[caption id="attachment_373610" align="aligncenter" width="562" caption="Pham Van Thoai (Kompas.com)"][/caption]
Pham Van Thoai (28), hanyalah seorang buruh pabrik di Vietnam dengan upah setara dengan 200 dollar Singapura (Rp. 1,9 juta) per bulan, tetapi moral yang dimilikinya jauh lebih tinggi daripada Jover Chew, seorang pengusaha pemilik beberapa toko gadget di Singapura.
Kalau Chew yang note bene adalah seorang pengusaha demi memperoleh beberapa ratus dollar Singapura tega memanfaatkan ketidaktahuan turis-turis yang membeli gadget di tokonya, -- seperti Pham --, dengan menipu mereka, tidak demikian dengan Pham. Meskipun kesempatan untuk memperoleh cuma-cuma satu unit iPhone 6 baru, dan sekitar 15.000 dollar Singapura (Rp. 138 juta) dari donatur para netizen yang menaruh simpatik kepadanya terbuka lebar, dia sama sekali tidak tergoda untuk menerimanya. Pham hanya mau menerima 550 dollar dari seluruh donasi itu, atau sama persis dengan jumlah uang yang hilang dimakan Chew dalam aksi penipuannya terhadap Pham yang mengguncang dunia maya itu.
"Saya telah menerima 550 dollar (Singapura) dari seorang pebisnis dan juga telah membeli iPhone 6 tersebut. Saya sangat berterima kasih terhadap kebaikan Anda semua, tetapi saya tidak ingin menerima lebih dari yang saya perlukan," ujar Pham Van Thoai, Jumat (7/11/2014), sebelum meninggalkan Singapura.
Pemrakarsa pengumpulan dana untuk disumbangkan kepada Pham Vam Thoai itu adalah seorang pengusaha warga Singapura bernama Gabriel.  Gabriel mengaku sangat marah ketika pertama kali membaca berita tersebut, kemudian segera muncul inisiatifnya untuk menggalang dana dari para pengguna internet untuk membantu Pham. Penggalangan dana itu dimulai dari tanggal 5 – 7 November 2014, terkumpul total lebih dari 15.000 dollar Singapura. Dari dana tersebut sebagian dipakai membeli sebuah iPhone 6 untuk diberikan kepada Pham, sedangkan seluruh uang sisanya hendak diberikan kepada Pham oleh Gabriel. Tetapi, ternyata Pham hanya mau menerima 550 dollar itu. Tidak lebih dari itu.
Ditambah dengan 400 dollar yang dikembalikan Mobile Air (toko milik Jover Chew yang menipu Pham) setelah ada campur tangan dari Asosiasi Konsumen Singapura (Case), Pham sudah membeli sebuah iPhone 6, yang diberikan kepada pacarnya sebagai hadiah ulang tahunnya itu.
Oleh karena itu dia menolak iPhone 6 lagi yang hendak diberikan Gabriel kepadanya itu. Sedangkan dari jumlah uang donasi kepadanya itu, Pham hanya mau menerima 550 dollar itu
"Pham dan pacarnya adalah orang baik, mereka mengundang saya ke Vietnam dan berterima kasih saya merintis gerakan ini. Mereka terkejut netizen tulus menolong orang asing yang tidak dikenal," ujar Gabriel kepada Channel News Asia. Namun, Pham mau menerima bingkisan makanan khas Singapura seharga 200 dollar Singapura, setara Rp 1,8 juta. Gabriel mengaku dapat memahami alasan penolakan Pham menerima iPhone 6 tersebut.
Chew seharusnya sangat malu terhadap Pham, dan dengan ikhlas meminta maaf kepadanya, serta mau memetik pelajaran dan pesan moral yang telah diberikan kepadanya. Juga kepada kita semua. Bahwa kekayaan tidak menjamin seseorang itu juga kaya moralnya, sebaliknya malah bisa mematikan nuraninya jika ia telah diperhamba uang. Hati Chew dan para pegawainya rupanya telah dikeraskan oleh hawa nafsu mendapat uang sebanyak-banyaknya dengan menghalalkan segala cara. Karena dengan matinya nurani saja, seseorang tidak akan tersentuh perasaan, sisi humanisnya, meskipun korbannya adalah orang kurang punya, yang relah bersujud, berlutut dan menyembah-nyembah kepada mereka.
Sebaliknya, orang yang lemah secara ekonomi atau pun miskin, bisa saja malah sangat kaya moralnya, sehingga nuraninya senantiasa hidup mengontrol perbuatannya. Uang dan harta kekayaan memang penting, tetapi baginya bukan segala-galanya. Dia tidak mau mengambil lebih daripada yang seharusnya diterimanya. Keserakahan, ketamakan tak ada pada hati Pham yang mulia.
Latar belakang Pham dan sikapnya yang sedemikian polos dan tulus telah mengundang simpatik para netizen, sebaliknya dengan Jover Chew, yang sedikitpun tidak memperlihatkan rasa bersalah dan penyesalannya. Â Setelah kasus Pham, pihak berwenang juga menerima belasan laporan serupa dari para korban penipuan Mobile Air itu.
Dari kasus Pham itu, Jover Chew  harus menerima hukuman moral yang dijatuhkan oleh para netizen itu; dia di-bully dan dicerca habis-habisan di berbagai media sosial, seperti Twitter dan Face Book.
Berbagai informasi pribadi Chew disebarkan, seperti alamat rumahnya, alamat toko-toko yang dia milikinya, berikut nomor-nomor teleponnya, sampai gambar-gambarnya yang diparodikan dalam pose setengah telanjang sedang menggunakan alat simulator masturbasi.
Misalnya, di Face Book yang diparodikan sebagai Face-Book-nya Chew, selain foto-fotonya yang diparodikan, juga tercantum keterangan seperti ini:
"The official Jover Chew Feedback Page. Warranty for that another 1.5k Thanks you!"
"See I got many shop. Need to get suppliers to scam more!"
"Exile Jover chew and his wife out of Singapore, or we can expose his dirty deeds."
"Do we want such scammers be in Singapore? NO! STOP THEM FROM SCAMMING AND REAPING BENEFITS !"
"Disclaimer: By visiting this page, you agree to understand this is a parody page and that we have no relations with any mentioned names or entities. If you read this until here, you are now required to pay me another 1k for warranty. You're welcome."
[caption id="attachment_334083" align="aligncenter" width="429" caption="Salah satu informasi tentang bisnis Jover Chew yang disebarkan melalui akun Face Book parodi "]
Tidak tahan, Chew pun menutup sementara toko Mobile Air-nya itu.
Bukan hanya dia, bahkan istrinya pun ikut terkena getahnya. Dia juga ikut diserang di dunia maya.
Menurut informasi yang disebarkan para netizen Singapura itu, selain Mobile Air, Chew juga memiliki jaringan toko J2 Mobile yang dikelola atas nama istrinya. Namun pada akun Face Book-nya, istri Jover menulis pembelaan diri dan menyebut bahwa tokonya, J2 Mobile tidak terlibat dengan bisnis Mobile Air.
Istri Chew itu juga mengaku telah melaporkan para pelaku serangan-serangan kepadanya itu kepada polisi.
Jover Chew boleh saja bebas secara hukum di negaranya, meskipun diduga telah melakukan penipuan dengan modus yang sama terhadap belasan korbannya, tetapi tidak demikian dengan hukuman moral. Itu sudah dijatuhkan dengan sangat keras kepadanya di dunia maya. Sampai istrinya pun harus menanggung dampaknya.
Dunia maya, di mana saja, memang sudah terbukti sering sangat keras kepada mereka yang mempunyai perilaku tak terpuji secara moral, seperti yang terjadi pada Jover Chew ini. ***
Artikel terkait:
Sikap Pemerintah Sungapura kepada Para Penipunya yang Mengherankan
Sumber Berita:
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H