Mohon tunggu...
Rivaldy Zeidane Kristiando
Rivaldy Zeidane Kristiando Mohon Tunggu... Mahasiswa - biology student

ciao

Selanjutnya

Tutup

Ruang Kelas

Transient Ischemic Attack (TIA) atau Stroke Ringan dalam Perspektif Ilmu Fisika

2 Desember 2021   19:01 Diperbarui: 7 Desember 2021   10:22 753
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

g = Percepatan gravitasi (m/s2)

h = Ketinggian (m)

Tubuh manusia diketahui bahwa 70% bagiannya terdiri atas fluida. Dominan tubuh manusia terdiri atas fluida itu mengakibatkan aturan-aturan dasar fluida pula dapat diaplikasikan pada tanda-tanda yang terjadi di manusia. Beberapa jenis fluida bisa dijabarkan pada manusia, seperti proses pernapasan memerlukan udara serta proses tranportasi memerlukan cairan untuk dapat berjalan.

Sumber: Pintere
Sumber: Pintere

Salah  satu penerapan dari kedua asas tadi merupakan penerangan perihal TIA (transient ischemic attack), ialah peredaran darah ke otak berhenti sementara waktu yang ditimbulkan oleh sindrom pencurian subclavian (subclavian steal syndrome). TIA seringkali juga diklaim sebagai stroke ringan. Orang yang menderita TIA umumnya mengalami tanda-tanda seperti pusing, pandangan terbayang, sakit kepala, serta lemah di tungkai dan  lengan. Darah umumnya mengalir menuju otak pada bagian belakang kepala melalui dua arteri vertebral, masing-masing naik dari satu sisi leher yang bertemu untuk membentuk arteri basilar persis pada bawah otak, sebagaimana ditunjukkan oleh gambar berikut.

SumberL SFSU Physics
SumberL SFSU Physics

Aliran darah pada arteri vertebral keluar dari arteri subclavian sebelum menuju lengan. Saat sebuah lengan dilatih dengan ulet, peredaran darah semakin tinggi untuk memenuhi kebutuhan otot lengan. Kemudian, bila arteri subclavian di salah satu sisi tubuh terhalang sebagian, contohnya oleh pembuluh nadi berubah menjadi kaku serta sempit, maka sesuai prinsip transedental atau kesinambungan peredaran darah pada sisi tadi menjadi lebih cepat, sebagai akibatnya sesuai prinsip Bernoulli, tekanan darah di arteri subclavian kiri menjadi lebih rendah. Maka dari itu, darah yang naik menuju otak melalui arteri basillar akan dibelokkan menuju arteri subclavian kiri. Akibatnya, pasokan darah ke otak berkurang, serta muncul tanda-tanda seperti pusing serta rasa lemas.

Hal ini dapat dicegah dengan menjaga berat badan ideal, mengonsumsi makanan yang sehat; seperti buah dan sayur, dan menghindari konsumsi makanan tinggi lemak, kolesterol, dan garam. Juga perlu melakukan olahraga secara teratur dan menghentikan kebiasaan merokok dan tidak mengonsumsi alkohol.

Dapat disimpulkan bahwa penerapan ilmu fisika sangat berkaitan dengan ilmu biologi, yang mana pada stroke ringan juga memiliki kaitan dengan dinamika fluida khususnya prinsip kesinambungan (kontinuitas) dan prinsip Bernoulli. Untuk mencegah terjadinya stroke ringan, seseorang harus melakukan suatu aktivitas baik berolahraga maupun lainnya dan menjaga pola makan yang seimbang agar tidak kelebihan maupun kekurangan nutrisi yang dibutuhkan. Maka untuk mencegah terjadinya penyakit tersebut, kita perlu menerapkan pola hidup sehat seperti olahraga yang teratur serta pola makan yang sehat.

Semoga artikel ini dapat membantu teman-teman dalam memahami dan mempelajari ilmu-ilmu pengetahuan alam. Dan semoga ilmu yang kita peroleh dapat menjadi acuan dalam ikut berkontribusi dan memberikan dampak positif untuk global, serta mendapatkan rida dari Tuhan Yang Maha Esa.

DAFTAR PUSTAKA

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ruang Kelas Selengkapnya
Lihat Ruang Kelas Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun