Mohon tunggu...
Dan
Dan Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Verba volant, Scripta manent

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Tingkatkan Literasi, Forum Taman Baca Masyarakat Kabupaten Kediri Gelar Acara Bedah Buku

11 Juni 2022   23:07 Diperbarui: 11 Juni 2022   23:59 576
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber: Instagram @dulwahabschool dan @ftbm_kabkediri

Forum Taman Baca Masyarakat (FTBM) Kabupaten Kediri menyelenggarakan acara bedah buku berjudul Sastrawan Lekra dan Perlawanan Kelas Pekerja di Perpustakaan Mastrip, Pare-Kediri pada hari Sabtu (11/6/2022). Acara tersebut dihadiri oleh salah satu penulis buku, Moh. Fikri Zulfikar, M.Pd serta dua orang pembedah buku, Bung Hilmy yang merupakan seorang dosen Universitas Bina Nusantara (BINUS) Malang dan seorang penulis cerpen asal Makassar, Kaisar Deem.

Acara tersebut dimulai pada pukul 09.30 WIB dan dihadiri oleh sekitar 40 orang peserta. Sebelum memasuki ruangan, para peserta diwajibkan mengisi daftar hadir. Acara dimulai dengan menyanyikan lagu kebangsaan Indonesia Raya dan dilanjutkan dengan sambutan dari pihak perpustakaan Mastrip Pare dan Ketua dari FTBM Kabupaten Kediri. Pihak perpustakaan Mastrip Pare mengapresiasi acara bedah buku tersebut, “Saya sangat mengapresiasi kehadiran teman-teman semua dalam acara bedah buku yang diselenggarakan di Perpustakaan Mastrip Pare ini, mengingat Perpustakaan Mastrip selama kurang lebih dua tahun vakum karena pandemi Corona. Kalau ada acara-acara literasi seperti ini lagi, kami akan dengan senang hati menyediakan tempat bagi teman-teman,” ujarnya. Setelah menyampaikan sambutan, acara diambil alih oleh moderator bedah buku, Samsul Wahab.

Moh. Fikri Zulfikar, selaku penulis memaparkan isi buku secara singkat kepada para peserta yang hadir kemudian ditanggapi dan dibedah oleh Bung Hilmy melalui sudut pandang sejarah, mengingat topik bahasan yang diangkat dalam buku tersebut adalah tentang Lekra (Lembaga Kebudayaan Rakyat), sebuah organisasi kebudayaan yang dulu berdiri di bawah naungan PKI (Partai Komunis Indonesia) yang didirikan pada tahun 1950 hingga tahun 1965. Selain itu, Bung Hilmy juga menceritakan pengalaman penelitiannya tentang sejarah pemilihan umum (pemilu) di Indonesia pada tahun 1955. Pada pemilu tersebut, para seniman dan sastrawan Lekra mengambil peranan penting dalam kancah politik. Tidak seperti zaman sekarang yang berkampanye malalui poster, baliho, dan iklan di televisi, pada pemilu tahun 1955 kampanye dilakukan dengan cara tersirat melalui pagelaran seni seperti ludruk dan juga karya tulis yang dimuat dalam koran Harian Rakyat.

Setelah dibedah melalui sudut pandang sejarah, Kaisar Deem menanggapi melalui sudut pandang sastra. Kaisar Deem juga menyampaikan perbedaan antara lembaga kebudayaan Lekra yang kebanyakan menghasilkan karya sastra beraliran realisme sosialis dan Manifesto Kebudayaan (Manikebu) yang mengusung humanisme universal.

Terdapat beberapa masukan dari Bung Hilmy dan Kaisar Deem terkait buku Sastrawan Lekra dan Perlawanan Kelas Pekerja, salah satunya ialah absennya arsip-arsip karya sastra Lekra yang jika dihadirkan dapat membuat para pembaca merasakan bagaimana keadaan sosial politik yang tengah terjadi pada masa itu.

 

Sumber: Dokumen pribadi
Sumber: Dokumen pribadi

“Sebenarnya buku ini kami tulis dalam kurun waktu sekitar satu tahun, dan pada saat itu di tahun 2021 sedang marak-maraknya penyebaran virus Corona serta pemberlakuan PPKM sedang gencar-gencarnya di seluruh Indonesia. Jadi, kami selaku penulis cukup kesulitan untuk mengakses arsip-arsip karya sastra Lekra yang banyak tersebar di luar kota sebagai sumber utama. Untuk mensiasati hal tersebut, kami mengakses beberapa sumber yang masih ada kaitannya dengan Sastrawan Lekra,” ujar Moh. Fikri Zulfikar selaku penulis buku menanggapi masukan dari para pembedah.

Setelah itu, acara dilanjutkan dengan pembacaan puisi dari perwakilan Teater Anak Sekolah (TAS) SMA Negeri 1 Pare dan sesi tanya jawab antara peserta dan pembicara. Setelah sesi tanya jawab usai, para penanya diberikan hadiah buku oleh panitia penyelenggara. Acara diakhiri dengan foto bersama antara para peserta, panitia penyelenggara, dan para pembicara. Acara bedah buku berjudul Sastrawan Lekra dan Perlawanan Kelas Pekerja hasil kolaborasi dari Moh. Fikri Zulfikar, M.Pd, Prof. Dr. Djoko Saryono, M.Pd, dan Dr. Moch. Syahri, S.Sos, M.Si tersebut berakhir pada pukul 13.00 WIB.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun