Mohon tunggu...
daniela joseph
daniela joseph Mohon Tunggu... Lainnya - Mahasiswa

menyanyi, memainkan alat musik

Selanjutnya

Tutup

Analisis

Tragedi Jeju Air di Korea Selatan yang Menewaskan 179 Penumpang

2 Januari 2025   17:19 Diperbarui: 2 Januari 2025   17:51 34
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Foto: Jeju Air (Jung Yeon-JE/AFP)

Pesawat Jeju Air mengalami kecelakaan yang memakan 179 korban jiwa pada Minggu, 29 Desember 20224. menuju Korea Selatan tersebut dari Bangkok, Thailand, menuju Korea Selatan tersebut jatuh ketika ingin mendarat di Bandara Internasional Muan, Provinsi Jeolla Selatan, Korea Selatan. 

Tragedi kecelakaan dimulai dari sejak keberangkatan dari Bangkok pada Minggu, 29 Desember 2024, pukul 02.29 dan akan mendarat pada 09.00 waktu Korea Selatan. Jeju Air keluar dari landasan pacu dan menabrak dinding pagar bandara saat akan mendarar di Bandara Internasional Muan. 

Akibat dari insiden tersebur, Jeju Air terbakar sampai mengeluarkan asap hitam. Api berhasil dipadamkan pukul 01.00 waktu Korea Selatan. Setelah itu, evakuasi dan pencarian dilakukan terhadap korban.

presiden dan CEO Flight Safety Foundation, Hassan Shahidi, menyebut maskapai perbangan Korea Selatan telah memiliki sistem manajemen keselamatan sesuai audit organisasi penerbangan Sipil Internasional(ICAO). “ Kecelakaan ini sangat, sangat menyedihkan dengan banyaknya korban jiwa yang telag kita lihat,”Kata Shahidi.

Direktur Pemasaran dan Wakil Presiden Pengembangan Bisnis di Advanced Academy, Armstrong, menjelaskan tabrakan burung menhadi salah satu penyebab kecelakaan.

Menurut  Badan Penerbangan Federal Amerika Serikat (FAA), para 2023, terdapat 19.603 tabrakan antara pesawar dengan burunt. Ini meningkat 14 persen daripada 2022 sebanyak 17.205 tabrakan. 

Walaupun demikian, Armstrong tetap mempertanyakan mengapa roda tidak muncul saat melakukan pendaratan. “ Kami jelas berusaha agar pilot menjalani pelatihan lebih cepat… sampai kamu mendengar kata-kata dari pilot dan kokpit tentang apa yang terjadi, barulah kami dapat menyorotu di mana hal itu perlu dilakukan,” tambahnya. 

 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Analisis Selengkapnya
Lihat Analisis Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun