Jika melihat gambar dan cuplikan video ditas, kita langsung terbayang akan keindahan surga bawah laut yang dipenuhi dengan bebatuan warna warni yang dikelilingi oleh ikan-ikan cantik sehingga memanjakan mata kita serta terkagum-kagum akan keindahan yang telah tuhan berikan kepada kita semua.
Secara penjelasan ekologi ikan-ikan cantik yang selalu berenang mengililingi permukaan yang seperti batu-batu yang cantik itu tinggal didaerah tersebut karena merupakan tempat tinggal yang baik, tempat mencari makan, tempat mengasuh, dan melestarikan masing-masing induvidu bagi ikan-ikan tersebut.
Lalu, pertanyaannya mengapa permukaan yang seperti bebatuan banyak bentuknya serta berwarna-warni tersebut memiliki fungsi yang sangat sakral bagi kehidupan organisme-organisme disekelilingnya ? biarkan saya menjelaskannya dengan bahasa saya sendiri dan dengan petikan penjelasan referensi yang saya rangkum dengan bahasa saya.
Bentuk kehidupan yang menetap di permukaan seperti bebatuan yang telah kita kira selama ini yaitu batu yang berwarna adalah kekeliruaan melainkan hal tersebut merupakan suatu koloni hewan yang berkumpul menempati suatu padatan kalsium, dan batuan tersebut ialah terubu karang.
Terumbu Karang sendiri merupakan endapan kalsium karbonat (CaCO3) yang terbentuk akibat proses kalsifikasi organisme penyusunnya yaitu karang, dan karang merupakan hewan jenis dari filum Cnidaria atau Coelenterata (berongga) yaitu sebangsa dengan organisme Hydra, Ubur-ubur, dan ubur-ubur kotak (Cubozoa). Karang sendiri terbagi menjadi dua jenis yaitu karang keras (yang dapat membentuk terumbu), maupun karang lunak (yang tidak adapat membentuk terumbu).
Dalam hidupnya karang tidak hidup sendiri sebagai untuk menompang kehidupan, tak lain bersimbiosis dengan makhluk mikro yang disebut dengan Zooxhathelae yang bertempat disalah satu lapisan tubuh karang yang dinamakan Gastrodemis. Zooxanthellae yaitu dari organisme jenis alga coklat uniseluler dari kelas Dinoflagellata.
Zooxanthellae tidak hanya bersimbiosis dengan hewa karang, namun juga bersimbiosis dengan hewan laut lainnya seperti anemon, moluska, dan kima.
Diketahui Zooxanthellae terdapat dikarang melalui proses siklus reproduksi karang yaitu apabila melalui seksual maka Zooxanthellae akan diturunkan melalui induknya ataupun akan terdapat saat sel telur dikeluarkan oleh induknya, sedangkan secara aseksual maka Zooxanthellae diturunkan melalui induknya.
Zooxanthellae memiliki peranan yang penting bagi hewan karang sendiri, sebaliknya karang juga mempunyai peran yang penting bagi Zooxanthellae, maka hal tersebut dapat dikatakan bahwa antara karang dan Zooxanthellae merupakan simbiosis mutualisme yaitu saling menguntungkan satu-sama lainnya.
Sedangkan hewan karang merupakan organisme heterotrof yaitu organisme yang tidak mampu membuat makanannya sendiri, dan makanannya karang ialah hewan renik seperti zooplankton, tetapi penelitian yang dilakukan oleh Muller-Parker & D’Elia (2001) menyatakan bahwa hasil fotosintesis (gula, asam amino, dan oksigen) dari Zooxanthellae mampu memenuhi kebutuhan proses respirasi pada hewan karang.
Penelitian dari Tucket & Tucket (2002) menyatakan bahwa sumber makanan karang 75-99% berasal dari Zooxanthellae. Lain dari itu hasil fotosintesis Zooxanthellae akan menaikan PH dan menyediakan ion karbonat lebih banyak untuk percepatan proses kalsifikasi (pembentukan terumbu) pada karang.