Mohon tunggu...
Garinps
Garinps Mohon Tunggu... Pensiunan Pegawai Negeri Sipil

Pembelajar sejati yang haus akan ilmu di bidang Lingkungan, Kesehatan, IPTEK, Internet, dan Seni.

Selanjutnya

Tutup

Artificial intelligence

Liang Wenfeng: Arsitek AI di Balik DeepSeek

25 Februari 2025   16:09 Diperbarui: 25 Februari 2025   16:09 101
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Liang Wenfeng  (Sumber gambar : Orbital Order, "Who's Liang Wenfeng DeepSeek Founder? | DeepSeek Founder Interview | DeepSeek R1 Explained", YouTube, 2024)

Dalam dunia teknologi yang didominasi oleh raksasa seperti OpenAI, Google, dan Meta, muncul sebuah nama yang mengejutkan dunia: DeepSeek. Startup asal China ini berhasil menciptakan terobosan besar dalam bidang kecerdasan buatan (AI) dengan biaya yang jauh lebih rendah dibandingkan dengan biaya yang dikeluarkan oleh perusahaan-perusahaan besar. Di balik kesuksesan ini, ada sosok Liang Wenfeng, seorang visioner yang membuktikan bahwa inovasi tidak selalu membutuhkan sumber daya besar.

Awal Mula: Dari Matematika ke AI

Liang Wenfeng lahir pada tahun 1985 di Jiangxiang, sebuah kota pesisir di Provinsi Guangdong, China. Ia dibesarkan di keluarga sederhana. Ayahnya, yang seorang guru sekolah dasar, menanamkan kecintaan pada matematika sejak dini. Liang kecil menghabiskan waktunya memecahkan teka-teki dan persamaan matematika, menemukan kebahagiaan dalam mengungkap rahasia di balik angka-angka. Bakatnya dalam matematika dan pemecahan masalah mulai terlihat sejak remaja, dan pada usia 17 tahun, ia berhasil masuk ke Universitas Zhejiang, salah satu universitas terbaik di China.

Di universitas, Liang mempelajari teknik informasi elektronik, menggabungkan keahlian matematikanya dengan aplikasi teknologi. Ia mulai tertarik pada analisis data dan sistem komputer, terutama bagaimana matematika dapat digunakan untuk memprediksi tren pasar keuangan. Ketertarikannya pada algoritma dan model berbasis probabilitas membawanya ke dunia quantitative trading, di mana ia menggunakan program komputer untuk membuat keputusan perdagangan saham secara cepat dan berbasis data.

Dari Dunia Keuangan ke Kecerdasan Buatan

Sebelum mendirikan DeepSeek, Liang telah membuktikan kemampuannya di dunia finansial. Pada tahun 2015, ia mendirikan High-Flyer, sebuah dana lindung nilai yang memanfaatkan algoritma matematika canggih untuk perdagangan kuantitatif. Di bawah kepemimpinannya, High-Flyer berkembang pesat, mengelola aset lebih dari 100 miliar yuan pada akhir 2021. Kesuksesan ini tidak hanya menunjukkan keahliannya dalam menggabungkan teknologi dan finansial, tetapi juga memberinya sumber daya untuk mengejar ambisi yang lebih besar di bidang AI.

Pada April 2023, High-Flyer mengumumkan rencana untuk memperluas fokusnya ke penelitian kecerdasan umum buatan (AGI), dan sebulan kemudian, DeepSeek resmi didirikan. Liang memimpin perusahaan ini dengan visi untuk menciptakan model AI yang efisien dan kompetitif secara global, meski dengan biaya yang jauh lebih rendah dibandingkan raksasa teknologi seperti OpenAI. Salah satu pencapaian terbesarnya adalah pengembangan DeepSeek-R1 dan DeepSeek-V3, model bahasa besar yang diklaim mampu menyaingi ChatGPT dan GPT-4, namun hanya membutuhkan biaya pelatihan sekitar 6 juta dolar AS---sebuah angka yang jauh lebih kecil dibandingkan ratusan juta dolar yang dikeluarkan kompetitor di Amerika Serikat.

Strategi Efisien yang Mengguncang Industri AI

Keberhasilan Liang dengan DeepSeek tidak lepas dari pendekatan inovatifnya. Ia memanfaatkan chip Nvidia A100 yang berhasil distok sebelum adanya pembatasan ekspor AS ke China, serta mengoptimalkan penggunaan sumber daya komputasi yang lebih terjangkau. Selain itu, ia merekrut talenta muda dari universitas top China, seperti Universitas Peking dan Tsinghua, dengan mengutamakan kemampuan teknis daripada pengalaman kerja. Pendekatan ini memungkinkan DeepSeek untuk beroperasi secara lean namun tetap menghasilkan teknologi mutakhir.

Salah satu kunci kesuksesan DeepSeek adalah timnya yang kecil namun sangat efektif. Dengan hanya 139 insinyur dan peneliti, DeepSeek jauh lebih kecil dibandingkan OpenAI yang memiliki sekitar 1.200 peneliti. Liang memilih merekrut bakat muda dari universitas terkemuka dan memprioritaskan potensi dibandingkan pengalaman. Struktur perusahaan yang sederhana dan minim hierarki memungkinkan ide-ide baru cepat diimplementasikan tanpa terhambat birokrasi.

Sosok Rendah Hati di Balik DeepSeek

Liang dikenal sebagai sosok yang rendah hati dan jarang tampil di publik. Ia hanya memberikan sedikit wawancara, lebih memilih fokus pada penelitian dan pengembangan daripada sorotan media. Namun, dampak karyanya tak bisa diabaikan. DeepSeek tidak hanya mengguncang dominasi AI Amerika, tetapi juga memicu perang harga di industri AI China, bahkan dijuluki "Pinduoduo AI" karena efisiensinya yang luar biasa. Di balik kesuksesan ini, Liang Wenfeng tetap setia pada motivasinya yang awal: rasa ingin tahu ilmiah untuk mengeksplorasi esensi kecerdasan buatan, bukan sekadar keuntungan finansial.

Kesimpulan: Inspirasi bagi Dunia AI

Kesuksesan DeepSeek dan Liang Wenfeng adalah bukti bahwa inovasi tidak selalu membutuhkan sumber daya besar. Dengan pendekatan cerdas, tim yang solid, dan fokus pada efisiensi, DeepSeek telah mengubah cara dunia memandang pengembangan AI.

Sumber: 

Artikel ini diadaptasi dari laporan East Money serta video dokumenter The Man Behind DeepSeek (Liang Wenfeng), yang dapat ditonton di YouTube melalui tautan berikut: https://youtu.be/FMU0j_ly4kk?si=DnOjMgvWo3HyqHs5.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Artificial intelligence Selengkapnya
Lihat Artificial intelligence Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun