“Ada rindu diam-diam, tersimpan di langit kelam. Kelak, bulan akan menyampaikannya padamu, lewat pendar cahaya kunang-kunang.”~Dan’s
Kangen adalah ketika di dalam otakku muncul satu per satu kepingan-kepingan ingatan yang tercecer, kemudian membentuk satu kepingan utuh; bayanganmu.
Kangen adalah ketika tawa mampu menyembunyikan luka, saat sepi menyerang tiba-tiba, dan ternyata hanya bayanganmu yang muncul di depan mata.
Kangen adalah ketika kepalaku terasa berputar-putar, mual, namun aku masih bisa melihat senyummu di sana.
Kangen adalah ketika aku sedang berada di dalam keramaian, namun aku tetap merasa asing, seolah-olah hatiku tidak berada di sini, tapi pergi ke tempat yang entah.
Kangen adalah ketika malam semakin tua, namun mataku tetap tak bisa terpejam, mengajak pikiranku singgah ke dalam ingatan-ingatan; kamu.
Kangen itu... lucu; kadang, bisa membuat orang tersenyum bahagia, atau justru malah sebaliknya.
Kangen itu... aneh; ketika tanpa sengaja ada moment yang membuat kita merasa pernah mengalaminya. Seperti de javu.
Kangen itu... ajaib! Dia bisa menjelma apa saja, tanpa pernah kita duga, tanpa pernah kita mau. Tahu-tahu begitu. :)
Kangen itu... kamu. Iya, kamu. Dan aku selalu melihat senja di matamu yang sayu, tak pernah tak membuatku rindu.
Dan malam ini menebarkan banyak rasa; tentang mimpi yang sepi, tentang rindu yang seringkali diingkari. Namun kali ini, aku tak mau mengingkarinya. Jika memang sedang rindu, aku akan mengingatmu. Karena rindu, tak selalu jadi candu, karena rindu, tak pernah mengenal waktu.
Selamat malam, kamu... :)
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H