Jari jemari mewakili tindak tanduk isi pikiran
Membual, merayu dan menyakiti telah mampu meski tanpa bertatapan
Menaklukan hati hingga mengobati rindu
Seolah sanggup tanpa sedikit ragu
Kulihat wajah dari penikmat aksara yang sedang murung
Menerima kabar tanpa suara namun hatinya terkurung
Gelap gulita menunjukkan eksistensinya
Air mata kini menguasai ekspresinya
Kulihat pula merona merah di pipi
Dari tatapan bahagia penikmat aksara lainnya
Mungkin pesan singkat yang diterima
Dari pemilik hati yang lama dinanti
Tetapi, entah aksaraku dalam syair ini milik siapa
Jari jemari seperti murung tidak berdaya
Aku tau mereka telah membacanya
Sepertinya aku harus sabar menunggu reaksinya
Jakarta, 22 September 2023
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI