Kita juga harus sadar bahwa perilaku membuang limbah sapi, rumah tangga, dan pabrik ke sungai adalah hal yang salah dan sangat merusak kebersihan Citarum. Maka dari itu, hentikan kebiasaan itu dari sekarang. Jangan sampai kita hanya bisa menyalahkan pemerintah karena tidak becus menangani kerusakan sungai, sementara di sisi lain kita masih saja melakukan kebiasaan buruk yang sama. Sebagai masyarakat yang menumpang hidup dari aliran Sungai Citarum, kita setidaknya harus tahu diri bahwa Citarum adalah oksigen dan nafas kehidupan yang menunjang kita untuk tetap hidup. Maka dari itu, kita harus berusaha untuk menjaga dan melestarikannya dengan sebaik mungkin.
Mengingat bahwa Citarum adalah saksi bisu sejarah juga dapat kita jadikan sebagai bingkai kenangan untuk mengingatkan kita bahwa kita harus berterima kasih pada Citarum. Citarum telah menghantarkan bangsa kita menuju cita-citanya untuk merdeka. Tentu dengan kesadaran ini pula kita menyadari bahwa merusak Citarum sama halnya dengan merusak sejarah yang telah dibangun bapak pendiri bangsa kita. Kita akan menjadi orang yang tidak tahu terima kasih. Pemahaman ini tentu akan menghindarkan kita dari niat untuk mengeksploitasi dan merusak Citarum secara terus menerus.
Pemerintah pun harus berperan aktif dalam memulihkan Citarum. Sebagai pemegang amanah rakyat, maka pengalokasikan APBN negara untuk revitalisasi Sungai Citarum adalah kewajiban yang harus dilakukan. Dalam hal ini, Kementerian Lingkungan Hidup yang digawangi oleh Prof. Dr. Ir. Gusti Muhammad Hatta, MS harus memberikan solusi aplikatif dalam upaya penyelamatan Citarum.
Pemerintah bisa menugaskan para ahli Kimia dan lingkungan untuk melakukan penelitian dan mencari solusi ilmiah dalam mengatasi kerusakan yang terjadi. Penulis yakin perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang ada saat ini mampu mengatasi persoalan yang sedang Citarum hadapi. Di samping itu, perlunya penyuluhan, seminar, dan pengenalan akan jenis-jenis limbah yang dapat dan tidak dapat dibuang ke Citarum juga wajib disosialisasikan oleh pemerintah dalam mencegah ketidaktahuan masyarakat akan dampak dari pembuangan limbah yang dilakukan.
Penutup
Pada akhirnya, menyelamatkan Citarum bukanlah utopia belaka. Menyelamatkan Citarum adalah soal peduli atau tidaknya diri kita terhadap keberlangsungan fungsi Citarum bagi bangsa ini. Rasanya tak penting untuk mengetahui siapa kambing hitam dari kerusakan Citarum. Yang terpenting saat ini untuk dilakukan adalah maukah kita bertindak untuk menjaga dan memulihkan Citarum seperti sediakala? Maukah kita menjaga saksi bisu sejarah ini tetap berseri dan mampu melakukan fungsi dan perannya dengan baik? Hanya kita sendiri yang dapat menjawabnya.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H