Mohon tunggu...
Daniar Asyari
Daniar Asyari Mohon Tunggu... Jurnalis - Pelajar

@daniarasyarii

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Thomas Alva Edison Si Penemu Lampu Pijar

19 Februari 2020   12:00 Diperbarui: 19 Februari 2020   11:55 782
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Setelah saya membaca biografi Thomas Alva Edison beliau adalah seorang penemu Lampu Pijar yang sampai saat ini digunakan. Saya bangga kepada beliau, walau dianggap bodoh sewaktu kecilnya, dan ia hanya mengikuti sekolah selama 3 bulan namun ia bisa menjadi seorang penemu(Ilmuwan) yang hebat sekali. Meskipun tidak bersekolah, ia memiliki sifat ingin tahu yang mendalam dan selalu ingin mencoba, dari sifat itu kita patut mencontoh beliau.
 Dari perjalanan hidupnya yang sangat panjang, banyak nilai-nilai yang bisa diambil.

Percobaan- percobaan yang dilakukannya membutuhkan biaya yang lumayan besar. Untuk mendapatkan biaya yang lumayan tersebut, beliau pada usia 12 tahun bekerja sebagai penjual koran dan permen.

Di atas kereta api. Tahun 1868 Ia mendapat pekerjaan sebagai Operator Telegraf di Boston. Pada tahun 1877 Ia menemukan Phonograph, Ia juga menyibukan dirinya untuk meneliti lampu pijar, hingga akhirnya pada tahun 1879 beliau berhasil melahirkan lampu pijar pertama. Pada tahun 1882, Ia memasang lampu-lampu listrik di jalan-jalan dan rumah sejauh 1 km di kota NewYork. 

Dari penemuan-penemuannya itu uang nya cukup untuk mendirikan perusahan sendiri. Pada tahun 1890, Ia mendirikan perusahaan General Electric. Ia pencipta paling produktif pada masanya, memegang rekor 1093 paten atas namanya, dan Ia juga banyak membantu bidang pertahanan pemerintahan AS. Pada tahun 1928 Ia menerima penghargaan berupa mendali khusus dari Kongres AS.

Sikap beliau yang bisa kita teladani seperti rasa ingin tahu yang sangat besar, kerja keras yang tinggi, pantang menyerah, menganggap kekurangan sebagai kelebihan dan menganggap kepintaran bukanlah segalanya. Semoga Ia akan menjadi inspirasi dan motivasi bagi kita semua untuk terus semangat dalam mengejar impian dan bangkit dari kegagalan.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun