TERBANG!!! TERBANGKAN MIMPIMU!!!! BERANIKAN KELUAR DARI ZONA NYAMANMU!!!!
"Lelaki itu bangunan yang kokoh, tapi ia rapuh jika melihat air mata istri. Maka kuatlah para istri karena lelaki sejatimu sedang berjuang untukmu dan anak-anakmu." "Demi istri, demi anak, demi keluarga, demi masa depan, demi Indonesia." Â
Perjalanan pulang habis nonton Terbang di the park solo baru saya tempuh dengan naik motor. Di malam hari nan sepi di beberapa titik jalan, sepanjang jarak tempuh 25 km tak henti-hentinya saya meneteskan air mata.Â
Saya seperti merefleksi bagian cerita itu pada kehidupan saya. Saya teringat sewaktu Candra Dewi yang tengah hilang tua, dengan nada tinggi protes pada suaminya (Onggy) atas hidup yang terombang-ambing tanpa kepastian. Hidup yang semakin mundur karena keputusan suaminya yang berhenti kerja. Jangankan memikirkan masa depan anak, tinggal dikontrakan saja diusir pemilik kontrakan karena tidak sanggup membayar.
Saya sangat...sangaaaaaat....sangaaaaaat..tersentuh ketika adegan Onggy berserah diri kepada Tuhan, berlutut dan mengangkat kedua tangannya. Ia menangis pasrah. Â Â
Betapa Onggy adalah laki-laki kuat. Ia dicurangi ketika berdagang apel, ia bangkit berjualan jagung akan tetapi tak begitu laku, kemudian jualan kerupuk unyil yang awalnya memberikan hasil akan tetapi akhirnya usahanya pun gagal dan bangkrut.Â
Onggy kuat menjalani itu semua meskipun tak dipungkiri derai air mata juga menyertai usahanya. AKAN TETAPI, ONGGY RAPUH DAN MENYERAH TATKALA SANG ISTRI YANG KUAT PUN MULAI MENGELUH DAN MENANGIS.Â
Disinilah bagian yang mengena untuk saya pribadi. Sebagai istri kadang kita tidak menyadari bahwa suami kita adalah laki-laki sejati yang rela menyembunyikan "sakitnya...pilunya...capeknya..beratnya hidup." Di luar sana...di dunia yang luas ini ... Laki-laki sejati tersebut kuat dan tegar. Namun, pondasi kuat suami kita akan rapuh dan goyah jika mendengar kalimat bernada mengeluh maupun tetes air mata sang istri.Â
Sedihnya ditinggal ayah juga adegan yang memilukan bagi saya. Saya tahu benar rasanya. Sakit yang teramat dalam. Kaki pun melemas seolah tak mau melanjutkan perjalanan hidup ini. Itu adalah rasanya kehilangan ayah. Masih dalam kondisi hidup serba kekurangan ditambah kehilangan figur ayah pastilah sangat...sangat berat. Kalau ada Terbang 2, saya yakin akan ada adegan Pak Onggy berkata"Kalau saja papa masih hidup dan menyaksikan saya sekarang......dan seterusnya.." Â
Keputusan keputusan besar yang diambil Onggy seperti berani hijrah ke Surabaya, berani resign sebagai karyawan (keluar dari zona nyaman) Berni mengambil peluang peluang bisnis sampai menjadi motivator adalah perjuangan yang harus diteladani. Awalnya ada rasa takut dari keluarga atas keinginan Onggy merantau ke Surabaya karena mereka adalah keturunan Thionghoa. Saya jadi memposisikan diri sebagai Onggy. Kalau tidak kuat tekadnya, pasti Onggy akan mundur.Â
Figur Aling juga menarik bagi saya. Kedekatan om dan keponakan menjadi kekuatan besar bagi Onggy. Support yang diberikan Aling dalam hal kerjaan dan percintaan sangat menyentuh. Terlihat bahwa keluarga Onggy ini sangat erat dan kompak. Â Â