Mohon tunggu...
Petrus Danggalimu Pemula
Petrus Danggalimu Pemula Mohon Tunggu... Wiraswasta - Wiraswasta

Lahir di Pelli - Gollu Manila, Kabupaten Sumba Barat Daya, Kecamatan Wewewa Timur, Desa Wee Limbu pada tanggal 7 Februari 1983. Pernah tinggal di pedalaman Kabupaten Rote Ndao, Kecamatan Lobalain, Desa Kuli, Dusun Talilipa, sebagai pelayan anak usia dini melalui bidang pendidikan dengan visi: pendidikan berkualitas dan karakter mulia dalam diri siswa. Menjabat sebagai kepala TK-SD dari tahun 2008 hingga 2018. Kemudian, pindah ke Kupang dengan tujuan yang sama dan terlibat dalam beberapa unit pendidikan seperti Rumah Belajar Tefila di Oebufu - Kupang, Rumah Belajar Matani, dan Rumah KITA TK&SD. Saat ini, tinggal di Kota Kupang, Oebufu, sambil bertani secara organik.

Selanjutnya

Tutup

Diary

Generasi yang Menyimpang karena Ketiadaan Figur

22 Januari 2025   13:00 Diperbarui: 22 Januari 2025   13:00 18
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Diary. Sumber ilustrasi: PEXELS/Markus Winkler

Amsal 22:6 Didiklah anak menurut jalannya, maka ketika ia tua, ia tidak akan menyimpang darinya ( :  "Chanokh la-na'ar al-pi darko gam ki-yazkin lo-yasur mimena.")

Ayat ini ditujukan kepada orang tua yang memiliki otoritas untuk membimbing anak-anak mereka menuju tujuan unik dari Tuhan. Setiap anak memiliki sesuatu yang unik dan dahsyat, dan penting bagi mereka untuk mengenali tujuan ini agar tidak menyimpang atau terjebak dalam hal yang salah.

Mengapa orang tua? Karena mereka memiliki otoritas dan pengalaman. Orang tua yang mengenal identitasnya dan terhubung dengan Tuhan dapat dengan jelas membimbing anak-anak mereka menuju tujuan hidup yang unik. Namun, tidak semua orang tua menyadari peran mereka ini. Orang tua yang tidak intim dengan Tuhan mungkin menunjukkan jalan menurut cara dan tujuan mereka sendiri.

Apa realitas anak-anak saat ini? Banyak anak mengalami stres, bunuh diri, mencuri, minum-minuman keras, membentuk geng, terlibat dalam perilaku seksual menyimpang, menonton pornografi, dan membuang-buang waktu. Ini terjadi karena tidak adanya figur yang jelas yang membimbing mereka menuju tujuan hidup mereka. Mereka butuh figur, dan berdasarkan ayat ini, seharusnya orang tua menjadi figur tersebut.

Namun, jika orang tua tidak dapat menjadi figur itu, siapa yang akan berdiri bagi anak-anak ini? Siapa yang mau diutus untuk membimbing mereka menuju desain Tuhan? Dalam Yesaya 6:8, nabi Yesaya mendengar suara Tuhan: "Siapakah yang akan Kuutus, dan siapakah yang mau pergi untuk Aku?" Maka sahutnya: "Ini aku, utuslah aku!"

Pertanyaannya, siapa yang akan menjadi nabi, guru, penginjil, rasul, dan gembala bagi generasi muda zaman ini, khususnya di NTT dan lebih khusus lagi di Matani?

Apakah Petrus siap berdiri bagi mereka? Jika tidak, mengapa Petrus ada di Matani? Apa desain Tuhan bagi Petrus dan tempat di mana dia berada? Apa yang telah Petrus lakukan untuk generasi di Matani? Apa yang terjadi dengan generasi ini tanpa figur dan didikan yang benar? Apakah Petrus tega melihat generasi ini menyimpang dari jalan Tuhan atau tujuan hidup mereka? Jika Petrus ingin melihat generasi yang berjalan dalam tujuan Tuhan dalam 20 hingga 30 tahun ke depan, sekarang adalah saatnya Petrus berdiri dan memulai sesuatu.

Sadarilah apa yang ada di tangan Petrus, bergeraklah sekarang, jangan menunda-nunda. Kesempatan tidak bisa ditolerir, kesempatan tidak bisa menunggu. Selagi kamu bisa bergerak dan masih kuat, ayo bergerak bersama Tuhan. Pastikan hatimu bersukacita karena ini bukan tentang engkau, tetapi tentang desain-Nya bagi anak-anak di Matani. Bukankah yang Petrus lakukan ini tentang jalan hidupnya sendiri? Petrus diutus untuk menjadi figur bagi generasi ini. Tugas Petrus adalah terlibat dan menjadi bagian dalam apa yang Tuhan kerjakan di Matani. Percayalah, suatu hari kelak, Petrus akan melihat kerajaan-Nya di Matani seperti di surga.

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

Mohon tunggu...

Lihat Konten Diary Selengkapnya
Lihat Diary Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun