Mohon tunggu...
Danial Dwi Purwoko
Danial Dwi Purwoko Mohon Tunggu... Mahasiswa - mengawali menulis

laki laki yang lahir di tahun 1994 dengan segala keterbatasan untuk menulis

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Hari ke-2 KKN IAI Syarifuddin Wonorejo Lumajang, Mahasiswa Mulai Interaksi ke Masyarakat

26 Oktober 2021   22:13 Diperbarui: 26 Oktober 2021   22:42 444
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

KKN PAR yaitu kegiatan penelitian-pendampingan yang melibatkan masyarakat secara langsung. Wawancara tidak terstruktur ialah salah satu metode yang digunakan untuk mendapatkan informasi dari warga dan untuk mengetahui permasahalan yang ada di desa dampingan.

Setelah dibagi menjadi tiga kelompok, kami mulai mencari masyarakat dan melakukan wawancara. Kelompok dusun Krajan II berkunjung ke rumah RW I, Ali Topan. Diketahui daerah di sini, terdapat 4 RT. Sebagian besar mata pencaharian masyarakat berasal dari bercocok tanam, petani kebun kelapa. Selain itu Bapak Topan juga memberitahu kami batas-batas wilayah Krajan II.

Pada malam harinya, seplepas sholat magrib anggota perempuan berbincang-bincang dengan jama'ah ibu-ibu. Banyak informasi yang di dapat, salah satunya adanya kelompok mualimat yang diadakan setiap minggu pada hari kamis.

Kelompok dusun Gunung Cilik berkunjung ke rumah kepala dusun (P Kampung) Nadi, tetapi kami hanya ditemui oleh Bu Ida (Putri P Kampung). Kondisi perairan di sana sangat lancar dari perairan PDAM, dan membayar biaya air sesuai dengan pemakaian, rata-rata 65 ribu. Sedangkan perkebunan yang ada, biasanya ditanami pohon sengon, tebu dan pohon barsa.

Kepala dusun Guntoran ternyata sudah tidak aktif selama delapan tahun terakhir, informasi ini kami dapat setelah berkunjung ke rumah bapak/ibu Misrat. Seperti di dusun Gunung Cilik, kami tidak dapat bertemu dengan bapak Misrat sebab beliau sedang mencari rumput.

Dari ibu Mirsat kami dapat banyak informasi, di antaranya: rata-rata penduduk dusun mempunyai sapi dengan jumlah 3-4 lima ekor. Dan perkebunan yang mereka punya ditanami pohon alpukat, sengon dan kelapa. Sedangkan pemuda-pemuda dusun kebanyakan berada di pesantren.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun