Dalam batas-batas tertentu, sebagai koran milik sang Boss, boleh-boleh saja Jawa Pos memberi dukungan kepada Dahlan Iskan sebagai salah satu peserta konvensi calon presiden dari Partai Demokrat, yang sampai hari ini belum ada tanda-tanda kapan diumumkan pemenangnya. Dan, memang dalam beberapakali penerbitannya koran ini menurunkan berita-berita yang arahnya mendukung Dahlan Iskam sebagai pemenang konvensi.
Tapi, pada edisi Senin, 5 Mei lalu, saya menilai cara dukungan yang disampaikan Jawa Pos sebagai sebuah harian umum, sudah berlebihan. Yakni, mencetak dengan huruf besar-besar dan tebal tulisan: “Saiful Mujani Reseacrh: Dahlan Tetap Tertinggi di Konvensi” di halaman muka koran, persis di atas kop nama “Jawa Pos”, sehingga terkesan lebih menonjol daripada kop “Jawa Pos” sendiri. Tulisan itu diikuti dengan petunjuk, beritanya bisa dibaca di rubrik “Politika” halaman 2. Jadi, ini jelas bukan iklan, tetapi memang disengaja ditonjolkan Jawa Pos untuk menunjukkan Dahlan Iskan-lah yang paling layak sebagai pemenang konvensi tersebut. Apakah ini juga dimaksud untuk mempengaruhi penilaian dari panitia konvensi? Seolah-olah Jawa Pos khawatir kalau hanya ditaruh di halaman depan, seperti berita lainnya, nanti tidak mendapat perhatian dan berita itu terlewatkan pembacanya.
Baru sebagai salah satu peserta konvensi calon presiden dari sebuah parpol saja, Jawa Pos sudah sedemikian lebay, apalagi kalau Dahlan menjadi calon presiden atau calon wakil presiden. Jangan-jangan nanti setiap hari di musim kampanye halaman mukanya selalu dipenuhi dukungan terhadap Dahlan Iskan.
Tanpa ada maksud apa-apa menulis artikel ini, saya murni hanya melihat bahwa dalam hal ini sikap Jawa Pos dalam mendukung Dahlan Iskan tersebut memang terlalu berlebihan. Jawa Pos adalah koran umum, bukan koran partisan.
Artikel terkait:
Narsisme "Dahlan Iskan" Jawa Pos?
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H