Mohon tunggu...
Dani Agil Asyari Al Munawar
Dani Agil Asyari Al Munawar Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

konten yang saya suka adalah konten berbau kritik politik

Selanjutnya

Tutup

Politik

Akhir Periode Jokowi

11 Januari 2024   08:31 Diperbarui: 11 Januari 2024   09:15 330
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
sumber gambar: DevianArt

Ir. H. Joko Widodo adalah Presiden Indonesia ke 7. Beliau menjabat presiden sejak tanggal 20 Oktober 2014. Beliau menang dalam Pemilu Presiden 2014. Jokowi adalah Presiden Indonesia yang pertama kali bukan berasal dari elit politik atau militer negara Indonesia. Beliau menang bersama wakilnya  Wakil Presiden  Jusuf Kalla dan beliau menang lagi bersama Wakil Presiden Ma'ruf Amin di Pemilu 2019. Jokowi menjabat Presiden ke dua terlama setelah Bapak Soeharto yaitu 3 periode di bawah Bapak Soeharto 6 Periode. 

Cukup lama Jokowi  menjabat sebagai Presiden, akan tetapi bukan sesuatu yang mudah bagi Jokowi untuk menjadi Presiden. Tantangan dan lintangan sering kali beliau hadapi mulai dari tantangan internal maupun eksternal.Tetapi itu bukan masalah bagi beliau. Bahkan beliau menampar semua mulut yang pernah menjatuhkan  harkat martabat dari seorang Jokowi. Beliau bahkan semakin berani dengan turun ke Elit Global dengan ikut mendeklarasikan Perdamaian Palestina.

Sebagai Presiden beliau memegang peranan penting bagi Tanah Air Indonesia,sebab mampu mengembalikan Indonesia dari krisis ekonomi yang menimpa Indonesia dikala Covid 16 menerjang. Dengan caranya, beliau sanggup mendorong ekonomi negara dengan kebijakan-kebijakan yang beliau terapkan pada saat itu.

Tibalah di penghujung Periode. bahkan di penghujung jabatannya beliau pun masih sempat menyibukan diri dengan peranannya sebagai Kepala Negara mengenai peredaran uang  di akhir tahun. Beliau bahkan mengkhawatirkan kasus tersebut. Menurut Jokowi hal ini, disebabkan oleh pembelian instrumen yang diterbitkan Kementrian Keuangan (Kemenkau) dan Bank Indonesia (BI).

"Jangan-jangan terlalu banyak yang di pakai untuk membeli SBN (Surat Berharga Negara) atau terlalu banyak yang dipakai untuk membeli SBI (Sertifikat Bank Indonesia) atau SVBI (Surat berharga dalam valuta asing yang diterbitkan BI). Sehingga yang masuk ke sektor riil berkurang," papar Jokowi dalam Pertemuan Tahunan Bank Indonesia (PTBI) di Kantor Pusat BI, Jakarta, dikutip Sabtu (23/12/2023).

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun