Mohon tunggu...
Daniel Arif
Daniel Arif Mohon Tunggu... lainnya -

Hidupilah hari ini seperti hari terakhir dalam hidupmu.

Selanjutnya

Tutup

Politik

Jokowi (Tidak) akan 'Blusukan' Lagi

22 Maret 2014   05:29 Diperbarui: 24 Juni 2015   00:38 105
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Oleh: Daniel Arif

Gubernur DKI Jakarta  Joko Widodo atau akrabnya Jokowi memang terkenal dengan aksi blusukannya. Bagaimana tidak, siaran berita di televisi nasional kini terus menyoroti kegiatan beramah-tamah dengan rakyat ini. Banyak warga yang menjadi senang karena merasa diayomi pemimpinnya. Tetapi tidak sedikit yang menjadi kesal karena tidak lagi bisa santai-santai di jam kerja (takut tertangkap basah).

Bulan ini kita digempari oleh kabar yang tak disangka-sangka, Ibu Megawati mengutus Jokowi menjadi Capres dari PDIP pada pemilu 2014 mendatang. Sebenarnya sih sah-sah saja, pro dan kontra pun tak bisa dihindari ketika keputusan itu keluar. Tetapi coba pikir, apabila Jokowi menjadi RI-1, maka kegiatan ala beliau (blusukan) tidak akan bisa ia lakukan lagi. Tidak percaya?

Menjadi presiden tidak semudah menjadi gubernur. Padahal menjadi gubernur saja sudah susah. Bayangkan anda menjadi orang yang harus memikirkan 200.000.000 jiwa penduduk yang anda pimpin. Tidak mungkin presiden Indonesia blusukan ke satu per satu daerah. Kalaupun mau, mungkin ia butuh 2 - 3 periode masa kepemimpinan. Kalau blusukan terus, kapan ngurus negaranya?

Presiden tidak hanya bertanggung jawab pada negara. Ia juga harus memperhatikan hubungan Luar Negeri. Presiden harus bisa tampil menjadi wakil negara ketika ada pertemuan-pertemuan penting skala internasional. Kalau harus memilih antara blusukan dan pertemuan internasional, tentu anda bisa memilih mana yang lebih penting bukan?

Anggaran negara yang melonjak, pendidikan yang terbelakang, jumlah korupsi terus bertambah, tindakan kriminal dimana-mana, bencana alam, dan banyak masalah-masalah negara yang belum terselesaikan masih menunggu solusi dari presiden kita yang baru nanti. Masalah-masalah tersebut bukan perkara mudah dan harus diselesaikan dengan taktis dan strategis. Dalam menyusun strategi perlu menguras tenaga, waktu dan pikiran. Tidak mungkin blusukan lebih diutamakan dibanding urusan-urusan negara ini.

Apabila anda salah satu orang pro-Jokowi yang suka aksi blusukannya, saya sarankan bersiap-siaplah kecewa apabila Jokowi terpilih nanti. Bukannya menjelek-jelekkan, tetapi sebagai warga Indonesia kita harus bisa berpikir rasional. Banyak orang yang terbangkitkan semangatnya ketika melihat praktik-praktik inspiratif Pak Jokowi. Saya pun demikian, senang sekali melihat kota kelahiran saya dipimpin orang macam beliau. Bila hati kita tergerak oleh kerendahan hati beliau, bersyukurlah, masih ada pemimpin yang seperti itu di Tanah Air tercinta. Tapi subjektifitas harus dihilangkan ketika berurusan dengan masa depan bangsa.

Jangan pernah samakan mengurus sebuah provinsi dengan mengurus sebuah negara. Jokowi pun belum banyak pengalaman mengurus hal-hal besar seperti ini. Model blusukan cocok ketika beliau memimpin DKI. Model lain cocok untuk memimpin negara. Mari terbuka untuk kemungkinan seperti ini.

Blusukan ala Jokowi itu baik, bahkan sangat baik. Tetapi mengharapkan presiden yang blusukan adalah ide konyol. Kalau Jokowi terpilih jadi presiden, dukung beliau dengan sepenuh hati! Walaupun blusukannya hilang, semoga kecintaannya terhadap rakyat tidak hilang.

Hidup Indonesiaku!

Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun