Mohon tunggu...
Dania
Dania Mohon Tunggu... Guru - semangat

hidup adalah anugerah untuk terus berkarya dan bergerak semangat di setiap kesempatan yang di dapatkan dan selalu mencari peluang

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Sampai Kutemukan Hati yang Tak Menyakiti

12 Januari 2023   15:20 Diperbarui: 12 Januari 2023   15:44 74
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

Sakitnya Dikhianati

33 tahun kuarungi hidup berumah tangga, pada masa masa itu semuanya baik baik saja, tetapi di tahun ke 33 kejutan dan cobaan 

terjadi menguji biduk rumah tanggaku. Kuingat malam itu adalah malam pergantian tahun 2015 ke tahun 2016, setelah selesai mengikuti prosesi api unggun yang dilakukan pramuka penggalang di sekolah menengah pertama yang dipimpin oleh suamiku 

kami pamit untuk pulang ke rumah ,karena waktu sudah menunjjukkan pukul 01. '00 dinihari dan aku ingat si bungsuku sendirian 

di rumah bakar bakar jagung sama teman temannya di depan rumah, aku takut mereka ketiduran api arang belum dimatikan 

dengan sempurna tentunya akan berakibat patal.

Setelah pamit dengan Bapak Ibu pembina  pramuka ,saya dan suami kembali ke rumah. Selama diperjalanan aku sangat senang suasana pergantian tahun sangat jelas , kembang api silih berganti ditembakkan di langit diatas kepala sangat indah dengan warna warninya yang indah. Aku katakan pada suamiku lihatlah kembang api itu sangat indah , beliau hanya menjawab iya indah kufikir wajarlah beliau mengantuk. Tidak berapa kulihat lagi semakin banyak orang orang memainkan kembang api ini, aku sangat ingin melihatnya maka kukatakan " pa stop di sini mama mau lihat dari dekat kembang apinya" beliau menurut saja meminggirkan kendaraannya dan aku seperti anak kecil langsung turun dari mobil dan melihat ke atas mengamati indahnya pemandangan malam tahun baru di atas sana.

Aku tidak pernah menyadari ternyata suamiku tidak turun dari kendaraannya dan beliau baru kusadari dari jauh lagi sibuk dengan hpnya, aku tak pernah menaruh curiga sama beliau selama ini. Akhirnya kembang api itupun habis dan aku kembali ke mobil dan suamiku hanya berkata  " sudah selesai habis ya " yang kujawab hanya dengan anggukkan kepala. Kami melanjutkan perjalanan kembali ke rumah. Setelah sampai ternyata semua sudah beres , sibungsu telah membereskan semuanya dengan baik , dalam hatiku ini pasti piring yang bertumpuk dicucian,tidak apalah semua ok alhamdulilah syukurku dalam hati.

Malam semakin larut dan jam dinding menunjukkan pukul 03.00 pagi,dengan rasa ngantuk kamipun tertidurlah. Dengan tanpa sengaja menjelang subuh aku mendengarkan suara notifikasi dari handphone pribadi suamiku yang handphone itu biasa digunakan untuk urusan keluarga saja,terbangunlah aku dan kuambillah hp dari kantong baju suamiku, karena hp pribadi aku tak masalah membukanya,jika hp kantor tak pernah kubuka , karena  itu urusan kerja.

Aku sangat terkejut ketika terbaca sms " Papa ...mama sudah hati hati dan ini malam tahun baru mama sdh diperjalanan sama anak anak menuju kota jakarta, nah mama yang mana ini . Aku yang selama yang kutahu hanya dipanggil mama oleh suamiku dan anak anak tentunya sangat terkenyut,oooh hati ini sangat sakit disinilah berawal hati yang terkhianati.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun