Mohon tunggu...
dani suprayogi
dani suprayogi Mohon Tunggu... -

saya ibu dari 2 putri dan wanita bekerja

Selanjutnya

Tutup

Catatan

Ternyata bener loh Allah mendengar doaku......

17 Juni 2010   17:27 Diperbarui: 26 Juni 2015   15:28 215
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Saat putri bungsuku terpilih sebagai duta remaja dalam pertukaran pelajar AFS/YES dan ditempatkan selama hampir 1 tahun  di Seattle,USA, banyak sekali perubahan dalam pola pikir yang disampaikan kepadaku.

Saat akan berangkat dia bercita-cita mau jadi diplomat nantinya, padahal  pada kenyataannya sebenarnya  dia telah menjadi "diplomat remaja" buat teman-teman remaja di high scholl nya juga  dalam komunitas International student saat tinggal di USA, tetapi begitu kembali ke Indonesia  saat menapakkan kakinya di bandara Soekarno-Hatta, tiba-tiba dia menangis dihadapanku....... (kirain kangen sama saya sebagai ibunya yang telah ditinggal 1 tahun), ternyata..... bukan itu , dia malah teringat dan kangen  mommy and daddynya serta host sisternya,Kari,yang telah membuatnya ingin kembali lagi kesana saat kuliah nanti, Oaalaah....piye tho.

Ceritanya, putriku ternyata menjadi anak bungsu juga disana di keluarga Foss family, dengan  2 kakak wanitanya, yang paling  besar tinggal di Chicago dan adiknya kuliah di Washington University,Washington State.  Dari situlah dia tertarik melihat Kari (host sisternya) dengan cerita2 nya, senangnya apabila bisa menjadi seorang Public Relation dan diajak ke kampusnya, terutama di jurusan Komunikasi, disitulah  dia mulai  tertarik dan melupakan untuk masuk ke UI jurusan HI.

Selama berada disana, komunikasi kami tidak pernah putus dengan adanya kecanggihan teknologi, dengan menggunakan skype, kita bisa selalu melihat keadaannya dan juga berkenalan dan berbicara dengan keluarga barunya. Saking sayangnya "host parent"nya pada putriku, terutama Daddy nya (karena putriku, mendapatkan figure seorang ayah, yang tidak dia dapatkan lagi semenjak usia 12 tahun, karena ayahnya telah  meninggal) selalu berharap putriku untuk datang kembali apabila kuliah nanti.

Pusinglah aku....selama disana kalau kami ngobrol di skype, dia selalu bilang : "Ibu, aku mau donk kuliah disini, kemarin Daddy ngajak aku ke University buat tanya-tanya berapa biaya kuliah di situ". Disinilah aku mulai kebingungan dan selalu berdoa dalam sholatku, untuk diberi jalan terbaik oleh Allah.

Orang pasti berpikir, koq omongan anak begitu saja, pake dipikir banget-banget sich. Justru inilah yang menjadi pemicunya, karena putriku sempat tercetus, "masa mbak (kakaknya) kuliah di Aussie, sedangkan aku yang bisa sampe Amrik tanpa biaya ibu, gak boleh nerusin sekolah di Luar Negeri juga" . Memang bener sich...aku gak boleh pilih kasih, tapi sekarangkan semuanya telah berubah, karena aku seorang single parents, sementara uang tabunganku yang kami siapkan buat anak2 sejak dulu ternyata tergerus inflasi dan hanya bisa sampai untuk jatah putri pertamaku.  Aku melihat putri bungsuku ini memang mempunyai potensi dan fighting spirit yang lebih besar dibanding kakaknya.  Karena kakaknya bisa kuliah di luar negeri, selain kemauannya yang kuat sejak masih SMA, juga karena dorongan kami sejak dia kecil untuk suatu saat kelak kalian harus kuliah di Luar negeri.  Kami bisa mendorong anak2 dengan kata-kata tersebut karena sejak awal kami menikah , saya dan almarhum bapaknya sudah berkomitmen untuk mulai mencicil dengan menabung dollar buat bisa  menyekolahkan anak-anak kelak di luar negeri. Namun Allah berkehendak lain, tiba-tiba suamiku dipanggil Nya secara mendadak dalam usia yang relatif muda, sehingga tampuk pimpinan keluarga berpindah kepadaku. Bersyukurlah aku, karena sejak sebelum menikah aku sudah bekerja, sehingga keuangan keluarga bisa aku kendalikan dengan baik.

Mulailah aku berhitung, melihat sisa tabunganku buat jatah kuliah putri bungsuku yang ternyata hanya cukup buat biaya kuliah 2 semester saja bila  di Luar negeri, itupun di Australia tempat kakaknya tinggal, bukan di amerika seperti yang dia idamkan.

Setiap hari , dalam sholatku, tidak pernah lupa aku selalu  memohon kepada Nya untuk diberikan jalan terbaik buat masa depan anak-anakku, yang mana aku sangat mengetahui kemampuan dan potensi dari mereka yang mempunyai kelebihan masing-masing yang berbeda ( Alhamdullilah ), dan sebagai orangtua, saya harus berusaha dengan segenap kemampuan  untuk bisa tetap membahagiakan nya, karena mereka selalu bersikap manis dan membanggakan diriku. Jadi, pantaslah aku kalau aku berusaha untuk bisa memberikan kesempatan terbaik buat anak-anakku, karena merekalah harta saya yang sangat berharga yang saya miliki dan tidak bisa diukur dengan materi.

Singkat cerita, kira-kira 1 bulan sebelum putriku kembali dari Amerika, Allah memberiku hadiah yang tidak pernah aku duga sama sekali bahkan terpikirpun juga tidak, yakni aku mendapat telpon dari rekan kerjaku di kantor lamaku, bahwa aku berhak mendapat uang pensiun lagi (sebelumnya aku telah mendapatkannya saat usia 45tahun) dengan jumlah sangat besar yaitu Rp.100 juta,SUBHANNALLAH  !!!

Akhirnya, karena aku sudah berniat untuk menyekolahkan anakku di Luarnegeri, maka aku pergunakan seluruh uang itu untuk membayar kuliahnya pada tahun pertama di universitynya.  Saat ini, 1 tahun telah berlalu dan Alhamdullilah aku masih mempunyai simpanan tabunganku buat membiayai tahun kedua ini. InsyaAllah , untuk tahun ketiga mendatang( yang belum aku miliki dananya saat sekarang), aku percaya Allah senantiasa mendengar segala doa-doa dalam sholat ummatnya dan kelak aku bisa mendapatkan rejeki kembali dengan tidak pernah aku lupa untuk menyisihkan sebagian dari harta yang aku dapatkan, untuk berbagi dengan pesantren yang selalu aku kunjungi untuk berbagi saat memperingati hari-hari bahagia kami.Amien.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Catatan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun