Mohon tunggu...
Daniel Yonathan
Daniel Yonathan Mohon Tunggu... Human Resources - pecinta kucing

topik favorit sesuatu yang menghibur apapun genrenya

Selanjutnya

Tutup

Cerbung

Hantu di Sekolah

22 Februari 2024   11:19 Diperbarui: 22 Februari 2024   13:34 284
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
https://pixabay.com/photos/mountains-village-trees-hills-615428/

HANTU DI SEKOLAH

            Cerita ini dimulai pada saat aku berumur 13 tahun, saat aku mengenyam pendidikan di bangku sekolah menengah pertama, aku yang baru saja pindah kedaerah terpencil jauh dari ibukota harus beradaptasi dengan linkungan tempat tinggal dan sekolahku.

Hal ini terjadi dikarenakan orang tuaku harus pindah pekerjaan dari ibukota ke daerah Red, perjalananku dimulai dengan menggerutu kepada Ayah

 "Ayah, apakah kita harus benar-benar pindah ke Red?" Tanyaku

"Tentu saja, Mir. kita tidak punya pilihan lain, kita perlu memulai hidup baru" Jawab Ayahku

"Tetapi Yah, Ayah tahu Red itu jauh sekali dari sini, kita perlu menempuh 7 jam perjalanan, melewati pegunungan. Aku juga tidak tahu apakah di sana ada sinyal atau tidak, bagaimana aku bisa video call dengan teman-temanku disini, Yah"

" Maaf ya Mir, semenjak kepergian Ibumu, kita perlu beradaptasi dengan keadaan, ayah harap kamu mengerti keadaan kita." Timpal ayah sambil mengemasi barang-barang pribadinya.

Aku termenung tidak mengiyakan juga tidak menjawab apapun, satu sisi aku kesal dengan keadaan, di sisi lain aku mencoba belajar menerima kenyataan yang ada.

Selagi aku mengemasi barang-barangku, karena esok hari pagi-pagi benar, kami harus meninggalkan rumah kami, tempat kami tinggal, tempat dimana aku tumbuh, tempat dimana aku juga kehilangan Ibuku. Disaat aku memasukan pakaian, mainan dan bonekaku kedalam kardus-kardus untuk diangkut, disitulah foto Ibuku terjatuh.

Seketika aku membetulkan posisi foto Ibuku dan hendak memasukan kedalam kardus-kardus yang sudah aku siapkan. Tanpa sengaja air mataku menetes mengingat ibuku, mengingat suara ibuku. Air mataku jatuh menetes tepat diatas bingkai foto Ibuku, disaat itu aku tidak ingat bagaimana Ibuku bisa meninggal, yang hanya aku ingat hanya hangatnya dekapan ibuku, bagaimana suara ibuku pada saat memanggil namaku 'Mir... Mira sayang...'

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerbung Selengkapnya
Lihat Cerbung Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun