Kenikmatan tersendiri saat melihat hamparan ekosistem terumbu karang melalui kegiatan berenang, snorkeling, ataupun menyelam. Warna-warni bebatuan yang kita asumsikan, namun ternyata itu semua ialah jenis hewan bernama karang, yang membentuk koloni dan struktur kalsium karbonat atau kapur sehingga menjadi bangunan kokoh bernama terumbu.Â
Jadilah terumbu karang dengan hewan karang yang hidup dibangunan kokoh bernama terumbu, dan disekitar terumbu karang dijumpai berbagai ikan-ikan dan udang, bintang laut, teripang, dan lain-lainnya menggantungkan hidupnya pada terumbu karang dan saling bergantung satu sama lainnya terhadap kondisi abiotik pada sekitar terumbu karang. Maka hubungan itu semua disebut sebagai ekosistem, yang dimaksud ini ialah ekosistem terumbu karang.
Namun, sebagian besar yang kita perhatikan saat ini ialah ekosistem yang berada di bagian zona laut fotik (Gambar 1), yaitu zona yang sebagian besar wilayahnya terkena langsung dengan sinar matahari sehingga sebagian ekosistem yang terdapat di zona ini seperti ekosistem terumbu karang, padang lamun, dan hutan mangrove menggantungkan dari dasar rantai makannnya terhadap organisme autotrof (yang dapat membuat makannya sendiri melalui proses fotosintesis) seperti mikroalga, ganggang laut, dan tumbuhan laut lainnya.Â
Secara eksplorasi terumbu karang yang berada di kedalaman 1-30 meter sangatlah mudah di zaman sekarang melalui kegiatan penyelaman bersertifikasi dengan jenjang Advanced Open Water Diver saja sudah bisa menyelam hingga kedalaman 30 meter untuk mengeksplorasi ekosistem yang berada di kedalaman tersebut.
Beberapa dekade belakangan ini beberapa peneliti dan orang-orang yang memiliki ketertarikan dalam eksplorasi laut, memberikan perhatiannya terhadap ekosistem terumbu karang yang lebih dalam 30-150 meter dan memiliki lingkungan yang mendapatkan sumber cahaya terbatas.Â
Ekosistem terumbu karang dalam ini disebut dengan Ekosistem terumbu karang mesopotik atau Mesophotic coral reef ecosystems (MCEs). Namun, Kegiatan eksplorasi MCEs sangat terbatas dengan kemampuan manusia.Â
Diperlukan beberapa jenjang ataupun pelatihan tambahan seperti menyelam dengan Nitrox ataupun Trimix yang memungkinkan kita bisa menyelam dengan meminimalisir terkena dekompresi ataupun narcosis akibat perubahan atmosfer ataupun susunan udara terhadap fisiologis pada setiap kedalamannya. Serta juga dibutuhkan teknologi seperti kapal selam atau operasi tanpa awak atau Rometely Operated Vihicle (ROV) untuk mengeksplorasi MCEs.
Beberapa peneliti (Baldwin et al. 2018) menyebutkan bahwa MCEs (30-150 m) juga terdapat beberapa organisme yang terdapat di ekosistem terumbu karang dangkal (1-30 m) seperti karang (termasuk karang keras, karang lunak, dan Anthipatharia atau black coral) dan didominasi dengan beberapa hewan seperti anthozoan, spons, ikan, dan lain-lain.Â
Ekosistem yang berada di zona mesopotik termasuk MCEs berada dilingkungan heterogen seperti dasar lumpur, vulkanik, ataupun lereng benua dan menggantungkan dasar rantai rantai makannanya melalui heterotof atau mengangkatnya material organik dasar melalui proses upwelling.