Merenung saja kau di sudut rindu,
maaf aku tidak lagi perduli,
menyembuhkan luka yang dahulu kau beri saja aku tak mampu,
lalu kau datang lagi setelah sekian lama pergi.
Merenung saja kau di sudut sepi,
aku muak jika cinta ini bersemi kembali,
dilema pernah membuatku tertatih-tatih,
sedangkan kau selalu saja menunjukan bahagia bersamanya tanpa letih.
Menangis saja di dalam penyesalan,
karena perlahan-lahan kau akan aku lupakan
sekian lama tersiksa dalam penantian,
ternyata aku bukanlah yang kau rindukan.
Merintih saja menuju isyarat kecewa,
Maaf aku tidak akan menaruh rasa iba,
sejuta sajak kini akan tercipta,
mewakili rasa yang paling kecewa.
Daniaji
Indramayu, 3 November 2022
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H