Dua hari belakangan ranah sepak bola Malang sedikit terusik menyusul adanya surat edaran yang beredar luas di sosial media (entah benar atau tidak) menyebutkan bahwa akan ada unjuk rasa yang dilakukan oleh oknum yang mengatasnamakan diri mereka ‘Gerakan Arek Malang Menggugat’ yang akan melakukan aksinya pada Rabu, 30 November 2016.Aksi kelompok yang diketuai oleh nama yang sangat asing bagi  saya, warga Malang atau bahkan Aremania, M. Firman Anang, atau yang bangga memanggil dirinya Yes! Ini mengklaim akan menggerakkan 500 orang untuk mendorong PSSI agar mengakui Arema Indonesia (Arema IPL) dan Persema Malang.
Dari beberapa poin tuntutan, ada salah satu yang cukup menggelitik, yakni menolak hasil Kongres PSSI yang diadakan di Hotel Mercure, Ancol, Jakarta pada 10 November lalu, bagaimana mereka bisa menolak, bahwa mayoritas voter menyetujui hal itu. Bahkan kelompok tersebut juga tidak memiliki hak sama sekali untuk bersuara bahkan merubah suara.
Pada poin lanjutan, terkesan ada pemaksaan, mereka  ‘Gerakan Arek Malang Menggugat’ meminta agar memukul rata keputusan soal 7 klub yang tergabung dalam aksi ( Arema Indonesia, Persibo Bojonegoro, Persewangi Banyuwangi, Persema Malang, Persipasi Bekasi, dan Lampung FC), tentu hal ini sulit dilakukan. Karena masing-masing klub jelas memiliki akar masalah yang berbeda dan itu bisa diurai satu persatu sehingga tidak mungkin solusinya bisa dipukul rata.
Meminta pemerintah bahkan PSSI untuk campur tangan dalam penyelesaian dualisme klub juga bukan solusi, karena hal itu merupakan ranah internal. Di Arema, sudah jelas penyelesaian dualisme berada di tangan yayasan Arema. Lebih baik aksi dilakukan dengan berdialog secara terbuka dengan Arema yang saat ini eksis, bukan malah mengendap-endap, mencari celah untuk melakukan provokasi.
Unjuk rasa yang dilakukan oleh  ‘Gerakan Arek Malang Menggugat’  bukan merupakan solusi yang bijaksana, sebab setelah kongres PSSI lalu, iklim sepak bola Indonesia cenderung kondusif, semua suporter bersatu mendukung Timnas yang bermain di Piala AFF.
Bahkan di tingkat Malang Raya justru hal itu membuat suasana nyaman di Malang Raya terutama Arema jadi terganggu, karena saat ini Aremania tengah menyatukan dukungan agar Arema bisa menjadi juara ISC A yang tinggal 4 pertandingan, jika Arema menjadi juara maka sudah jelas ini merupakan kemenangan dan kebanggaan segenap Aremania di penjuru dunia, apakah rela jika ini digagalkan oleh mereka yang mengaku ‘Arek Malang’?
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H