Mohon tunggu...
Dandi Prayoga
Dandi Prayoga Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa Bimbingan dan Konseling Universitas Negeri Surabaya

We are all bad in other people's stories ✨

Selanjutnya

Tutup

Ruang Kelas

Dampak Pembelajaran Daring di Tengah Pandemi Covid-19 terhadap Kesehan Mental Siswa

28 November 2021   19:54 Diperbarui: 28 November 2021   20:00 159
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ruang Kelas. Sumber Ilustrasi: PAXELS

Pandemi COVID-19 sudah berlangsung selama satu tahun delapan bulan sejak diumumkannya kasus pertama di Indonesia pada tanggal 1 Maret 2021. Data WHO [1]  menunjukan per tanggal 28 November 2021 angka positif sebesar 471.2374 kasus yang tersebar di seluruh dunia. Dengan demikian total kasus Covid-19 global mencapai 261.344.400 kasus. Di Indonesia sendiri masih belum menunjukan tanda-tanda akan mereda, walaupun Indonesia sudah keluar dari zona merah yang dibuktikan oleh tidak adanya zona merah di Indonesia pada saat ini.

Belum terkendalinya Covid-19 di Indonesia mengakibatkan pembelajaran di sekolah masih dilaksanakan dengan metode daring dari rumah masing-masing, walaupun pada tanggal 31 Agustus 2021 pemerintah sudah memberikan izin sekolah yang berada pada zona oren dan hijau untuk melaksanakan Pembelajaran Tatap Muka (PTM) terbatas di sekolah masing-masing. Tetapi akibat dari kebijakan pembelajaran daring yang sudah dilaksanakan selama satu tahun lebih mengakibatkan perubahan drastis terkait dengan aktivitas dan kesehatan mental siswa.

Menurut Bilfaqih & Qomarudin (2015, hlm.1) pembelajaran daring merupakan program penyelenggaraan kelas pembelajaran dalam jaringan untuk menjangkau kelompok target yang masif dan luas. Walaupun pembelajaran daring bisa mengakibatkan berbagai dampak positif seperti siswa dan guru bisa mengenal lebih luas tentang teknologi, tetapi mayoritas siswa dan guru tidak menyukai pembelajaran daring karena hal tersebut dilaksanakan secara tiba tiba dan menurut mereka metode belajar ini sangat mebosankan karena sempitnya ruang gerak untuk menjelaskan secara rinci seperti pembelajaran di sekolah. Dampak lain yang dirasakan siswa juga yaitu Kesehatan mental mereka terganggu seperti meningkatnya rasa cemas,takut, jenuh, stress hingga depresi.

Pembelajaran daring pada saat ini sudah berjalan satu tahun delapan bulan sejak pertama kali Covid-19 dikonfirmasi di Indonesia. Pembelajaran daring dilaksanakan mulai dari jenjang sekolah dasar hingga kuliah, hal itu mengakibatkan perubahan yang sangat besar dalam dunia pendidikan dan muncul berbagai dampak positif dan negatif yang dirasakan oleh pendidik dan siswa. Pembelajaran daring ini diberlakukan salah satunya untuk meredam peningkatan kasus baru Covid-19 di Indonesia. 

Dalam proses pelaksanaannya banyak sekali hambatan-hambatan yang dirasakan ketika melaksanakan pembelajaran daring, hal itu dikarekanan perbedaan goegrafis Indonesia di setiap daerah. Salah satu masalah yang sangat umum ketika proses pelaksanaannya yaitu tidak meratanya alat pendukung seperti akses internet yang lemot, tidak adanya handphone atau laptop dan lainnya.

Pembelajaran daring juga mengakibatkan dampak terhadap siswa, dikarenakan adanya perubahan aktivitas yang dilakukan oleh siswa yang membuat keterbatasan ruang gerak dalam melaksanakan pembelajaran, selain itu banyak siswa yang merasa bosan dan menganggap tidak bisa menangkap materi yang diberikan guru oleh otak mereka. Hal itu mengakibatkan menurunnya Kesehatan mental mereka seperti tingginya rasa cemas, jenuh, stress hingga depresi.

Dampak umum yang dirasakan oleh siswa  yaitu stres, karena meraka merasa bahwa mereka tidak bisa menangkap ilmu yang diberikan guru tetapi tugas terus bertambah. Sehingga mereka merasa stress dalam mengerjakan tugas tersebut yang dilatarbelakangi tidak mengertinya mereka dalam menangkap materi tersebut. Selain faktor tersebut, mereka merasa stres karena tekanan yang mereka rasakan di rumah seperti kebutuhan kuota, lingkungan rumah tidak tentram dan lainnya yang mengakibatkan siswa stres ketika mengikuti pembelajaran daring

Dampak negatif lainnya juga siswa  banyak yang merasakan kurangnya sosialisasi dengan teman, hal tersebut berdampak pada mental mereka. Contohnya mereka sangat takut mengenal teman baru dan bahkan ada yang tidak mau berkumpul atau bertemu dengan temannya secara langsung walaupun mereka satu kelas.

Tingkat stres siswa  juga bervariasi ada yang mengalami stress tingkat renda, tingkat sedang, dan bahkan ada yang mengalami stress tingkat berat dan bisa dikatakan depresi. Tetapi diluar itu ada beberapa siswa yang meraka mereka tidak merasakan stres ketika melakukan pembelajaran daring. Di akhir penelitian 92,4% siswa lebih menyukai pembelajaran tatap muka karena mereka menganggap pembelajaran tatap muka lebih efisien dan efektif .

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ruang Kelas Selengkapnya
Lihat Ruang Kelas Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun