Mohon tunggu...
Dania Pangaribuan
Dania Pangaribuan Mohon Tunggu... Mahasiswa - Information System Student at Airlangga University

Seorang mahasiswa Universitas Airlangga yang gemar mencoba hal baru

Selanjutnya

Tutup

Inovasi

JOMO : Menikmati Kebahagiaan dari Ketidakterhubungan

17 Desember 2024   17:00 Diperbarui: 17 Desember 2024   20:12 32
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Gadget. Sumber ilustrasi: PEXELS/ThisIsEngineering

Di era digital ini, kita sering mendengar istilah FOMO atau Fear of Missing Out. Dikutip dari Motivational, emotional, and behavioral correlates of fear of missing out (Przybylski et al., 2013) FOMO atau Fear of Missing Out adalah Ketakutan individu yang disebabkan oleh aktivitas orang lain yang lebih menyenangkan daripada atau tanpa dirinya, dimana ada keinginan untuk terus terhubung dengan apa yang dilakukan orang lain. FOMO atau Fear of Missing Out merupakan fenomena yang sudah lama terjadi di era perkembangan teknologi ini yang mempermudah kita mengetahui informasi atau aktivitas orang lain di sosial media.

Media sosial seperti Instagram dan TikTok menjadi platform di mana individu dapat berbagi momen penting dalam hidup mereka. FOMO menjadi perasaan yang sulit untuk dihindari, selalu mengikuti tren terbaru dan pengalaman yang sedang popular. Seperti tren boneka labubu dan spotify wrapped yang tengah popular di sosial media sehingga banyak dari mereka yang mengupload dan menghamburkan uang demi mengikuti tren tersebut.

Selain mengalami FOMO, ada orang lain yang tidak terganggu oleh semua itu. Mereka lebih menyukai kegiatan lain seperti membaca buku, memasak dan melewatkan berbagai informasi atau isu. Kondisi tersebut dikenal dengan sebutan JOMO atau Joy of Missing Out. Hal ini berbanding terbalik dengan FOMO. JOMO tidak berarti melakukan kegiatan lain dan tidak bermain sosial media, melainkan selektif dalam apa yang dilakukan tanpa memikirkan orang lain. Dilansir dari Cleveland Clinic Arti dari JOMO sebenarnya adalah merangkul ide untuk sekadar menemukan kegembiraan dan kepuasan, memilih untuk tidak ikut serta atau melewatkan kegiatan, dan memprioritaskan perawatan diri sendiri.

Menerapkan JOMO dalam kehidupan

Menerapkan JOMO bukan berarti kita harus memutuskan hubungan kita dengan dunia luar. Sebaliknya, ini adalah tentang menciptakan ruang untuk diri sendiri. Berikut adalah beberapa cara untuk menerapkan JOMO dalam kehidupan.

  • Kurangi Waktu di Media Sosial

Media sosial sering kali menjadi pemicu utama FOMO, di mana kita merasa harus mengetahui segala hal, mengikuti segala tren, dan terus membandingkan hidup kita dengan orang lain. Mulailah untuk menetapkan batasan waktu penggunaan media sosial, misalnya hanya 30 menit sehari atau memilih untuk offline dalam momen-momen tertentu. Membatasi penggunaan media sosial membantu kita untuk lebih terhubung dengan lingkungan sekitar.

  • Prioritaskan Waktu untuk Diri Sendiri

JOMO mengajak kita untuk menikmati waktu sendiri tanpa gangguan dari dunia luar. Ketika kita melewatkan sesuatu, itu tidak berarti kita kehilangan kesempatan, melainkan sedang memberikan diri kita waktu untuk fokus pada hal yang lebih relevan atau sekadar beristirahat. Ciptakan ruang untuk fokus pada diri sendiri.

  • Fokus pada kesadaran penuh (mindfulness)

Mindfulness membantu kita untuk menikmati momen tanpa terganggu oleh apa yang sedang terjadi. Mindfulness mengajarkan bahwa tidak apa-apa untuk melewatkan sesuatu demi menjaga kesejahteraan diri. Fokus pada momen-momen kecil, seperti membaca buku favorit, berjalan santai, memasak, atau hanya merenung. Dengan mindfulness, kita belajar menghargai apa yang ada di depan kita, tidak terikat oleh tekanan dari luar, dan menemukan kebahagiaan dalam momen-momen kecil.

Manfaat JOMO dalam kehidupan

JOMO dapat membantu untuk meningkatkan produktivitas kita dengan mengalihkan waktu yang biasanya dihabiskan untuk mengikuti tren dengan mengerjakan berbagai aktivitas, lebih fokus pada prioritas hidup seperti keluarga, pekerjaan, pendidikan dan hobi, mengurangi stress dan kecemasan, dan meningkatkan kesehatan mental dengan menikmati waktu untuk diri sendiri tanpa gangguan.

JOMO mengingatkan kita bahwa kebahagiaan tidak selalu berasal dari pengalaman besar, mahal ataupun mengikuti trend yang sedang viral. Kadang-kadang, kebahagiaan dapat ditemukan dengan membaca buku favorit di rumah, menghabiskan waktu dengan keluarga, atau sekadar menikmati secangkir kopi sambil merenung. Dengan JOMO, kita belajar untuk menerima diri sendiri dan merayakan momen-momen kecil yang membuat hidup lebih berarti.

Jadi, mari kita mulai menikmati JOMO dan menemukan kebahagiaan dalam ketidakterhubungan. Ingat, hidup bukan tentang siapa yang paling sibuk atau paling banyak pengalaman, tetapi tentang siapa yang paling bisa menikmati setiap detiknya.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Inovasi Selengkapnya
Lihat Inovasi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun