Mohon tunggu...
Daniel Tambunan
Daniel Tambunan Mohon Tunggu... Mahasiswa - .

Anonymous

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Alam & Tekno

Pertanian Berkelanjutan Dapat Dijadikan Solusi Dalam Isu Limbah Hasil Kegiatan Tani

9 November 2021   03:04 Diperbarui: 9 November 2021   03:18 170
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Alam dan Teknologi. Sumber ilustrasi: PEXELS/Anthony

Pertanian Berkelanjutan Dapat Dijadikan Solusi Dalam Isu Limbah  Yang Dihasilkan Oleh Kegiatan Tani

Senin,08 November 2021,11 00 Wib.

  • Pertanian berkelanjutan adalah gerakan pertanian menggunakan prinsip ekologi, studi hubungan antara organisme dan lingkungannya
  • Suatu konsep pertanian berkelanjutan adalah dimana pada strategi pembangunan sebelumnya berfokus pada pertumbuhan ekonomi tinggi yang menyebabkan terjadinya degradasi kapasitas produksi dan menurunkan kualitas lingkungan hidup. Hasil dari kongres Komisi Dunia Mengenai Lingkungan dan Pembangunan (World Comission on Environment and Development) PBB pada tahun 1987 merumuskan konsep pertanian berkelanjutan ini dalam Laporan Bruntland. Laporan berisi bahwa pembangunan berkelanjutan,merupakan pembangunan yang mewujudkan kebutuhan hidup saat ini tanpa mengurangi kemampuan generasi mendatang untuk mewujudkan kebutuhan hidupnya (Rivai & Anugrah, 2011). Dilanjut tahun 1992, seluruh pemimpin dunia membahas konsep pembangunan berkelanjutan pada semua aspek kehidupan yang dikenal dengan nama Agenda 21. Pada sektor pertanian, terdapat program Sustainable Agriculture and Rural Development (SARD). Dalam kaitannya mewujudkan kondisi lingkungan yang lebih baik lagi sehingga pertanian berkelanjutan menjadi prinsip dasar pembangunan pertanian seluruh dunia (Rivai & Anugrah, 2011).
  • Pertanian berkelanjutan memanfaatkan air dan tanah lebih sedikit, meningkatkan komposisi unsur hara tanah, meminimalkan biaya produksi, meningkatkan partisipasi masyarakat dan ramah lingkungan. Dari aspek pertanian berkelanjutan tersebut adalah cara terbaik untuk kebutuhan pangan dan mempertahankan kelestarian lingkungan. Selain itu, dapat dijadikan lifestyle untuk menyelamatkan lingkungan kita agar generasi kedepannya bisa menikmatinya juga.

Sistem pertanian berkelanjutan dapat diimplementasikan dengan menggunakan berbagai model, antara lain sistem pertanian organik, pertanian terintegrasi, pengendalian hama terintegrasi, dan LEISA (Low External Input Sustainable Agriculture). Sistem pertanian organik merupakan sistem produksi pertanian yang menjadikan bahan organik sebagai faktor utama dalam proses produksi pertanian. LEISA (Low External Input Sustainable Agriculture) adalah salah satu jenis pertanian yang dapat mengoptimalkan pemanfaatan sumber daya, layak secara ekonomi, stabil secara ekologis, sesuai budaya, dan berkeadilan sosial, sedangkan input eksternal hanya sebagai pelengkap. 

Dilihat dari model yang disebutkan sangat kecil atau bahkan tidak sama sekali bahan kimia digunakan dalam konsep pertanian berkelanjutan. Hal ini dapat membuktikan bahwa pertanian berkelanjutan dapat dijadikan solusi dalam isu limbah yang dihasilkan oleh kegiatan tani. Namun, restorasi yang dilakukan pada lahan atau lingkungan yang merupakan bekas dari pertanian konvensional memerlukan waktu untuk pulih. 

Dalam bidang pertanian, rantai pasar digunakan untuk menyalurkan produk komoditas pertanian dari petani ke konsumen. Biasanya petani akan menjual hasil pertanian ke tengkulak. Tengkulak akan membeli komoditas pertanian ke petani dengan harga rendah. Kemudian, tengkulak akan menjualnya ke pedagang pasar dengan mengambil keuntungan sehingga harga yang ditawarkan juga lebih tinggi. Selanjutnya pedagang pasar juga mengambil keuntungan lagi ketika menjual barangnya ke konsumen.

sumber : https://kab.faperta.ugm.ac.id/2021/05/25/pengelolaan-pertanian-berkelanjutan/

 

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Lihat Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun