Yogyakarta - Pasar Tradisional yang dulu menjadi tempat favorit memenuhi kebutuhan kini tergantikan oleh Pasar Modern dan Warung. Terlihat di Pasar Gowok atau Pasar  Desa Caturtunggal pada Jumat (30/10/2022) dimana sebagian besar lapak tutup lebih cepat sehingga menunjukkan antusiasme pembeli dalam membeli kebutuhan di Pasar Desa Caturtunggal tampak berkurang.
Antusiasme pembeli di Pasar Tradisional yang tampak berkurang merupakan salah satu akibat dari adanya zaman modern sehingga masyarakat menjadi gengsi untuk belanja di Pasar Tradisional dan menjadi lebih konsumtif dengan berbelanja di Mall.
Lokasi Pasar Desa Caturtunggal yang dekat dengan Plaza Ambarukmo menjadikan pembeli memiliki pilihan lain dalam berbelanja. Hal ini diperkuat oleh pernyataan dari salah satu pedagang sayur di Pasar Desa Caturtunggal, "Sekarang pada milih ke mall, biasanya kalau siang-siang pegawai pada belanja sayur kesini tapi semenjak ada mall pada engga mau belanja lagi disini padahal yang dijual sama-sama sayur," ujar Mariani.
Jika dinilai dari kondisi tempat maka pembeli akan memilih Plaza Ambarukmo karena dinilai lebih bersih, lebih rapi dan pembeli bisa sekedar jalan-jalan di dalam Mall dibandingkan dengan Pasar Tradisional yang kurang rapi, terlihat kotor serta berantakan.
Selain itu, adanya warung sayur juga mempengaruhi antusiasme pembeli di Pasar Tradisional. Menurut Ida, belanja di warung dipilih karena jaraknya yang lebih dekat meskipun harganya lebih mahal dibandingkan Pasar Tradisional.
Warung di satu sisi menguntungkan pedagang di pasar karena mereka yang membeli di Pasar Tradisional kemudian dijual kembali akan membeli kebutuhan warung mereka dalam jumlah yang banyak dan besar sehingga meski pembeli sedikit namun barang yang terjual banyak.
Meskipun begitu, masih ada pembeli yang masih memilih pasar tradisional dalam berbelanja karena ada hal yang menjadi pertimbangan. "Saya ini kan penjual sayur matang, kalau belanjanya di mall-mall atau indomaret gitu ya saya rugi karena biasanya ada harga pajak segala sedangkan saya berjualan sayur matangnya di desa-desa yang orangnya suka harga murah tapi isinya banyak. Kalau di pasar engga ada ya pilihan terakhir ke warung karena warungkan pasti awalnya belanja di pasar juga.", ungkap Suripah.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H