankan ritual keagamaan yang sudah ada sejak zaman Nabi Abraham, yaitu persembahan domba di atas altar kepada Allah sebagai penebusan dosa.

Sedangkan Paskah Kristen dirayakan sebagai lambang pembebasan manusia dari dosa dengan Yesus sebagai simbol pengganti domba persembahan itu. Yesus sebagai pengganti domba persembahan penebus dosa manusia yang terakhir. Maka itulah umat Kristen tidak mengadakan ritual persembahan (domba) kepada Allah sebagaimana yang masih dilakukan oleh agama Yahudi.

Perjamuan Terakhir

Sebagai orang Yahudi, Yesus bersama dua belas orang muridNya juga merayakan Paskah sebagai tradisi Yahudi.

Sebelum Dia ditangkap, Yesus mengadakan perjamuan Paskah terakhir dengan makan bersama para muridNya itu.

Sebelum memulai perjamuan terakhir itu, Yesus membasuh dan mencium kaki dua belas muridNya itu, sebagaimana sudah ditulis di atas.

Pada saat perjamuan Paskah terakhir itu berjalan, Yesus berkata kepada para muridNya bahwa di antara mereka akan ada yang (berkhianat) menyerahkan diriNya (kepada mereka yang hendak menangkap dan menghukum mati Dia).

"Aku berkata kepadamu, sesungguhnya seorang di antara kamu akan menyerahkan Aku,” kata Yesus.

Para muridNya terkejut, saling pandang, dan berkata satu per satu kepada Yesus, “Bukan aku, ya, Tuhan.”

Yesus menjawab,"Dia yang bersama-sama dengan Aku mencelupkan tangannya ke dalam pinggan ini, dialah yang akan menyerahkan Aku.

Orang itu adalah Yudas Iskariot.

Setelah kedoknya dibuka Yesus, Yudas lalu pergi meninggalkan perjamuan Paskah itu. Dia menemui imam-imam besar agama Yahudi yang telah menyogoknya 30 keping perak untuk menyerahkan yesus kepada mereka.

Setelah kepergian Yudas Iskariot, Yesus melanjutkan ritual perjamuan terakhir Paskah itu. Dia mengambil roti, mengucap berkat, memecah-mecahkannya lalu memberikannya kepada murid-murid-Nya dan berkata, "Ambillah, makanlah, inilah tubuhKu."

Sesudah itu Ia mengambil cawan, mengucap syukur lalu memberikannya kepada mereka dan berkata, "Minumlah, kamu semua, dari cawan ini. Sebab inilah darah-Ku, darah perjanjian, yang ditumpahkan bagi banyak orang untuk pengampunan dosa. Akan tetapi Aku berkata kepadamu: mulai dari sekarang Aku tidak akan minum lagi hasil pokok anggur ini sampai pada hari Aku meminumnya, yaitu yang baru, bersama-sama dengan kamu dalam Kerajaan BapaKu.”

Ritual perjamuan Paskah ini merupakan simbol penerimaan seutuhnya umat Kristen terhadap penebusan dosa Yesus Kristus, dengan melakukan semua pesan dan perintah yang pernah diucapkanNya, dengan berintikan kasih terhadap sesama manusia, tanpa melihat dari golongan mana dia berada.

Ritual makan roti tak beragi dan diikuti dengan minum anggur tersebut sampai sekarang menjadi ritual wajib di setiap kebaktian agama Katolik, baik di gereja, maupun di luar gereja. Sedangkan di Kristen Protestan hanya dilakukan pada saat perayaan hari-hari besar tertentu.

Perjamuan Paskah terakhir Yesus dengan dua belas muridNya itu juga sangat terkenal dengan lukisan dari abad pertengahan, yang dilukis oleh pelukis terbesar dunia sepanjang masa asal  Italia, Leonardo da Vinci, dengan lukisan yang dinamakan: “Il Cenacolo”, atau dalam bahasa Inggris disebut: “The Last Supper”, atau lukisan “Perjamuan Terakhir,” dalam bahasa Indonesia.

Lukisan ini dilukis Leonardo Da Vinci di tembok Gereja Santa Maria delle Grazie, Milan, Italia, dari tahun 1494-1499. Lukisan itu masih ada sampai sekarang, dan merupakan salah satu obyek wisata paling terkenal di Italia.

[caption caption="Lukisan ini dilukis Leonardo Da Vinci di tembok Gereja Santa Maria delle Grazie, Milan, Italia, dari tahun 1494-1499. Lukisan itu masih ada sampai sekarang, dan merupakan salah satu obyek wisata paling terkenal di Italia. Sumber gambar: tripadvisor.ie)"]

[/caption]

Keempat, Injil tidak menulis detail dari ritual Perjamuan Paskah terakhir itu. Sedangkan Da Vinci mengilustrasikan perjamuan terakhir Paskah itu dengan menggambarkan Yesus sedang duduk di atas bangku bersama dua belas muridNya dengan sebuah meja makan panjang di hadapan mereka. 

Sedangkan menurut penelitian arkeolog yang  meneliti naskah serta karya seni yang mendeskripsikan masa awal Kristiani, yaitu arkeolog Generoso Urciuoli dari Petrie Center di Italia dan pakar sejarah Mesir Marta Berogno dari Museum Turin, mengatakan sesuai dengan tradisi di masa kehidupan orang Yahudi pada masa itu, perjamuan Paskah seperti yang dilakukan Yesus bersama para muridNya itu, dilakukan di sebuah meja berkaki pendek, sedangkan orang-orangnya duduk lesehan di lantai.

Yesus Ditangkap di Taman Getsemani

Seusai perjamuan Paskah, Yesus dan 11 murid-Nya ke Bukit Zaitun. Di sini, Yesus berkata kepada murid-muridNya: "Malam ini kamu semua akan tergoncang imanmu karena Aku. Sebab ada tertulis: Aku akan membunuh gembala dan kawanan domba itu akan tercerai-berai. Akan tetapi sesudah Aku bangkit, Aku akan mendahului kamu ke Galilea.

Petrus yang merupakan murid Yesus yang paling dekat denganNya berkata kepada Yesus, "Biarpun mereka semua tergoncang imannya karena Engkau, aku sekali-kali tidak."

Yesus berkata kepada Petrus: "Aku berkata kepadamu, sesungguhnya malam ini, sebelum ayam berkokok, engkau telah menyangkal Aku tiga kali!

Kata Petrus kepada-Nya: "Sekalipun aku harus mati bersama-sama Engkau, aku takkan menyangkal Engkau."

Faktanya kemudian membuktikan nubuat Yesus tentang penyangkalan Petrus terhadap diriNya itu benar-benar terjadi.

Kemudian Yesus bersama murid-muridNya ke sebuah taman yang bernama Taman Getsemani, yang berada di kaki Bukit Zaitun. Yesus tahu, kini, saat terpenuhinya nubuat tentang kematianNya hanya dalam hitungan jam. Yesus sebagai manusia dilanda kekhawatiran dan ketakutan.

Dia menjauhkan diri dari murid-muridNya, lalu berlutut, merebahkan diri ke tanah dan berdoa, supaya, bilamana mungkin cawan penderitaan itu tidak terjadi, namun demikian jika Allah menghendaki, kehendak Allah itulah yang terjadi.

Katanya: "Ya Abba, Ya BapaKu, tidak ada yang mustahil bagiMu, jikalau sekiranya mungkin, biarlah cawan ini lalu daripadaKu, tetapi janganlah seperti yang Kukehendaki, melainkan seperti yang Engkau kehendaki."

Ada tiga kali Yesus berdoa seperti itu, setelah bolak-balik sebanyak tiga kali menemukan murid-muridNya, menegur mereka, karena mereka tertidur, padahal Yesus meminta mereka untuk terus berjaga-jaga.

"Ya BapaKu jikalau cawan ini tidak mungkin lalu, kecuali apabila Aku meminumnya, jadilah kehendakMu!"

Kemudian, dia datang ke para muridNya, dan berkata, "Tidurlah sekarang dan istirahatlah. Lihat, saatnya sudah tiba, bahwa Anak Manusia diserahkan ke tangan orang-orang berdosa." disambung pula, "Cukuplah. Saatnya sudah tiba, lihat, Anak Manusia diserahkan ke tangan orang-orang berdosa. Bangunlah, marilah kita pergi. Dia yang menyerahkan Aku sudah dekat."

Kemudian tampaklah serombongan orang yang terdiri dari para imam besar, orang-orang Farisi, ahli-ahli Taurat, para tetua Yahudi, dan prajurit penjaga Bait Allah lengkap dengan senjata pedang, tombak dan pentungan di tangannya, datang memasuki Taman Getsemani, Yudas berada di depan mereka sebagai pembawa jalan.

Yudas mendekati Yesus untuk menciumNya. Yudas yang menyerahkan Dia telah memberitahukan tanda ini kepada mereka: "Orang yang akan kucium, itulah Dia, tangkaplah Dia." Dan segera ia maju mendapatkan Yesus dan berkata: "Salam Rabi," lalu mencium Dia. Maka kata Yesus kepadanya: "Hai Yudas, engkau menyerahkan Anak Manusia dengan ciuman?"

[caption caption="Taman Getsemani di Bukit Zaitun, sekarang (Sumber Gambar: griv.it)"]

[/caption]

Petrus Menyangkal Yesus

Setelah Yesus ditangkap, para muridNya ketakutan, semuanya melarikan diri. Hanya Petrus yang secara sembunyi-sembunyi mengikuti Yesus dan rombongan yang menangkapNya itu dari jauh.

Saat beristirahat, ada seorang hamba perempuan yang mengenal Petrus, berkata kepadanya, "Engkau juga selalu bersama-sama dengan Yesus, orang Galilea itu." Tetapi, dengan ketakutan Petrus menyangkalnya, "Aku tidak tahu, apa yang engkau maksud."

Ketika ia pergi ke pintu gerbang, seorang hamba lain melihat dia dan berkata kepada orang-orang yang ada di situ: "Orang ini bersama-sama dengan Yesus, orang Nazaret itu."

Petrus semakin ketakutan, ia  menyangkal dengan sumpah, "Aku tidak kenal orang itu."

Tidak lama kemudian orang-orang yang ada di situ datang kepada Petrus dan berkata, "Pasti engkau juga salah seorang dari mereka, itu nyata dari bahasamu." Maka mulailah Petrus mengutuk dan bersumpah, "Aku tidak kenal orang itu." Dan, pada saat itu pula berkokoklah ayam.

Maka teringatlah Petrus akan apa yang dikatakan Yesus kepadanya: "Sebelum ayam berkokok, engkau telah menyangkal Aku tiga kali." Lalu ia pergi ke luar dan menangis dengan sedihnya.

Menurut sejarah Katolik, Petrus dihukum mati dengan cara disalib terbalik, kepalanya di bawah, pada sekitar tahun 64-67, di Roma, di masa kekuasaan Kaisar Nero. Hukuman mati itu dijatuhikan kepadanya karena menyebarkan ajaran Kristen di Roma. Cara hukuman mati dengan cara disalib terbalik itu merupakan permintaan Petrus sendiri, karena menganggap dirinya tidak layak disalib sama dengan Yesus Kristus.

Saat ini tulang-tulang Simon Petrus, atau  Santo Petrus, menurut sebutan Katolik, dikuburkan persis di bawah altar Basilikia Santo Petrus, di Vatikan, Roma, Italia.

Petrus adalah Paus Katolik yang  pertama. Paus yang sekarang, yaitu Paus Fransiskus adalah Paus yang ke-266.

[caption caption="Basilika Santo Petrus, Vatikan (sumber gambar: newtimes.az)"]

[/caption] Yesus Dijatuhi Hukuman Mati

Di mahkamah agama Yahudi, para imam besar agama, orang-orang Farisi dan tua-tua Yahudi menyatakan Yesus bersalah karena menghujat Allah dengan mengakui diriNya sebagai Anak Allah.

Mereka juga mempersoalkan ucapan Yesus yang pernah mengatakan (bernubuat) bahwa Bait Allah (Kenisah) akan diruntuhkan. “Kamu melihat semuanya itu? Aku berkata kepadamu, sesungguhnya tidak satu batupun di sini akan dibiarkan terletak di atas batu yang lain; semuanya akan diruntuhkan.”

Pernyataan Yesus itu juga dianggap sebagai suatu bentuk penghujatan terhadap Allah, sehingga Ia layak dihukum mati.

Fakta sejarah membuktikan kebenaran nubuat Yesus itu, sekitar 36 tahun kemudian, ketika pada tahun 70 Masehi, untuk memberantas pemberontakan orang Yahudi terhadap Kerajaan Romawi, Kaisar Titus Flavius Vespasianusmemasuki membawa pasukannya masuk kota Yerusalem, mengepung Bait Suci itu, lalu membakar dan menghancurkankannya sampai rata dengan tanah. Karena banyaknya emas dan perak yang menempel di batu-batu bekas Bait Allah itu, para prajurit Romawi ramai-ramai mengambilnya untuk dibawa pulang. Menggenapi nubuat Yesus bahwa tidak ada satu batupun akan dibiarkan terletak diatas batu yang lain.

Sejak dihancurkan Kaisar Titus, orang Yahudi terus berdoa sampai sekarang, agar suatu ketika Bait Allah itu dapat dibangun kembali.

Lokasi Bait Allah itu sampai sekarang masih menjadi perdebatan para ahli, di antaranya ada yang mengatakan bahwa lokasi tersebut ada di lokasi Masjid Al Aqsa sekarang berada.

Setelah Yesus dinyatakan bersalah karena telah menghujat Allah dan harus dihukum mati, mereka lalu membawa Dia ke Pontius Pilatus (gubernur Yudea, di kota Yerusalem), karena Pontius Pilatus-lah sebagai wakil dari pemerintah Romawi di Roma yang berwenang menentukan pelaksanaan hukuman mati bagi seseorang.

Pontius Pilatus berkata kepada para imam besar dan orang-orang Yahudi yang membenci Yesus bahwa ia tidak menemukan kesalahan pada diri Yesus, perkataan itu disampaikan sampai tiga kali, tetapi orang-orang itu bersikukuh Yesus harus dihukum mati, karena telah menghujat Allah dengan mengaku sebagai Anak Allah.

Sesuai dengan tradisi Yahudi, pada hari itu, Pontius PIlatus memberi dua pilihan kepada orang-orang Yahudi itu, siapakah yang mereka kehendaki untuk dibebaskan, seorang penjahat bernama Barabas, atau Yesus yang disebut Kristus.

Para imam besar dan orang-orang Yahudi berteriak-teriak, “Bebaskan Barabas, Salibkan Yesus!” berkali-kali.

Pontius Pilatus tak bisa berbuat banyak, dia mengambil air mencuci tangannya, dan berkata kepada orang-orang Yahudi itu, "Aku tidak bersalah terhadap darah orang ini; itu urusan kalian sendiri!"

Orang-orang Yahudi itu berteriak menjawab: "Biarlah darahNya ditanggungkan atas kami dan atas anak-anak kami!"

Setelah itu Pontius Pilatus memerintahkan tentara Romawi untuk melaksanakan hukuman mati kepada Yesus dengan cara disalibkan, suatu cara hukuman mati pada zaman itu.

Pontius Pilatus menyuruh menulis di sebuah papan yang dipasang di atas kayu salib itu dengan tulisan dalam bahasa Ibrani, bahasa Latin, dan bahasa Yunani: INRI:  IESVS·NAZARENVS·REX·IVDÆORVM (Iesus Nazarenus, Rex Iudaeorum, yang berarti "Yesus orang Nazaret, Raja orang Yahudi."

Imam-Imam Yahudi berkata kepada Pontius Pilatus: "Jangan engkau menulis: ‘Raja orang Yahudi,’ tetapi bahwa Ia mengatakan: Aku adalah Raja orang Yahudi.' " Jawab Pilatus tegas, "Apa yang kutulis, tetap tertulis"

Kemudian tentara Romawi membawa Yesus ke gedung pengadilan di Yerusalem. Jubahnya diganti dengan jubah berwarna ungu, mereka membuat sebuah mahkota dari ranting tumbuhan berduri, dan mengenakannya ke kepala Yesus, dan menyerahkan sebuah buluh kepadaNya. Kemudian mereka mulai menganiayanya, sambil memperolok-oloknya. Pura-pura berlutut menyembahNya sembari berkata, "Salam, hai Raja orang Yahudi!" Mereka meludahi-Nya dan mengambil buluh itu dan memukulkannya ke kepalaNya, sambil berkata “Apakah Engkau tahu siapa yang memukulMu?”

Setelah menjalani semua siksaan dan hinaan itu, lalu Yesus disuruh berjalan kaki sambil memikul salibNya menuju sebuah bukit yang bernama bukit Kalvari, atau disebut juga Bukit Golgota, yang arti “Tengkorak”, karena bentuknya seperti tengkorak. Jarak yang harus ditempuh oleh Yesus itu jauhnya sekitar 600 meter, melewati jalanan berbatu yang terus mendaki sampai ke atas bukit.

Di tengah perjalanan itu, karena Yesus sudah tidak kuat berjalan sambil memikul salibNya itu, tentara Romawi yang mengawal perjalanan itu  memerintahkan seorang laki-laki bernama Simon, yang berasal dari sebuah daerah bernama Kirene, menggantikan Yesus, memikul salib itu sampai di Bukit Golkota.

Sampai sekarang umat Kristen saat melakukan perjalan wisata religi di Yerusalem, biasanya juga melakukan napak tilas perjalan penderitan Yesus itu, yang juga biasa disebut “Jalan Salib”, atau  “Via Dolorosa” (perjalanan penuh penderitaan).

[caption caption="Sebuah napak tilas perjalanan salib Yesus, via dolorosa (calvarybound.wordpress.com)"]

[/caption]

[caption caption="Sebuah petunjuk di sisi tembok arah napak tilas jalan salib Yesus, sekarang (biblewalks.com)"]

[/caption]

Di atas Bukit Golkota Yesus disalib bersama dengan dua orang penyamun di kiri dan kananNya. Penyamun yang disebelah kiri menghujat Yesus, karena tidak bisa membebas mereka, padahal katanya dia Anak Allah. Tetapi penyamun yang di sebelah kanan Yesus, meminta ampun kepada Yesus atas dosa-dosanya, dan meminta Yesus menyediakan tempatnya di sorga.

Orang-orang yang lewat di sana dan imam-imam besar Yahudi pun menghujat Yesus, sambil menggelengkan kepala, mereka berkata: "Hai Engkau yang mau merubuhkan Bait Suci dan mau membangunnya kembali dalam tiga hari,  selamatkanlah diriMu  jikalau Engkau Anak Allah,  turunlah dari salib itu!"

"Orang lain Ia selamatkan, tetapi diriNya sendiri tidak dapat Ia selamatkan!”

“Ia Raja Israel?  Baiklah Ia turun dari salib itu dan kami akan percaya kepadaNya.”

“Ia menaruh harapanNya pada Allah: baiklah Allah menyelamatkan Dia,  jikalau Allah berkenan kepadaNya! Karena Ia telah berkata: Aku adalah Anak Allah."

Tujuh Perkataan Yesus di Atas Kayu Salib

Ada tujuh perkataan Yesus di atas kayu salib yang paling terkenal, yaitu:

Pertama, “Ya Bapa, ampunilah mereka, karena mereka tidak tahu apa yang mereka lakukan.” Doa permohonan ampun itu untuk orang-orang Yahudi, imam-imam besar agama Yahudi, orang Farisi, dan tentara Romawi yang menyiksa, menghina, dan menyalibkanNya.

Kedua, “Sesungguhnya, hari ini juga kamu akan bersama Aku di dalam Firdaus.” Perkataan ini ditujukan buat seorang penyamun yang disalibkan di sebelah kananNya, yang meminta Yesus mengampuninya dan menyediakan tempat di sorga untuknya.

Ketiga, “Ibu, inilah anakmu!” lalu “Inilah ibumu!” Ditujukan kepada Maria, ibuNya, lalu kepada murid yang dikasihNya. Di saat Ia mengalami penderitan yang luar biasa itu, Yesus menghibur ibu dan muridNya yang sangat bersedih hati melihat Yesus seperti itu. Ia mengingatkan kepada muridNya agar menjaga dan merawat ibuNya.

Keempat, "Eli, Eli, lama sabakhtani?' yang artinya: “Allah-Ku, Allah-Ku, mengapa Engkau meninggalkan Aku?” Merupakan ucapan Yesus  saat Ia mengalami puncak dari penderitaanNya, dan berada di dalamkondisi supra natural.

Kelima, “Aku haus!” Ini adalah satu-satunya ucapan Yesus yang menggambarkan penderitaan fisiknya. Namun, ketika para prajurit Romawi memberinya minum minuman berupa minuman anggur bercampur empedu yang berfungsi untuk mengurangi rasa sakit, Yesus menolaknya. Ia tak ingin kemurnian penderitaanNya itu dikurangi dengan minuman pereda rasa sakit itu.

Keenam, “Ya Bapa, ke dalam tangan-Mu Kuserahkan nyawa-Ku.”, lalu:

Ketujuh, “Sudah selesai.” Setelah mengucapkan ini, Yesus pun meninggal dunia. Perkataan Yesus yang terakhir ini mempunyai makna bahwa ia telah selesai menjalani penebusan dosa umat manusia dengan sempurna.

Seorang kaya dari Arimatea bernama Yusuf yang telah menjadi murid Yesus meminta izin kepada Pontius Pilatus untuk mengubur jenazah Yesus, Pilatus imengizinkannya.

Yusuf mengambil jenazah Yesus dan mengafaninya dengan kain lelan yang putih bersih, lalu membaringkannya di dalam kuburannya yang baru yang digali di dalam bukit batu, sesudah itu menggulingkan sebuah batu besar di depan pintu kuburan itu.

[caption caption="Kain lenan yang digunakan untuk mengapani Yesus, oleh sebagian orang diduga sama dengan kain kafan kuno yang sekarang disimpan di kota Torino, Italia, yang disebut Kain Kafan dari Torino. Kain itu memiliki gambaran seorang pria yang tampak telah disiksa secara fisik yang konsisten dengan siksaan penyaliban (Sumber gambar: Kompas.com) "]

[/caption]

[caption caption="Sebuah makam Yahudi kuno ditemukan para arkeolog di sebuah daerah yang bernama Talpiot, di sebelah selatan Yerusalem kuno. Usia makam kuno ini diperkirakan sama dengan zaman Yesus disalibkan (Sumber Gambar: haaretz.co.il)"]
[/caption] Kebangkitan Yesus

Pada hari ketiga setelah kematian Yesus,  Maria dari Magdala, dan Yohana, dan Maria ibu Yakobus, dan beberapa perempuan lainnya membawa rempah-rempah pergi ke kuburan Yesus. Tetapi, mereka melihat batu penutup kuburan itu telah digulingkan, dan jenazah Yesus sudah tidak ada di situ.

Saat mereka sedang berdiri di antara ketakutan dan kebingungan, tiba-tiba tampaklah dua orang malaikat. Salah satu dari mereka berkata kepada perempuan-perempuan itu, "Mengapa kamu mencari Dia yang hidup, di antara orang mati? Ia tidak ada di sini, Ia telah bangkit. Ingatlah apa yang dikatakanNya kepada kamu, ketika Ia masih di Galilea, yaitu bahwa Anak Manusia harus diserahkan ke tangan orang-orang berdosa dan disalibkan, dan akan bangkit pada hari yang ketiga." Maka teringatlah mereka akan perkataan Yesus itu. Dan setelah mereka kembali dari kubur, mereka menceriterakan semuanya itu kepada kesebelas murid dan kepada semua saudara yang lain. Tetapi, tidak ada yang mempercayai mereka. Sedangkan Petrus, sendirian berlari ke kuburan Yesus, hendak melihat sendiri apa yang sebenarnya terjadi.

Mendengar kabar jenazah Yesus sudah tidak ada,  murid-murid Yesus (Rasul-rasul), kecuali Thomas yang kebetulan sedang tak berada di situ,  beserta murid-muridNya yang lain menjadi ketakutan. Mereka berkumpul di sebuah ruangan, dan mengunci pintu-pintu dan jendela-jendelanya. Mereka takut tentara Romawi akan datang kepada mereka dan menuduh mereka telah mencuri jenazah Yesus.

Saat mereka sedang bercakap-cakap, Yesus tiba-tiba berdiri di tengah-tengah ruangan itu,  berkata kepada mereka, "Damai sejahtera bagi kamu!" Mereka terkejut dan takut dan menyangka bahwa mereka melihat hantu.

Kata Yesus kepada mereka, "Mengapa kamu terkejut dan apa sebabnya timbul keragu-raguan di dalam hati kamu? Lihatlah tanganKu dan kakiKu: Aku sendirilah ini; rabalah Aku dan lihatlah, karena hantu tidak ada daging dan tulangnya, seperti yang kamu lihat ada padaKu." Sambil berkata demikian, Ia memperlihatkan tangan dan kakiNya kepada mereka.

Dan ketika mereka belum percaya karena girangnya dan masih heran, berkatalah Ia kepada mereka, "Adakah padamu makanan di sini?"  Lalu mereka memberikan kepadaNya sepotong ikan goreng.  Ia mengambilnya dan memakannya di depan mata mereka. Ia berkata kepada mereka, "Inilah perkataan-Ku, yang telah Kukatakan kepadamu ketika Aku masih bersama-sama dengan kamu, yakni bahwa harus digenapi  semua yang ada tertulis tentang Aku dalam kitab Taurat Musa,  dan kitab nabi-nabi,  dan kitab Mazmur." Lalu Ia membuka pikiran mereka, sehingga mereka mengerti Kitab Suci.

Kata-Nya kepada mereka: "Ada tertulis demikian: Mesias harus menderita l dan bangkit dari antara orang mati pada hari yang ketiga, dan lagi: dalam nama-Nya  berita tentang pertobatan dan pengampunan dosa  harus disampaikan  kepada segala bangsa, mulai dari Yerusalem. Kamu adalah saksi  dari semuanya ini. Dan Aku akan mengirim kepadamu apa yang dijanjikan BapaKu. Tetapi kamu harus tinggal di dalam kota ini sampai kamu diperlengkapi dengan kekuasaan dari tempat tinggi."

 

[caption caption=" Sebuah papirus yang berupa halaman yang memuat akhir Injil Lukas pasal 24:51-53, yang mengisahkan kebangkitan Yesus, ditulis sekitar tahun 175-225 M. (sumber: Wikipedia.org)"]

[/caption] Ketika peristiwa luar biasa itu diceritakan kepada Thomas oleh para muridNya yang lain, Thomas tidak mau percaya. Kata dia, "Sebelum aku melihat bekas paku pada tangan-Nya dan sebelum aku mencucukkan jariku ke dalam bekas paku itu dan mencucukkan tanganku ke dalam lambungNya, sekali-kali aku tidak akan percaya."

Sampai suatu ketika, Yesus menampak diriNya lagi di antara para muridNya, dan Thomas berada di situ. Yesus mendekatinya, dan berkata kepadanya, "Letakkan jarimu di sini, lihatlah tanganKu." Yesus kemudian membuka bagian luar pakaianNya dan berkata, "Sentuhkanlah tanganmu dan masukkan ke lambung-Ku. Berhentilah untuk meragukannya dan percayalah."

Saat itu juga, Thomas menangis hingga tersedu-sedu. Yesus mendekat dan meletakkan tanganNya ke bahu Thomas. Kemudian Thomas bersujud di kedua lututnya dan berkata dengan hormat, "Tuhanku dan Allahku!"

Yesus berkata, "Karena engkau telah melihat Aku, maka engkau percaya. Berbahagialah mereka yang tidak melihat, namun percaya."

Yesus masih bersama murid-muridNya selama empat puluh hari sebelum akhirnya Dia naik ke sorga.

Hari kebangkitan Yesus inilah yang dirayakan sebagai Hari Raya Paskah. *****

Selamat Paskah!

 Artikel terkait:

Salah Kaprah antara "Jumat Agung" dengan "Paskah"

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
  10. 10
  11. 11
  12. 12
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun