Gambar dari : http://sidiqtriw.blog.com
Tak lupa...
Cahaya sudut matamu begitu bening dan menyegarkan segalanya
Berbingkai manis selayang senyuman mengajak berangan
Kau disitu mencipta cinta berkayuh angin meniupku
Malu berpadu dengan damai melumat emosi silih berganti
Tak lupa...
Sepatah cinta membuka ucap pada jengah suasana
Bayangmu sama indahnya dengan larik sinar berlian
Suaramu menyaingi simponi yang tercipta penuh asa
Kata bak syair puisi menemukan inspirasi
Gema indah hari itu selangkah demi selangkah
Tak lupa...
Ada permohonan rahasia menyingkap hati
Enggan tak akan lena berkesudahan
Hanya tawa yang menjelaskan
Siapa hati dan siapa emosi yang mendera keduanya
Penentuan tatapan jawaban hati yang mencari
Tak lupa...
Hujan tak henti menjatuhkan bulirnya pada rambut kami
Mendekap hangat tangan menyalurkan tak terucap
Semua tertulis pada kertas prasasti apapun
Meski senja melihat kami dengan senyum
Itulah kisah membuat cerita abadi pada lembar dunia
Tak lupa...
Masa tak berulang dengan tawa pada awal
Berpalingnya hati memaksa diri menutup surga di awan
Prasangka memarahi cinta yang tak berdaya
Menghempaskan  diri dari kerinduan yang tak pernah hilang membumi
Menanti waktu cinta itu tersenyum pada sebuah detik
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H