Ya, aku sedang menatap keegoisan
Seolah-olah berharap kebahagian
Tidak pantas ku utarakan
Meski tentang dirimu selalu ku utamakan
Aku sibuk mengekang malam dari riuhnya kerinduan
Saat Kau masih saja asyik bercengkrama dengan penghianatan
Aku muak, selalu saja harus tertunduk menuju haru
Sementara sayatan demi sayatan luka hati dari dirimu, bukan lagi hal baru
Sepenuh hati aku mencintai
Tetapi, kau seolah sekuat hati melukai
Hadirmu nyata berkerumun diantara luka
Saat hadirku kau anggap fatamorgana atas nama setia
"Apa sebenarnya maumu? Apa kau menginginkan aku terhina demi bahagianya kita?"
Lihat, segenggam alibi kini seolah hadiah terhebat yang kau kemas untukku, kini semua itu telah menjadi dilema yang sedang ku nikmati hingga raga ini terlihat d u n g u.
Jakarta, 7 April 2023
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H