Mohon tunggu...
Burdani Dani
Burdani Dani Mohon Tunggu... Insinyur - Sastra Mengubah Dunia

Saya senang membaca, saya juga berusaha menuliskan sesuatu yang berguna bagi orang. Boleh jadi menjadikannya hiburan atau penggugah inspirasi bagi orang.

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Sesaat di Dermaga

12 November 2011   05:43 Diperbarui: 13 Juli 2015   10:31 68
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Biarkan sesaat meretas waktu mengingat alunan hati yang lalu

Biarkan rasaku menyibak tabir biru yang kini kelabu

Biarkan aku temani senja waktu menggiring resah kelu

Biarkan kepak sayap Camar mengusik lamunanku

Biarkan dentingan dawai hatiku menyimak romansa dirimu

+++

Tahukah laut, betapa besar air cintaku melingkupi birumu

Tahukan pantai, taburan asaku menghamparkan pasir putihmu

Tahukah ombak, debaran hempasan hati pada keangkuhan berkeping semu

Tahukan angin, desir nafasku meresahkan lambaian nyiur menari layu

Tahukan dermaga, sedihku meninggalkan jejak pada deretan kayu tuamu

+++

Cahaya senja masih menyelusup nakal pada kelopak mata berkaca

Keremangan ini cukup gelap pada kisi-kisi kalbu terluka

Aku terduduk menyatu waktu mendongak mega

Melihat percikan cahaya menerobos awan kelabu ungu tua

Menghirup dingin meresapi paru-paru berisi lelah udara

Gbr. dari : http://gambar.mitrasites.com

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun