Gejala Awal Bell’s Palsy
Bell’s palsy terjadi dikarenakan adanya peradangan serta pembekakan pada saraf kranial ketujuh – saraf yang mengontrol otot-otot pada bagian wajah, lalu pada kondisi tertentu seperti infeksi virus dapat menyebabkan peradangan namun banyak kasus Bell’s palsy yang tidak diketahui apa penyebab pastinya.
Penyakit Bell’s Palsy ini bisa menyerang pada rentang usia berapa saja, namun kemungkinan terbesarnya adalah bisa menyerang orang pada usia 15-60 tahun dan usia rata-rata penyakit ini timbul di usia 40 tahun.(Adam, 2019)
Pada umumnya penyakit ini tidaklah berbahaya karena penderitanya dapat sembuh kembali dalam beberapa tahun, namun agar penyembuhannya bisa maksimal atau lebih cepat dapat dilakukan melalui terapi dan pengobatan karena masih adanya kemungkinan walaupun kecil penyakit ini dapat kambuh kembali. (Krakatau, 2022)
Pengobatan Bell’s Palsy dengan metode Fisioterapi
Fisioterapi adalah pengobatan Bell’s palsy yang bertujuan untuk membantu mengoptimalkan proses penyembuhan fungsi dari saraf dan otot, terapi ini dilakukan dengan cara memijat dan melatih otot-otot wajah pasien penderita Bell’s Palsy, selain memijat dapat juga dilakukan dengan terapi stimulasi listrik dengan menempelkan alat khusus yang memberikan aliran listrik yang menstimulasi aktivitas listrik pada otot di wajah, tetapi metode ini sifatnya masih kontroversial karena masih terbatasnya bukti penelitian sehingga efektivitasnya masih harus di cek kembali.
Pasien penderita Bell’s palsy juga biasanya akan diminta melakukan gerakan senam wajah khusus untuk membantu proses penyembuhan agar lebih cepat dan mencegah otot wajah yang mengalami kelumpuhan akan terjadinya penyusutan atau pemendekan yang bisa menjadi permanen.(Artikel, Tubuh and Sehat, no date)
Efek Samping Terapi Bell’s Palsy dengan Metode Fisioterapi
Biasanya latihan Bell’s Palsy dengan fisioterapi dilakukan secara rutin 4-5 kali sehari, agar penyembuhan lebih efektif dan lebih cepat pemulihannya, namun dalam terapi ini juga memiliki efek samping, seperti pembengkakan pada lokasi yang menjadi titik terapi. Kondisi tersebut juga bisa saja terjadi selama proses karena merupakan respon dari tubuh terhadap perawatan yang sedang dilakukan.
DAFTAR PUSTAKA
Adam, O. M. (2019) ‘Bell ’ s Palsy Bell ’ s Palsy’, Jurnal Ilmiah Kedokteran Wijaya Kusuma, 8(1), pp. 137–149. Available at: https://journal.uwks.ac.id/index.php/jikw/article/view/526/pdf.
Artikel, C., Tubuh, K. and Sehat, P. H. (no date) ‘Macam-Macam Metode Pengobatan dan Terapi Bell ’ s Palsy’, pp. 6–11.
Krakatau, A. (2022) ‘Suaramu Untuk Apakah Bell ’ s Palsy Berbahaya ? Jokowi Disomasi , Ini Kata Ini Sosok Ayah Terduga Imbauan Kemenkes Soal Kenaikan Kasus Covid -19 Apakah Erupsi Gunung’, pp. 1–8.
Â
Â
PROFIL PENULIS
Â
Nama:Â Danendra Dachlan
NIM: 022311013
PRODI: D4-FISIOTERAPI
Mahasiswa Fisioterapi, Universitas Binawan
Dosen: Apriyani Riyanti, S.Pd., M.Pd / 01001130
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H