Memang negeri kita ini tidak pernah habis berita. Saat publik sedang ramai-ramainya mengurusi soal Ahok, reklamasi, dan Rumah Sakit Sumber Waras, eh politikus yang satu ini mencuri panggung. Kali ini masih tidak jauh dari Amerika, negeri Paman Sam, yang dulu sempat heboh karena foto selfie sang politikus dengan cheerleader. Haha. Masih ingat jelas pasti dong?Â
Kali ini, anaknya yang ke Amerika. Bukan buat hadir di kampanye Donald Trump. Atau mau selfie sama cheerleader bule. Anaknya mau belajar teater. Keren yah? Emang beda kelas politikus Senayan dengan rakyat jelata pinggiran Kampung Pulo atau kelas buruh dan pegawai. Bisa belajar teater ke Amerika. Tapi gak ada yang salah sih. Tokh juga uangnya si politikus. Itu kan hasil kerja bapaknya. Jadi wajar dong, kalau si anak mau ke Amerika dan si bapak ngasih ijin. Mungkin mau coba-coba jadi Cinta Laura? Siapa tahu pulang ke Indonesia bisa ikutan teater di Taman Ismail Marzuki atau minimal dilirik di sinetron: Anak Jalanan, misalnya.
Yang jadi masalah, bapaknya minta tolong buat "penjemputan dan pendampingan" buat anaknya. Wah-wah, keren banget. Saat kuliah di Jepang saja, kalau saya jadi "pendamping" alias tour guide orang-orang Indonesia, saya bisa dapet 20.000 yen (kurang lebih 2,5 juta) sehari. Di luar makan dan transportasi loh. Kalau di Amerika mungkin bisa dapet 500 USD per hari (kurang lebih 6,6 juta). Ini kalau sebulan, lumayan juga ya buat pegawai KBRI yang dampingin. Bisa dapet uang dinas yang yahud!Â
Itu uang negara loh. Masak pegawai KBRI disuruh bergantian menemani dan mendampingi? Kalau si anak mau ke tempat belajar teater, pasti diantar naik mobil. Emangnya mau naik bus di New York? Belum lagi dijemputnya. Uang transportnya dari mana? Bensinnya belum. Supirnya juga belum. Kalau makan, rasanya mustahil si anak yang membayar. Jadinya, uang makan juga ditanggung. Tambah geleng-geleng kan? Tapi untungnya ini masih Ramadhan, jadi palingan si anak makannya cuma 2 kali sehari, ya berkurang dikit lah biaya makannya, haha.
Oh, iya mumpung masih ramadhan. Cepat-cepat minta maaf lah ke publik. Kalau mau sih, ya mundur. Udah ketahuan banget kelakuannya. Jangan bohong lagi, nanti pahalanya gak dapet loh! Gak barokah puasanya! Atau minta maafnya pas lebaran saja, supaya bisa kembali ke "fitrah", suci kembali. Tidak bersalah dan bisa bertindak seperti biasanya tanpa ada rasa malu, haha. Kalau politikus yang satu sudah mulai "diam" setelah adiknya ditangkap dan namanya disebut di pengadilan, saya penasaran dengan sepak terjang politikus ini. Apa masih berani ya berkoar-koar? Atau datang ke Mesjid sholat tarawih nanti malam?
Semoga anaknya baik-baik di sana. Pulang bisa lah casting-casting iklan atau sinetron di Indonesia.
Salam!
Tayang juga di www.danielnugroho.com
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H