Mohon tunggu...
Daniel H.T.
Daniel H.T. Mohon Tunggu... Wiraswasta - Wiraswasta

Bukan siapa-siapa, yang hanya menyalurkan aspirasinya. Twitter @danielht2009

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Yesus Kristus dalam "Da Vinci Code" ("Perjamuan Terakhir")

5 April 2012   17:51 Diperbarui: 22 Agustus 2015   10:19 32776
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

 

[caption id="attachment_170223" align="aligncenter" width="640" caption="Lukisan The Last Supper karya Leonardo Da Vinci (Sumber: Wikipedia)"][/caption]

 

 

Catatan:

Tulisan ini adalah tulisan saya di  Agustus 2007, ketika novel Da Vinci Code yang ditulis oleh Dan Brown begitu menghebohkan dunia.

 

Menyambut Jumat Agung dan Paskah kali ini, saya mengedit kembali tulisan tersebut dan mengirimnya untuk Kompasiana.

 

Semoga bermanfaat bagi kita semua. ---

 

 

 

Yesus Kristus dalam “Da Vinci Code” (”Perjamuan Terakhir”)

 

 

 

Dan Brown: "Agama punya satu musuh --yaitu kelesuan iman-- dan debat adalah obatnya... Harapan saya, novel ini, selain menghibur pembaca, juga membuka kesadaran memulai menjelajah dan menyalakan imannya kembali...."

 

Marthin Luther: “Kita tidak bisa melarang burung beterbangan di atas kepala kita, tetapi kita bisa mencegahnya agar tidak bersarang di kepala kita!” ------------------------------------------------------------------

 

"Da Vinci Code" adalah salah satu novel yang pernah menjadi karya paling menggemparkan dunia! Filmnya pun telah dibuat dengan judul yang sama dengan pemeran utamanya Tom Hanks (2006). Sebuah fiksi yang dengan sangat pandai dikemas oleh pengarangnya, menjadi sebuah kisah yang seolah-olah nyata. Pengarangnya, Dan Brown, mengakui bahwa ini kisah fiksi, tetapi lokasi-lokasi, karya seni, arsitektur, organisasi-organisasi rahasia, dan sebagainya yang disebut di dalam novel itu adalah nyata dan merupakan fakta sejarah. Intinya, Dan Brown mengatakan bahwa kisah petualang pakar simbol-simbol rahasia (symbologist) Robert Langdon dan Sophie Neveu dalam novelnya itu memang fiksi, tetapi latar belakang sejarah (setting ceritanya) adalah benar-benar nyata.

Jadi, bahwa Yesus sebenarnya diam-diam telah kawin dengan Maria Magdalena, mempunyai anak, dan keturunanannya turun-temurun masih ada sampai sekarang! Bahwa Injil yg dikenal sekarang sebenarnya sebuah rekayasa masa dahsyat hasil konspirasi Kaisar Romawi Konstantinus Agung dgn para Uskup sedunia di Nicea pada tahun 325, Yesus tidak lebih dari manusia biasa, Yesus tidak pernah bangkit, apalagi naik ke sorga, dan seterusnya. Merupakan fakta sejarah

Substansinya adalah bahwa apabila apa yg diakui oleh Dan Brown itu betul2 merupakan fakta tak terbantahkan, maka seluruh fandasi ke-Kristen-an runtuh! Kristen tidak lebih dari omong kosong terdahsyat sepanjang sejarah umat manusia. Kristen musnah dari muka bumi! Karena fandasi, intisari Kristologi adalah bahwa Yesus adalah Tuhan, Penebus Dosa Manusia, Bangkit dari Kematian-Nya untuk menebus dosa umat manusia, pada hari ketiga naik ke sorga. Semuanya itu, menurut Dan Brown, adalah bohong besar. Suatu kebohongan yang selama hampir 2.000 tahun ditutup rapat-rapat oleh Vatikan.Bagi siapa saja yang mengetahuinya haruslah dibinasakan. Kalau tidak, ke-Kristen-an lah yang binasa. Salah satu sifat universal manusia adalah selalu tertarik dgn hal-hal yg mengandung misteri, rahasia besar, kejutan, kontroversial, dan seterusnya. Oleh karena itu ketika Brown datang dengan "rahasia-rahasia" dan "misteri-misteri"-nya itu, jutaan orang pun tertarik. Setelah membaca novelnya, orang pun berkata-kata dalam hati: Siapa tahu memang begitu kejadiannya? Pertanyaannya sekarang, apakah memang begitu? * Sudah banyak buku, seminar, diskusi, artikel, termasuk film-film edukasi yang dibuat yang membantah klaim Dan Brown tersebut. Bahwa ternyata banyak sekali apa yang disebut fakta sejarah sebenarnya (sangat) tidak akurat. Ben Witherington III dalam Gospel Code mengatakan bahwa paling sedikit ada 150 ‘historical errors’ di dalam novel Dan Brown itu. Witherington III adalah profesor Perjanjian Baru di Asbury Theological Seminary di Wilmore, Kentucky, AS Ia dikenal sebagai peneliti dan penulis buku-buku mengenai sejarah mula-mula Injil / Perjanjian Baru.. Namun demikian, lepas dari penghujatan atau bukan, kontroversi Da Vinci Code pada sisi lainnya, sebenarnya bermanfaat juga bagi umat Kristiani. Karena dengan munculnya kontroversi ini, orang (Kristen) merasa terusik dan tertarik untuk membaca Alkitab yang selama ini mungkin sudah dilupakan dan tersimpan di dalam lemari yang berdebu selama bertahun-tahun. Banyak orang pun tertarik mempelajari dan mendalami Kristenitias, sejarahnya, arkeologisnya, dan pengimanannya. * Salah satu sisi kontroversial dalam novel tersebut adalah tentang lukisan “Perjamuan Terakhir” (“TheLast Supper”), yang menyebutkan bahwa sebenarnya di dalam lukisan karya Leonardo Da Vinci itu tersimpan rahasia hubungan Yesus dengan Maria Magdalena.

 

Perjamuan Terakhir adalah malam terakhir Yesus bersama dengan keduabelas muridNya makan bersama sesuai dengan adat Yahudi pada waktu itu, sebelum Dia ditangkap dan disalibkan. Atau biasa juga dikenal dengan sebutan “Kamis Putih” (dirayakan dengan ibadah khusus oleh umat Katholik). Sedangkan hari Yesus disalibkan sampai mati disebut sebagai hari Jumat Agung, dan pada hari ketiganya adalah Hari kebangkitanNya, yang diperingati sebagai Hari Paskah.

 

Pada novel dan film Da Vinci Code, antara lain diceritakan melalui penuturan tokoh Sir Leigh Teabing, bahwa terdapat kode maha rahasia pada lukisan "The Last Supper” itu. Bahwa gambar orang yang duduk di sebelah kanan Yesus itu, sebenarnya adalah Maria Magdalena, bukan Yohanes, sebagaimana diyakini selama ini. Buktinya, menurut novel tersebut, wajah orang yang dipercayai selama ini sebagai Yohanes bukan wajah seorang laki-laki, tetapi wajah seorang perempuan.

Ketika kita memperhatikan dengan saksama lukisan tersebut (tentu saja replikanya), ternyata benar adanya bahwa wajah orang yang duduk di sebelah kanan Yesus itu adalah wajah seorang perempuan yang halus. Tetapi, benarkah itu wajah seorang perempuan? Kalau pun benar, lalu di manakah Yohanes dalam lukisan tersebut?

Salah satu lukisan yg paling terkenal di seluruh dunia itu adalah pesanan gereja kepada Leonardo Da Vinci untuk menggambarkannya di dinding Gereja Marie delle Grazie di Milan, Itali. Apakah masuk akal kalau Leonardo berani menggambar seorang perempuan di situ, tanpa diketahui pihak gereja yang pada masa abad pertengahan itu terkenal sangat radikal? Tidak masuk akal kalau gereja tidak menyadari bahwa lukisan itu adalah gambar dari seorang perempuan, tanpa melakukan tindakan apa-apa terhadap Leonardo. Tetapi kenapa (memang) ada gambar perempuan di sebelah kanan Yesus itu?

Sebenarnya, pertanyaan yang lebis tepat adalah apa betul itu gambar seorang perempuan?

 

 

[caption id="attachment_170225" align="aligncenter" width="640" caption="(Sumber: Wikipedia)"]

1333647627884575709
1333647627884575709
[/caption]

 

 

1333648209289931172
1333648209289931172

 

Dari sejarah diketahui bahwa pandangan umum di masa kehidupan leonardo itu (abad pertengahan) tentang seseorang yang berhati mulia dan sempurna adalah orang yang antara lain mempunyai wajah yang sangat ganteng, dan berkulit halus (baby face). Saking halusnya sampai menyerupai wajah seorang perempuan. Maka, pasti lukisan Leonardo Da Vinci itu pun terpengaruh oleh pandangan umum itu. Maka, ketika dia menggambarkan salah satu murid Yesus yang duduk di sebelah kanan Yesus di lukisan itu mempunyai wajah yang halus menyerupai perempuan. Tetapi itu bukan perempuan, itu adalah salah satu murid Yesus yang ikut dalam Perjamuan Terakhir itu. Dalam penelitian para ahli berpendapat bahwa orang itu adalah salah satu murid Yesus yang paling mulia, Yohanes.

 

Hal ini dapat dibuktikan bahwa tidak hanya “The Last Supper” saja yang melukis pria seperti itu. Tetapi terdapat juga beberapa lukisan karya Leonardo yang menggambarkan wajah seorang pria yang seperti wajah seorang perempuan. Salah satunya adalah lukisan itu adalah "Angel in the Flesh." Yang menggambarkan sosok seorang malaikat yang berjenis kelamin pria (lengkap dengan alat kelaminnya), tetapi berwajah seperti perempuan.

Karya Leonardo Da Vinci lainnya adalah lukisan Yohanes Pembaptis (“John the Baptist”) – Yohanes yang lain, yang membaptis Yesus di Sungai Yordan, bukan murid Yesus, yang dilukiskan juga dengan rupa bak seorang perempuan.

 

[caption id="attachment_170226" align="aligncenter" width="305" caption="Lukisan karya Leonardo Da Vinci: Angel in the Flesh, Malaikat Laki-laki berwajah perempuan. Dilukis lengkap dengan alat kelamin pria. (Sumber: Wikipedia)"]

1333647850378592448
1333647850378592448
[/caption]

 

 

[caption id="attachment_170228" align="aligncenter" width="300" caption="Karya Leonardo Da Vinci lainnya yang melukiskan seorang pria dengan wajah seperti seorang perempuan: John the Baptist (Sumber: Wikipedia)"]

13336481511474444543
13336481511474444543
[/caption]

 

Fakta-fakta tersebut merupakan salah satu bukti paling kuat yang mematahkan klaim-klaim Dan Brown tentang isi novelnya itu. Klaim bahwa semua latar belakang sejarah dalam novel Da Vinci Code adalah nyata, rupanya adalah taktik Brown untuk membuat novelnya laris. Untuk hal ini harus diakui dia sangat berhasil. Sangat berhasil pula membuat dia menjadi kaya raya. ***

 

Disari dari berbagai sumber.

 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun