Sekolah Ekayana Dharma Budhi Bhakti merupakan sekolah yang menggunakan kurikulum berbasis mindfulness. Mindfulness sendiri memiliki makna kesadaran suatu individu untuk menyadari apa yang terjadi di sini dan saat ini terhadap diri sendiri dan lingkungan sekitar. Guna untuk menerapkan dan menumbuhkan sikap mindfulness kepada peserta didik, Sekolah Ekayana Dharma Budhi Bhakti menerapkan berbagai program rutin yang wajib diikuti oleh para peserta didik salah satunya yaitu kegiatan MCLC.
Mindfulness and Community Living Camp (MCLC) merupakan kegiatan retret rutin yang dilaksanakan setiap tahunnya yang berlangsung selama 3 hari 2 malam ditemani oleh anggota sangha yang dilaksanakan di Pondok Sadhana Amitayus, Cisarua, Bogor. Kegiatan ini tidak hanya mengajak para peserta didik untuk belajar bagaimana caranya menjalani hidup dengan sadar penuh namun juga bagaimana caranya hidup secara berkomunitas, hidup bersama di satu lingkungan yang sama dan bagaimana caranya untuk menghargai dan membantu satu sama lain sebagai sebuah komunitas. Kegiatan ini bertujuan untuk membentuk pribadi peserta didik sesuai dengan nilai inti Ekayana di mulai dari bagaimana peserta didik bekerja sama dengan komunitasnya (kolaborasi), sikap menghargai dan bertanggung jawab dengan lingkungan sekitarnya (moralitas), serta melatih ide mereka dalam bermain games (kreatifitas, kritis, problem solving). Berikut merupakan rangkaian dan penjelasan kegiatan lebih terperinci selama yang dilakukan selama MCLC:
1. Selalu mengundang genta sebanyak tiga kali sebelum dan sesudah melakukan suatu kegiatan untuk menyadari keluar masuknya nafas dan kembali ke kondisi diri sendiri saat ini.
2. Sitting meditation, kegiatan yang dilaksanakan pada pagi hari sebagai pembuka sebelum menjalani kegiatan. Meditasi ini dipandu sesuai dengan arahan dari anggota sangha.
3. Mindful walking, berjalan dengan sadar penuh dan selalu dilakukan setiap pagi. Kegiatan ini dapat dilakukan dengan atau tanpa alas kaki yang dapat membantu untuk mendekatkan diri dengan alam dengan merasakan setiap tanah yang dipijak. Hal ini dapat membantu meningkatkan fokus dalam berjalan.
4. Mindful movement, rangkaian Gerakan yang dilakukan secara perlahan dan berhati-hati, sebuah olahraga ringan agar tubuh tidak terlalu tegang dan kaku.
5. Mindful eating, selalu dilaksanakan saat sarapan, makan siang, dan makan malam. Peserta didik diminta untuk antri dalam mengambil makanan dan diharapkan untuk mengambil porsi makan secukupnya agar tidak mubazir apabila tidak habis juga agar makanan yang disediakan dapat dinikmati oleh semua orang. Peserta didik yang sudah mengambil makanan duluan diharapkan untuk menunggu teman lainnya yang masih mengantri di belakang, sesi makan akan dilakukan secara bersama-sama. Sebelum memulai mindful eating akan dibacakan sebuah renungan sebagai tanda ucapan terima kasih untuk semua orang dan proses yang terlibat agar makanan tersebut dapat dihidangkan di atas meja. Selama mindful eating tidak diperbolehkan untuk berbicara dan fokus dengan tekstur dan rasa makanan saat mengunyah yang selama ini bisa saja kurang kita perhatikan. Setelah selesai, peralatan makanan yang sudah digunakan akan dicuci secara mandiri di tempat yang sudah disiapkan.
6. Mindful sharing & deep listening, mendengarkan secara fokus apa yang disampaikan oleh anggota sangha ketika diberikan wejangan dan mendengarkan secara fokus ketika ada teman yang sedang berbagi pengalaman, dengan begini sebagai komunitas akan merasa dihargai karena didengarkan ketika sedang berbicara.
7. Mindful games, kegiatan bermain seru yang tetap mengandung nilai-nilai mindfulness dan selalu mengedepankan kolaborasi, berpikir kritis, dan problem solving dalam bermain.
8. Mindful singing, bernyanyi bersama dan menyatukan rasa dalam kebahagiaan.