Mohon tunggu...
Dandy Kart
Dandy Kart Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Mahasiswa yang sedang berupaya untuk membangkitkan semangat perjuangan generasi muda, lahir di keluarga dengan minat baca yang tinggi membuat saya terpacu untuk mengoptimalkan kemampuan baca dan tulis

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Apatisme Politik

15 Oktober 2024   01:00 Diperbarui: 15 Oktober 2024   01:17 45
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Apatisme Politik

Sikap apatis politik semakin berkembang di negara-negara demokrasi diseluruh dunia. Sikap apatis politik, yang juga dikenal sebagai keterasingan politik, menggambarkan perasaan terpisah dan tidak puas, rasa tidak berdaya, dan ketidakpedulian terhadap politik dan lembaga politik. Sikap apatis digambarkan pada suatu keadaan dimana masyarakat sudah tidak mau terlibat dalam dunia politik yang ada. Gambaran orang yang apatis terhadap politik adalah tidak cukup tertarik politik, tidak tertarik pada persoalan politik, tidak pernah tahu atau jarang sekali berdiskusi tentang politik. 

Faktor Apatisme Politik 

Mengapa rakyat begitu apatis terhadap politik? Banyak faktor berperan yang menyebabkan apatisme rakyat terhadap pemilu, diantaranya, adanya ketidakpercayaan terhadap politik, ketidakpuasan masyarakat terhadap kinerja politik, kekecewaan terhadap janji pemilu yang tidak terpenuhi, politik dianggap bukan sesuatu yang penting bagi kehidupan. Sebagian besar masyarakat kurang tertarik dan merasa bahwa keterlibatan politik langsung tidak mempengaruhi kehidupan mereka secara signifikan padahal hasil dari pemilu dapat mempengaruhi kualitas hidup mereka melalui kebijakan politik yang diimplementasikan oleh pemerintah terpilih. Namun, ada juga yang berpendapat bahwa faktor ekonomi dan sosial memiliki dampak lebih besar dalam kehidupan sehari-hari. Beberapa masyarakat mengungkapkan kekecawaan terhadap sistem politik dan percaya bahwa pemilu tidak mampu menghasilkan perubahan yang nyata. Mereka lebih memilih fokus pada inisiatif lokal dan kelompok masyarakat untuk memperbaiki kehidupan sehari-hari. Minimnya pendidikan politik mayoritas masyarakat, pendidikan politik penting dalam meningkatkan pemahaman masyarakat tentang pentingnya politik dan bagaimana hal itu dapat mempengaruhi kehidupan mereka. Beberapa faktor diatas memang menjadi sebab mengapa apatisme politik terus bertumbuh dan tak bisa dipungkiri tren nya akan semakin naik jika memang ekosistem politik di suatu negara begitu-begitu saja. 

Dampak Sikap Apatis

Sikap apatis dapat merugikan diri sendiri atau orang yang berada di sekitarnya. Pertama, dampak yang dihasilkan adalah kurangnya kontrol sosial yang disebabkan oleh sikap tidak perduli atau sama sekali tidak menaruh minat pada berbagai hal, khususnya bidang politik. Kedua, orang apatis dan orang yang berada di sekitarnya cenderung kesulitan berkembang, Karena kurangnya kesadaran atau kepedulian kepada diri sendiri, orang lain, serta lingkungan sekitarnya. Ketiga, sikap apatis dapat berpotensi menimbulkan masalah yang sangat besar, seperti perselisihan atau juga perpecahan antara masyarakat dan menjadi bahaya yang dapat menjadi ancaman rapuhnya persatuan.

Rekomendasi

Mempergunakan platform-platform sebafai sarana kampanye dan menyebarkan informasi. Dikarenakan media massa memiliki peranan penting dalam mempengaruhi cara pikir, cara pandang, cara tindak, dan juga sikap politis seseorang.

Memperluas fasilitas diskusi secara langsung antara calon pemilih dan calon-calon pemerintah, seperti mengadakan debat capres dan cawapres di lingkungan universitas, perguruan tinggi, dan juga di lingkungan masyarakat untuk setidaknya memberikan pendidikan dasar tentang politik, hal tersebut dilakukan sebagai upaya untuk menyadarkan atau membuka pola pikir masyarakat dan mematahkan potensi apatisme yang tinggi.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun