[caption caption="(Kompas.com)"][/caption]Segala macam cara dengan seluruh kekuatan dan kemampuan sudah dikerahkan untuk menemukan kesalahan Ahok, tetapi DPRD DKI belum juga berhasil menemukan kesalahan Ahok. Pasukan DPRD DKI yang dipimpin oleh Lulung bersama dengan M Taufik dan Prabowo Soenirman itu pun nyaris frustrasi.
Harapan terakhir, kasus pembelian lahan Rumah Sakit Sumber Waras oleh Pemprov DKI Jakarta yang semula dikiranya akan sukses membuat KPK menyatakan Ahok sebagai tersangka pun, ternyata buyar, setelah KPK sendiri menyatakan belum menemukan unsur tindak pidana korupsi pada kasus tersebut. Â Lulung pun meradang, menuding ada konspirasi antara KPK dengan Ahok.
Bingung kepada siapa harapan bisa digantung lagi, Lulung cs pun sempat melirik ICW, rencananya mereka akan meminta bantuan ICW untuk mengungkapkan keterlibatan Ahok dalam kasus korupsi pembelian UPS, lengkap dengan bukti-buktinya. Tetapi, niat itu pun urung, DPP PPP yang diharapkan membantu, tidak tertarik, maka Lulung pun menuding ICW tidak independen lagi, karena sudah mendapat pekerjaan dari Ahok.
Pekerjaan yang dimaksud Lulung adalah kerjasama antara Pemprov DKI Jakarta dengan ICW dalam rangka melakukan pengawasan anggaran. Dalam kerjasama itu, ICW juga membantu Ahok membuka data kontraktor abal-abal yang mengerjakan sejumlah proyek di DKI Jakarta.
Lulung pun mengharapkan partainya, PPP membantu dia dan kawan-kawannya mengungkapkan korupsi yang dilakukan oleh Ahok, baik di Sumber Waras, maupun UPS, tetapi PPP tidak menanggapinya. PPP malah memberi sinyal akan mendukung Ahok di Pilkada DKI 2017.
Hal ini pun membuat Lulung tambah menderita bathinnya, ia pun mengancam partainya itu, ia akan keluar dari PPP jika partai itu benar-benar mendukung Ahok di Pilkada DKI 2017 itu. Ternyata, ancaman itu pun menjadi bumerang baginya.
Juru Bicara DPP PPP, Arsul Sani, bilang, tidak masalah jika ada yang mau keluar dari PPP, dengan alasan tidak setuju dengan calon yang akan didukung partai. Partai tidak tergantung pada satu orang. Alias, silakan saja, jika Lulung benar-benar mau keluar dari PPP gara-gara partainya itu  mendukung Ahok.
Bahkan menurut Ahok, sudah ada rencana Sekjen PPP versi Muktamar Bandung, Romahurmuziy (Romi), yang akan me-recall (penggantian antar-waktu) Lulung dari DPRD DKI. Â Jadi, sekalipun Lulung tak jadi melaksanakan nazarnya itu, jika Romi berhasil menguasai PPP, maka hampir pasti Lulung akan di-recall dari DPRD DKI.
Yang dikhawatirkan adalah gara-gara semua harapannya itu tak tercapai, Ahok bukannya tergusur apalagi masuk penjara, malah semakin berjaya, bahkan kelak terpilih kembali sebagai Gubernur DKI Jakarta, saking frustrasi dan depresinya, Lulung  malah bisa saja dirawat di Rumah Sakit Sumber Waras. *****
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H