Muammar Khadafi yang kerap dikenal dengan sebutan kolonel Muammar Khadafi ini, merupakan seorang presiden libya yang menjabat selama lebih dari 4 dekade. 4 dekade bukanlah waktu yang sebentar bagi sebuah masa jabatan. Sehingga, Ia Tidak hanya dikenal sebagai pemimpin politik yang berpengaruh terhadap politik global, tetapi juga sebagai tokoh pemikir Islam yang memberikan pengaruh besar bagi dunia islam. Dan karna itu jugalah ia dimusuhi oleh barat khususnya AS, Inggris, dan Perancis.
 Muammar Khadafi memang memiliki citra yang kompleks di mata rakyatnya. Dimana, ia dianggap sebagai pemimpin yang berhasil meningkatkan taraf hidup rakyat Libya. Ia juga memperjuangkan nasionalisme Arab dan kesatuan negara-negara Arab, hal inilah yang membuatnya menjadi sosok yang dihormati oleh sebagian rakyat Libya.Â
Namun, di sisi lain Khadafi juga dikritik karena kebijakan otokratisnya dan pelanggaran hak asasi manusia. Ia dianggap sebagai diktator yang menindas oposisi dan membatasi kebebasan individu. Khususnya, kebijakan ekonominya yang terlalu bergantung pada minyak juga membuat Libya rentan terhadap perubahan harga minyak dunia.Â
Pada Era Khadafi ini ditandai dengan perubahan yang signifikan dalam bidang ekonomi, politik, dan sosial. Terkhusus pada kebijakan ekonomi Khadafi yang unik, dengan mencampurkan elemen sosialisme, nasionalisme, dan Islam, hal ini menimbulkan banyak perdebatan tentang keberhasilan dan kegagalan ekonomi Libya.Â
Lalu, apakah kebijakan khadafi adalah sesuatu yang berhasil ataukah gagal?Â
1. Sebelum Muammar Khadafi menjadi presiden LibyaÂ
Sebelum Muammar Khadafi menjadi presiden Libya, kondisi ekonomi Libya sangat terpuruk. Libya merupakan negara termiskin di dunia pada tahun 1951. Pada saat itu, Libya merupakan kerajaan konstitusional yang dipimpin oleh Raja Idris. Kondisi ekonomi yang buruk tersebut disebabkan oleh penjajahan Italia dan kemudian diduduki oleh pasukan Inggris dan Perancis setelah Perang Dunia II.Â
Pada tahun 1951, Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) mendirikan Kerajaan Bersatu Libya, sebuah negara federal di bawah kepemimpinan Raja Idris. Pada saat itu, Libya masih menghadapi berbagai masalah ekonomi, termasuk kemiskinan, pengangguran, dan ketergantungan pada bantuan asing.Â
Kondisi ekonomi Libya mulai membaik setelah ditemukannya minyak bumi pada tahun 1959. Pemasukan dari minyak bumi membantu meningkatkan ekonomi Libya dan membiayai berbagai proyek pembangunan.Â
Kebijakan ekonomi Khadafi
Walaupun ditemukannya minyak bumi tahun 1959 yang menjadikan libya mulai bangkit dari keterpurukan ekonominya. Pendapatan dari hasil minyak bumi ini, hanya dirasakan oleh para pejabat, pengusaha, orang-orang barat, dan pengusaha asing. Setelah khadafi mengkudeta raja Idris tahun 1969 dan mengkonsolidasikan kekuasaan, ia mencoba untuk menasionalisasikan industri minyak bumi. Hal ini tak lain dan tak bukan adalah untuk meningkatkan pendapatan negara dan mengurangi ketergantungan pada asing.Â
Selain itu, ia juga menggunakan keuntungan nasionalisasi ini untuk memperkuat militer, mendanai kelompok-kelompok revolusi di luar negeri, serta memberlakukan program-program sosial yang mementingkan pembangunan perumahan, penyediaan layanan kesehatan, dan pendidikan gratis untuk rakyat Libya. Selain itu, hasil nasionalisasi industri ini juga digunakan untuk pembangunan infrastruktur, seperti jalan, jembatan, dan bangunan publik.
Apakah kebijakan Khadafi suatu keberhasilan ataukah kegagalan ?
Kebijakan ekonomi yang diberlakukan oleh khadafi memang begitu kontroversial, namun memiliki dampak yang sangat signifikan. Bahkan as, inggris dan perancis membenci khadafi dengan memprovokasi serta mendukung rakyat libya untuk memberontak melawan khadafi. Dan sangat disayangkan, masyarakat libya baru menyadari pasca kematian presidennya.Â
Dimana Kondisi ekonomi Libya pasca kematian Muammar Khadafi sangat bergejolak. Libya mengalami perang saudara yang berkepanjangan dan konflik antar faksi yang berbeda. Stabilitas keamanan negara begitu goncang, Hal ini menyebabkan kerusakan infrastruktur, penurunan produksi minyak, Pengangguran yang meluas dan inflasi yang tinggi. Hal ini menunjukkan bahwa selama khadafi menjadi presiden libya, terjadi keberhasilan pada sektor ekonomi, dan jauh dari kata gagal, dan hal tersebut semakin jelas terlihat saat ia wafat.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H