Mohon tunggu...
Daniel H.T.
Daniel H.T. Mohon Tunggu... Wiraswasta - Wiraswasta

Bukan siapa-siapa, yang hanya menyalurkan aspirasinya. Twitter @danielht2009

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Pengalaman Mengalami Kecelakaan karena Tertidur Waktu Mengemudi

25 April 2014   21:35 Diperbarui: 23 Juni 2015   23:12 182
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Membaca artikel ringan dari Pak Tjiptadinata Effendi beberapa hari lalu dengan judul Tips Berkendara Jauh, Aman dan Nyaman, mengingatkan saya akan pengalaman pribadi saya yang cukup dramatis. Sebenarnya tip yang disampaikan oleh Pak Tjip itu adalah hal-hal yang umum yang sudah kita ketahui, tetapi yang ditulis oleh Pak Tjip itu patut dijadikan bahan bagi kita semua untuk mengingatkannya kembali (reminder), dan tentu saja wajib untuk melaksanakannya, kalau ingin selamat di perjalanan. Kalau cuma untuk diingat dan diketahui saja ‘kan percuma?

Nah, kalimat terakhir inilah yang pernah terjadi pada saya. Sudah tahu, tetapi tidak melaksanakannya. Di salah satu tip yang ditulis Pak Tjip di artikelnya itu adalah jangan mengkonsumsi obat-obatan yang efek sampingnya menyebabkan mengantuk. Sebenarnya, bukan hanya berlaku untuk perjalanan jauh, tetapi juga perjalanan dekat. Jadi, pokoknya kalau mau mengemudi, jangan mengonsumsi obat-obatan yang menyebabkan mengantuk, misalnya semua jenis/merek obat batuk dan pilek. Karena kalau sampai mengantuk, kemudian tertidur ketika sedang mengemudi dalam hitungan detik saja bisa berakibat terjadinya kecelakaan fatal.

Hal ini sebenarnya pasti sudah kita ketahui semua. Juga selalu tertulis di etiket kemasan obat-obatan tersebut. Misalnya, yang paling akrab dalam kehidupan kita sehari-hari adalah obat batuk dan pilek. Tetapi, kerap kita juga memandang enteng, dengan mengabaikannya, biasanya dengan alasan untuk menghibur diri sendiri, atau menipu diri sendiri; “Paling, ngantuknya sedikit saja,” atau “Cuma dekat-dekat saja, kok, tidak apalah.”

Alasan cuma dekat-dekat inilah yang membuat saya mengalami kecelakaan lalu-lintas beberapa tahun yang lalu (sekitar tahun 2008). Ketika itu saya hendak bepergian ke suatu tujuan di dalam kota Surabaya, yang menurut saya cuma dekat saja. Ketika itu saya sedang diserang bantuk yang cukup berat. Jadi, saya minum obat batuk sirup Vicks Formula. Beberapa saat kemudian saya mulai mengemudi Toyota Kijang Krista silver saya menelusuri perjalanan di dalam kota. Sekitar 20-30 menit kemudian saya tiba di Jalan Imam Bonjol, dan terjadi peristiwa itu.

Tiba-tiba saja saya tertidur!  Saya baru sadar ketika mobil saya terguncang dan terdengar suara benturan cukup keras. Rupanya saya telah menabrak sebuah mobil yang sedang parkir di seberang jalan yang lebarnya sekitar 20 meter itu. Saya masih sempat melihat spionnya yang lepas dan melayang di udara, terlempar ke depan mobil saya.

Kemudian saya menepikan mobil saya, dan turun. Ternyata, di dalam mobil itu ada orangnya. Seorang bapak-bapak berusia 50-an tahun. Bapak  itu keluar dari mobilnya yang baru saya tabrak itu. Wajahnya terlihat sangat terkejut, dan juga kelihatannya ketakutan. Mungkin dia mengira saya orang jahat yang sengaja ingin mencelakainya. Sebab mobilnya itu sedang parkir di pinggir jalan yang cukup lebar itu, kok bisa tiba-tiba ditabrak. Wajahnya kelihatan agak pucat ketika saya menghampirinya.

[caption id="attachment_304526" align="aligncenter" width="480" caption="Kerusakan mobil Kijang Krista saya itu (foto koleksi pribadi)"][/caption]

[caption id="attachment_304529" align="aligncenter" width="544" caption="(Koleksi pribadi)"]

13984109282041112575
13984109282041112575
[/caption]

Saya meminta maaf kepadanya, menjelaskan bahwa tadi saya tertidur. Kemudian saya mengajaknya bersama-sama ke kantor asuransi mobil saya. Kebetulan mobil saya itu diasuransikan secara All Risk. Artinya semua risiko kerusakan akibat kecelakaan atau pencurian dari mobil saya ditanggung pihak perusahaan asuransi. Dalam hal ini selain kerusakan bodi mobil saya, perusahaan asuransi yang saya jaminkan mobil saya itu juga menanggung biaya perbaikan dari mobil yang saya tabrak tersebut.

Kerusakan bodi Kijang Krista saya itu cukup parah, demikian juga mobil bapak itu. Sisi kanan Kijang Krista saya itu mengalami penyok dan baret yang memanjang, mulai dari belakang sampai ke depan. “Nginap” di bengkel untuk perbaikan cukup lama, sekitar 3 minggu.

Sejak saat itu saya tidak pernah lagi mengonsumsi obat batuk/pilek kalau hendak mengemudi. Kalau mengantuk, saya berusaha mencari tempat untuk bisa memarkir mobil sejenak, supaya bisa tidur sebentar. Tidak usah lama-lama, tidur 15-30 menit saja sudah bisa segar kembali.

Saya renungkan, seandainya kejadiannya di jalan tol, pasti akibatnya jauh lebih fatal. Karena di jalan tol pasti laju semua kendaraannya tinggi, dan bisa melibatkan banyak kendaraan sekaligus. Atau, seandainya, ketika saya tertidur itu, mobilnya jalan sendiri dan menabrak dari belakang pejalan kaki. Hampir pasti korbannya akan terlindas mobil saya itu. Mengerikan!

Kejadian yang jauh lebih fatal dialami oleh keponakan saya.

Pada tanggal 3 Maret 2013, dalam keadaan mengantuk berat dia memaksakan diri untuk tetap mengemudi mobil Avanza silver-nya. Dari arah Mall Sutos ke arah gerbang tol satelit. Sampai di Jalan Mayjend Sungkono, di depan show room Mobil 88, tiba-tiba dia tertidur, dalam keadaan mobil melaju cukup kencang. Mobil itu langsung oleng ke kanan, naik pemisah jalur, dan bagian muka sudut sebelah kanannya menabrak pohon. Mobil langsung terguling, dan mengalami kerusakan yang sangat parah, seperti terlihat di fotonya di bawah ini. Masih “untung” pada saat itu jalanan dalam keadaan sepi. Ajaibnya, keponakan saya itu tidak mengalami cidera sedikitpun. Dia hanya mengalami shock yang cukup hebat.

[caption id="attachment_304559" align="aligncenter" width="618" caption="Avanza keponakan saya yang mengalami kecelakaan itu (foto koleksi pribadi)"]

1398424758644048962
1398424758644048962
[/caption]

[caption id="attachment_304530" align="aligncenter" width="645" caption="Avanza keponakan saya yang mengalami kecelakaan itu (foto koleksi pribadi)"]

1398410999189612980
1398410999189612980
[/caption]

[caption id="attachment_304532" align="aligncenter" width="645" caption="Avanza keponakan saya yang mengalami kecelakaan itu (foto koleksi pribadi)"]

13984111161026497617
13984111161026497617
[/caption]

Kebetulan mobil yang masih baru sekitar setahun dibeli itu juga diasuransikan dengan jenis jaminan All Risk. Setelah memalui proses klaim selama sekitar tiga bulan, perusahaan asuransinya membayar ganti kerugiannya.

Jadi, mari kita ingatkan diri masing-masing dan juga orang-orang dekat kita agar jangan sekali-kali memaksakan diri mengemudi dalam keadaan mengantuk. Segala macam obat penyebab mengantuk, jangan sekali-kali dikonsumsi kalau hendak mengemudi, dengan alasan apapun juga. Tundalah minum obatnya. Kalau sudah tidak hendak mengemudi lagi, barulah minum obatnya. ***

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun