Kepadatan lalu lintas di Kota Bandung semakin meningkat dan menjadi masalah kompleks yang mempengaruhi mobilitas dan lingkungan kota. Artikel ini menganalisis faktor-faktor yang mempengaruhi kepadatan lalu lintas dan solusi yang dapat diambil untuk mengatasi masalah ini.
Kemacetan sendiri dapat dipahami sebagai akibat dari adanya kegiatan masyarakat atau aktivitas ekonomi yang terjadi. Arus lalu lintas di berbagai jalan di Kota Bandung pada umumnya cukup padat, apalagi pada jalan-jalan tertentu yang dimana disana merupakan daerah perkantoran, sekolah, dan pusat perbelanjaan ( Siswanto, 2019 ). Kepadatan lalu lintas tersebut tidak dapat dihindarkan dikarenakan pertumbuhan ekonomi dan urbanisasi yang tinggi serta infrastruktur yang terbatas. Kepadatan penduduk di Bandung pada tahun 2020 diperkirakan mencapai 14.300 jiwa per km persegi.
Kami mengambil judul “ Padatnya Lalu Lintas di Kota Bandung” karena dilansir dari lembaga analisis transportasi Inrix, Bandung menempati peringkat ke-2 kota termacet di Indonesia setelah Jakarta. Kemacetan ini seringkali menimbulkan masalah yang mempengaruhi mobilitas dan lingkungan kota.
Seiring bertambahnya waktu, jumlah penduduk di Bandung terus bertambah dari tahun ke tahun. Dampak dari pertumbuhan penduduk yang cepat dan pesat mengakibatkan peningkatan volume kendaraan di jalan raya yang mengakibatkan padatnya lalu lintas di kota Bandung. Padatnya lalu lintas ini tidak hanya mengakibatkan kemacetan, namun juga dapat berdampak negatif pada kesehatan dan lingkungan. Oleh karena itu, perlu adanya upaya untuk mencegah dan mengurangi padatnya lalu lintas di kota Bandung.
Tujuan kami melakukan penelitian ini adalah agar kami mengidentifikasi penyebab dari kemacetan di Bandung, serta memberikan upaya dan solusi efektif untuk dapat mengatasi padatnya lalu lintas di Bandung.
Metode
Kami menggunakan metode penelitian kuantitatif. Kami menggunakan metode analisis deskriptif sebagai metode penelitian kami. Kami mengambil Sampel dari Populasi mahasiswa yang merupakan kelahiran Bandung, maupun yang saat ini sedang menetap di Bandung. Pengambilan sampel dilakukan menggunakan metode kuisioner yang kami sebarkan secara publik ke Mahasiswa.
Analisis deskriptif adalah teknik statistik yang digunakan untuk memberikan gambaran umum tentang karakteristik data yang telah dikumpulkan. Teknik ini meliputi pemusatan data, variasi data, dan distribusi data. Pemusatan data dilakukan dengan menghitung nilai rata-rata, sedangkan variasi data dapat dihitung dengan nilai standar deviasi. Distribusi data dapat dilihat melalui grafik atau diagram, seperti histogram atau boxplot (Astuti dan Wahyuningsih 2019).
Metode kuesioner yang kami gunakan menggunakan skala likert sebagai acuan penilaian, yaitu skala 1 (sangat tidak setuju) – 5 (Sangat setuju)
Analisa Hasil Kuesioner
Kami memberikan 7 Pertanyaan pokok dalam kuesioner yang kami sebarkan, berikut adalah 7 pertanyaan kami: