Mohon tunggu...
Dani H.T. Prasetiyo
Dani H.T. Prasetiyo Mohon Tunggu... Lainnya - Dosen dan Penulis

-

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Alam & Tekno

Sejarah Singkat Mesin Diesel

3 Maret 2024   00:18 Diperbarui: 3 Maret 2024   00:20 85
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
sumber gambar : dieselarmy.com

Hallo sobat semua, pada artikel kali ini kita akan membahas tentang sejarah singkat mesin diesel.

Secara umum, kita tidak asing dengan kata mesin. Mesin merupakan sebuah alat yang digunakan pada berbagai bidang seperti transportasi, industri dan pembangkit energi. Secara umum kita telah menjumpai mesin pada kehidupan sehari-hari. Salah satunya adalah mesin diesel.

Mesin diesel mulai dikembangkan oleh ilmuwan keturunan Jerman yang bernama Rudolf Diesel. Rudolf diesel lahir di Paris pada tahun 1858. Pada teorinya yang berjudul The theory and construction of A rational heat engines, Rudolf Diesel mengemukakan bahwa mesin yang diciptakannya memiliki sistem kerja dapat mengkompresi udara dengan tekanan tinggi. Sistem kerja kompresi dengan tekanan yang tinggi dilakukan oleh piston dan diikuti dengan temperatur yang tinggi pula. Pertama kali mesin diesel diuji coba dengan menggunakan bahan bakar nabati yang berasal dari minyak kacang. Percobaan tersebut dilakukan pada tanggal 10 Agustus 1893. Pada percobaan tersebut, Rudolf Diesel berhasil mendemonstrasikan mesin diesel dan menerima hak paten atas temuannya. Atas temuannya tersebut, mesin diesel banyak digunakan sebagai alat transportasi seperti bus dan truk. Hal ini dikarenakan mesin diesel dapat menghasilkan torsi yang tinggi sehingga cocok digunakan untuk alat transportasi umum dan niaga.

Namun, seiring perkembangan zaman, penggunaan bahan bakar nabati untuk mesin diesel bergeser ke penggunaan bahan bakar fosil. Hal ini dikarenakan bahan bakar fosil yang lebih rendah viskositasnya sehingga lebih memudahkan dalam distribusi bahan bakar ke dalam ruang bakar. selain itu biaya produksi bahan bakar fosil lebih murah dari pada memproduksi bahan bakar nabati. Namun, penggunaan bahan bakar fosil memiliki dampak negatif salah satunya adalah polusi udara yang ditimbulkan sehingga dapat mempengaruhi iklim global bumi. Oleh sebab itu, saat ini mulai digalakkan kembali penggunaan energi alternatif yang berasal dari bahan nabati. Salah satu bahan baku nabati yang populer di Indonesia untuk dikonversi menjadi biodiesel adalah minyak sawit.

Terima kasih telah meluangkan waktu untuk membaca artikel ini ya sobat semua.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Lihat Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun