EGOIS
Karya : Daniaji
Sebaris pinta yang merayu-rayu takdir demi sepucuk restu
Menjelajah malam di musim semi dan menyelami sunyi dengan tangan menengadah menghadap nabastala
Berbekal netra batiniah namun faktanya tak pernah sanggup menyudahi harapan
Memaksa raga terjaga di sepertiganya, agar tidak ada siapapun yang melihat tingkah jenaka
Menoreh kesana kemari yang terlihat hanya setumpuk harap yang  khusyuk menampik kekhilafan
Entah, sedang berada dimana angan-angan
Seperti sedang berputar pada labirin makna
Menari-nari dengan diiringi nada dari suara do'a yang dimunajatkan
Kita semakin sibuk berebut pengakuan dengan para malaikat, siapa diantara ciptaan-Nya yang paling gagah saat bertasbih
Sedangkan diwaktu yang sama, iblis sibuk menertawai keegoisan kita dalam hal tersebut
Lagi dan lagi keegoisan merajai
Memporak-porandakan kewajiban kita, lalu seenaknya menagih hak yang berlebihan sebagai ciptaaNya
Rasa bersyukurpun hanya dibiarkan melintas ditelinga dan lenyap entah dimana rimbanya.
Bongkahan permata seolah bersembunyi di dalam lapisan debu, aroma cinta yang menyejukkan seperti tidak sanggup membuat kita terlelap, kita dibuat gelisah oleh akal yang dititipkan. Dimana kita sebenarnya? Saat ruang ketenangan dibiarkan gelap.
Sebegitu egoisnya kita
Apakah pantas jika itu dinamakan cinta?
Indramayu, 05 Juli 2024
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H