Keterbatasan eksplorasi manusia terhadap MCEs bukanlah suatu kendala untuk terus mengungkapkan fakta dan mencari tau tentang fungsi MCEs terhadap kehidupan manusia seperti layaknya terumbu karang dangkal yang telah diketahui memiliki fungsi vital terhadap kehidupan kita.
Beberapa penelitian saat ini menyebutkan bahwa MCEs memiliki fungsi yang sama dengan Ekosistem terumbu karang dangkal. Beberapa fungsi MCEs terhadap kehidupan kita yaitu penyedia perikanan penting, seperti kerapu (Serranidae), kakap (Lutjanidae), Ikan kue (Carangidae), dan lain-lain yang merupakan jenis ikan-ikan yang hidup dan ditemukan di zona tersebut dan termasuk jenis perikanan penting bagi konsumsi kita (Kahng et al. 2010).
Bahkan MCEs diproyeksikan memiliki biodiversitas hingga 80% dari keseluruhan habitat karang didunia (Pyle dan Copus, 2019). Sehingga tentunya untuk penemuan bahan hayati yang berguna untuk kehidupan seperti obat-obatan ataupun vaksin kedepannya sangatlah beguna.
Tantangan ekosistem terumbu karang dalam (MCEs)
Saat ini disebagian besar wilayah, MCEs bukanlah prioritas dalam pembangunan atapun kebutuhan nasional, dan tidak ada regulasi yang mengatur bahwa MCEs masuk dalam skema perlindungan perairan laut dalam bentuk apapun (Soares et al. 2020). Ini disebabkan masih kurangnya data ataupun hasil penelitian yang tersedia pada MCEs.
Namun, tekanan manusia terhadap MCEs semakin meningkat seperti sampah plastik yang bisa tenggelam berdasarkan berat massa ataupun akibat pergerakan arus laut, dan alat penangkapan ikan seperti jaring trawl yang dapat merusak dasar permukaan MCEs.
Fenoma seperti pemutihan karang atau coral bleaching juga memberikan tantangan untuk keberlangsungan MCEs, walaupun berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Muir et al. (2017) menyebutkan bahwa pemutihan karang akan semakin berkurang berdasarkan kedalaman, dan ini menjadi keuntungan bagi MCEs untuk bisa berkembang dan memiliki ketahaman yang lebih baik dibandingkan ekosistem terumbu karang dangkal. Namun, tanpa kesadartahuan dari kita untuk fungsi dan melindungi MCEs karena memiliki potensi yang baik bagi kesejahteraan hidup kita, akan sia-sia.
Beberapa organisme Anthipatharians atau black corals yang banyak di temukan pada MCEs, di beberapa daerah mengalami keterancaman dengan pengambilan terus-menerus untuk keperluan perhiasan ataupun cendramata. Di Indonesia sendiri Anthipatharians sering disebut nama lokal sebagai akar bahar, dan banyak di ambil untuk keperluan gelang atau kalung sebagai cendramata. Saat ini Anthipatharians sendiri sudah termasuk dalam AppendixII dalam Convention on International Trade in Endangered Species (CITES), yaitu termasuk daftar terancam punah jika perdagangan terus berlanjut tanpa adanya turan regulasi yang jelas.
Beberapa pertanyaan untuk mengungkap ekosistem terumbu karang dalam (MCEs)
Penulis melansir beberapa pertanyaan berdasarkan Turner et al (2019) untuk mengungkap ekosistem terumbu karang dalam (MCEs) sebagai petunjuk untuk stakeholder dan kita semua untuk masa depan keberlangsungan MCEs, yaitu:
- Bagaimana MCEs terdistribusi secara global?
- Apakah tingkat keberlangsungan MCEs akan berubah dimasa mendatang?
- Bagaimana biodiversitas (berdasarkan taxon ataupun genetika) berubah secara kedalaman dan wilayah?
- Bagaimana hubungan antara MCEs dengan ekosistem terumbu karang dangkal?
- Bagaimana bisa organisme mesopotik beradaptasi dengan perubahan lingkungan?
- Bagaimana meberikan edukasi yang efektif kepada masyarakat terhadap MCEs?
Database ataupun hasil penelitian tentang MCEs tersedia di halaman web mesophotic.org (Gambar 3).