Mohon tunggu...
Daniel H.T.
Daniel H.T. Mohon Tunggu... Wiraswasta - Wiraswasta

Bukan siapa-siapa, yang hanya menyalurkan aspirasinya. Twitter @danielht2009

Selanjutnya

Tutup

Inovasi Pilihan

Akhirnya, Prabowo Bertemu Megawati di Kebagusan

22 Agustus 2014   23:23 Diperbarui: 18 Juni 2015   02:49 435
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
1408699307528318420

Selesai membaca salah satu berita terbaru di Kompas.com, hari ini, Jumat, 22 Agustus 2014, 14:45 WIB, yaitu yang berjudul “Polri Masih Siagakan Pasukan, Status Diturunkan Siaga II”. saya tertarik dengan rekomendasi yang diberikan Kompas.com di bagian bawah berita tersebut. Karena salah satu rekomendasi beritanya adalah yang berjudul “Prabowo Temui Mega di Kebagusan”.

Saya pikir, baguslah, akhirnya Prabowo legowo juga, nih mau menemui Megawati. Kenapa tidak menemui Jokowi?

Barangkali atas dasar pertimbangan tertentu, Prabowo memilih bertemu Megawati dulu di kediamannya di Kebagusan itu. Setelah itu baru akan bertemu dengan Jokowi di sana, sekalian bersilahturahmi dan memberi ucapan selamatnya. Akhirnya Prabowo legowo, menerima kekalahan bertemu Megawati, bertemu Jokowi, JK, ... berakhirlah Pilpres 2014 ini dengan happy ending, demikian yang saya pikirkan ketika membaca judul berita tersebut.

Setelah saya klik link berita yang direkomendasi Kompas.com itu, memang benar beritanya tentang Prabowo ke kediaman Megawati di Kebagusan, tetapi sama sekali tidak ada hubungannya dengan Pilpres 2014, tetapi Pilpres 2009! Ya, Pilpres 2009, karena ternyata itu berita lawas banget, tanggal 8 Juli 2009, saat Megawati dan Prabowo maju sebagai salah satu pasangan capres-cawapres di Pilpres 2009. Lima tahun yang lalu. Berita itu mengenai kunjungan Prabowo ke Kebagusan untuk memantau bersama Megawati hasil hitung cepat Pilpres 2009 itu. Terkecohlah saya.

Heran juga kok berita yang begitu lama, dan tak ada hubungannya dengan berita yang sekarang bisa menjadi berita yang direkomendasi Kompas.com, ya? Apakah ini salah sistem, atau bagaimana, ya?

Namun demikian, dari berita lima tahun lalu itu, kita bisa mendapat informasi bahwa rupanya sejak lama Prabowo sudah terbiasa mencurigai pihak lawannya curang. Hal itu terlihat dari pernyataannya waktu itu, bahwa dia yakin bersama Megawati akan memenangi Pilpres 2009 itu, kecuali lawan mereka curang. Apakah ini yang namanya paranoid, atau apa? Karena tidak diterapi, maka lima tahun kemudian, 2014 ini, sudah menjadi akut, maka keluarlah tuduhan bertubi-tubi kepada KPU dan kubu Jokowi-JK yang telah melakukan kecurangan secara terstruktur, sistematis, dan masif.

Anda merasa kecele, ya, setelah membaca artikel saya ini? Sama, saya juga merasa  kecele ketika membaca link berita yang dikasih Kompas.com itu.

Untuk Kompas.com, tolong jangan salah lagi memberi rekomendasinya yang bisa bikin orang kecele, ya?



***

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Inovasi Selengkapnya
Lihat Inovasi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun