Mohon tunggu...
Daniel T Lumban Tobing
Daniel T Lumban Tobing Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Tertarik dalam bidang pertanian dan peternakan.

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Mahasiswa MBKP Mengolah Limbah Pertanian Menjadi Pupuk Organik di Desa Paubokol, Kabupaten Lembata, Provinsi Nusa Tenggara Timur

23 Januari 2025   22:43 Diperbarui: 23 Januari 2025   22:43 22
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Penyuluhan Pertanian oleh Agronomi desa Paubokol

Program Muda Berdaya untuk Kedaulatan Pangan merupakan suatu program yang dirancang khusus untuk mengembangkan potensi dan wawasan mahasiswa dalam menjawab berbagai isu dan masalah sosial melalui pendekatan kebudayaan serta pengembangan kedaulatan pangan di Indonesia. Para mahasiswa dilatih untuk menyusun program kerja dan melakukan kegiatan secara mandiri dilapangan. Program ini merupakan inisiatif yang menggabungkan upaya akademik dan lapangan untuk membantu meningkatkan kedaulatan pangan di wilayah pedesaan. Nantinya mahasiswa akan berkolaborasi dengan masyarakat setempat untuk merencanakan, mengembangkan, memperbaiki, dan mengevaluasi strategi kedaulatan pangan yang efektif dan berkelanjutan. Muda Berdaya untuk Kedaulatan Pangan (MBKP) merupakan investasi jangka panjang yang bertujuan untuk mengubah pandangan masyarakat di desa tentang pangan lokal dengan memberikan peluang bagi mahasiswa untuk mengeksplorasi gagasan, minat, dan bakatnya untuk menghasilkan aksi atau karya inovatif. Hal ini juga merupakan suatu upaya memberdayakan ekosistem kebudayaan untuk pemulihan lingkungan berkelanjutan dan mewujudkan kedaulatan pangan.

Program MBKP tahun 2024 melibatkan 218 mahasiswa dari 103 perguruan tinggi yang tersebar di 29 provinsi Indonesia. Selain itu, terdapat juga perwakilan masyarakat dari 29 desa yang tersebar di Kabupaten Lembata. Sebanyak 212 orang mahasiswa ditempatkan di 29 desa di 9 kecamatan untuk melakukan pendataan terkait potensi pangan lokal, pemetaan lokasi lahan pangan lokal yang ada di berbagai desa di Lembata, serta pola produksi, distribusi, dan konsumsi masyarakat Lembata. Para mahasiswa yang ada di desa terdapat ada 5 posisi atau bidang, yaitu enumerator, GIS, teknologi pangan dan nutrisi, analisis data, dan agronomi. Enam mahasiswa ditempatkan di kantor Ditjen Kebudayaan Kemendikbudristek di Jakarta dengan tugas sebagai desainer grafis, copywriter, dan admin media sosial.

Seperti halnya di desa Paubokol, salah satu desa yang berada di Kabupaten Lembata. Desa Paubokol merupakan desa hasil pemekaran dari Desa Belobatang karena kepadatan penduduk dan luas wilayah Desa Belobatang. Desa Paubokol juga merupakan salah satu desa dari 18 desa/kelurahan di wilayah Kecamatan Nubatukan yang terletak disebelah Selatan dari pusat Ibu Kota Kecamatan dan pusat Ibu Kota Kabupaten Lembata, dengan luas wilayah . Kondisi alam Desa Paubokol berbukit--bukit dengan kemiringan  mencapai luasan  dan lahan dengan kemiringan lebih dari  mencapai. Selain itu, Desa Paubokol merupakan desa yang terletak di daerah pedesaan dengan berbagai potensi alam yang sangat beragam dan melimpah. Berdasarkan analisis data pangan lokal, Desa Paubokol merupakan salah satu sentra penghasil kacang mete. Tanaman jambu mete (Anacardium occidentale) merupakan salah satu komoditi perkebunan. Jambu mete dapat dimanfaatkan bijinya, sedangkan buah semu tidak dimanfaatkan di desa Paubokol. Buah semu jambu mete tersebut dikatakan sebagai limbah karena tidak dimanfaatkan dan kadang digunakan sebagai pakan ternak. Oleh karena itu, sangat perlu dilakukan pengolahan hasil tanaman lokal seperti jambu mete tersebut serta pemanfaatan limbah pertanian agar dapat menerapkan pertanian berkelanjutan.

Dalam upaya untuk mendukung pertanian yang ramah lingkungan dan berkelanjutan, penggunaan bahan bahan organik dalam budidaya pertanian menjadi hal yang penting untuk dilaksanakan. Jamur jakaba adalah salah satu sumber organik yang dijadikan pupuk untuk menyuburkan tanaman. Jamur jakaba umumnya digunakan dalam bentuk pupuk cair yang diaplikasikan ke bagian tanaman. Jamur jakaba memiliki bentuk seperti koral karang yang bertekstur renyah. Jamur ini memiliki warna cokelat pada bagian atasnya dan berwarna kehijauan serta bertekstur kenyal, tetapi mudah patah pada bagian bawahnya. Jakaba berasal dari air cucian beras dan merupakan limbah dapur yang diperoleh ketika memasak nasi.

Dari permasalah limbah di atas, limbah pertanian tersebut dapat diolah menjadi pupuk organik cair (POC) dan dapat meningkatkan kesuburan tanah. Oleh karena itu, mahasiswa MBKP Desa Paubokol mengadakan penyuluhan pertanian dalam pembuatan pupuk organik cair (POC) jambu mete dan POC jakaba. Kegiatan ini dilakukan di kantor desa Paubokol dan dihadiri oleh aparat desa, kelompok tani beserta warga desa. Proses pembuatan POC jambu mete dan POC jakaba antara lain :

1. POC Jambu Mete

  • Buah semu jambu mete yang tidak digunakan dikumpulkan dalam wadah dan timbang sebanyak 2 kg.
  • Iris buah mete menjadi potongan kecil-kecil, bila perlu haluskan menggunakan blender.
  • Tuang hasil blender ke dalam drum atau wadah.
  • Selanjutnya ditambahkan air cucian beras sebanyak 5 liter.
  • Tambahkan gula merah sebanyak 500 gram.
  • Tambahkan EM-4 pertanian sebanyak 1:10 dari bahan.
  • Tutup wadah dengan rapat dan simpan pada suhu ruangan.
  • Diamkan selama 2 minggu agar fermentasi berjalan.
  • Buka tutup wadah setiap hari, agar gas dari hasil fermentasi keluar.
  • POC yang berhasil ditandai dengan perubahan bau asam ataupun bau alkohol tergantung jenis bahan dan jumlah bahan yang dicampurkan.
  • Bila ingin digunakan, larutkan POC dengan air sebanyak 10 ml dalam 1 liter air.

2. POC Jakaba

  • Siapkan air cucian beras paling tidak sebanyak 3 liter.
  • Gunakan air cucian beras yang masih kental atau cucian beras pertama kali.
  • Bila perlu tambahkan air rendaman akar bambu dan rendaman toge yang sudah direndam selama 2 hari atau lebih.
  • Tuangkan ke dalam wadah yang cukup besar agar sirkulasi oksigen banyak yang bisa masuk.
  • Tambahkan 1 sendok makan dedak atau bekatul yang fungsinya untuk mengganti nutrisi (vitamin B kompleks) dari kulit ari yang banyak hilang akibat pemrosesan beras.
  • Setelah tercampur merata, tutup rapat wadah tersebut menggunakan kain agar sirkulasi udara masih tetap bagus, karena jakaba memerlukan oksigen untuk tumbuh, dan letakkan di tempat teduh, gelap dan sejuk, atau lebih mudahnya ditutup menggunakan kardus dan diamkan selama dua minggu.
  • Penting untuk diperhatikan bahwa selama penyimpanan dua minggu tersebut jangan dibuka karena spora jakaba sangat sensitif terhadap cahaya dan jangan terjadi goncangan agar jamur dapat terbentuk dengan baik.
  • Setelah dua minggu penyimpanan biasanya sudah banyak tumbuh jakaba yang mengambang di permukaan air, bentuknya mirip akar yang baru tumbuh yang bergerombol dan jika sudah banyak mirip karang di dasar laut.
  • Bila ingin digunakan, larutkan POC dengan air sebanyak 10 ml dalam 1 liter air.

Melalui kegiatan ini diharapkan pupuk organik cair dapat diaplikasikan pada tanaman agar meningkatkan produksi tanaman dan meningkatkan kesuburan tanah. Mahasiswa MBKP Desa Paubokol berterimakasih atas antusias warga desa dalam mengikuti penyuluhan pertanian yang diadakan. (Daniel)

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun