Warsawa, 20 September 1939. Hitler dan pasukannya telah mengepung secara total, tetapi Kota Warsawa masih bertahan. Rasa benci Hitler yang teramat besar membuatnya tidak lagi menargetkan untuk menaklukkan Polandia, tetapi juga menaklukkan Perancis dan Inggris sekaligus. Hitler ingin memberikan serangan teror secara maksimal, tidak hanya terhadap Polandia, tetapi juga terhadap Perancis dan Inggris.
Di New York, pada 20 September, 1939, pengeboman Warsawa menjadi sorotan di Time Square. Serangan tersebut juga menjadi headline berita utama di Amerika pada saat itu. Franklin Roosevelt, yang pada saat itu merupakan Presiden Amerika Serikat berpidato dengan menegaskan bahwa Amerika Serikat bersikap netral terhadap peperangan yang sedang terjadi, tetapi mengajak masyarakat Amerika Serikat untuk mampu mengerti kondisi yang sedang terjadi di daratan Eropa pada saat itu.Â
Di sisi lain, pada saat yang bersamaan, Perancis tengah bersiaga untuk segala kemungkinan buruk yang akan terjadi. Menara Eiffel dijadikan salah satu tempat inisiasi untuk melakukan persiapan terhadap segala kemungkinan buruk yang akan terjadi. Di bawah Menara Eiffel telah digali untuk perlindungan bom. Perancis juga kerap melakukan simulasi untuk menghadapi serangan udara. Penamapakan semakin buruk, mana kala masker anti gas beracun mulai wajib digunakan oleh semua Masyarakat Perancis, tidak terkecuali anak-anak dan juga para kuda yang saat itu digunakan sebagai media untuk berperang. Hal ini dilakukan akibat dari gas beracun yang pernah digunakan sebagai salah satu senjata dalam perang dunia pertama, dan seluruh masyarakat dan pemerintah masih trauma akan hal itu.Â
Kembali di Polandia, Polandia saat itu telah hancur tak tersisa dan telah terbagi setiap wilayahnya, akibat dari Uni Soviet yang juga turut campur tangan dalam serangan tersebut bersama dengan pasukan Jerman. Hal ini terjadi sebagaimana perjanjian yang telah dibuat antara Jerman dengan Uni Soviet, Soviet bisa menyerang sebagian timur Polandia. Hal langka pun terlihat pada momen ini, dimana Uni Soviet dan Jerman merupakan aliansi. Nazi menyebarkan selebaran yang berbunyi "Tentara Jerman menghormati Red Army (Tentara Uni Soviet), pekerja dan para petani". Â Pada akhirnya, tentara Polandia menyerah pada Jerman secara keseluruhan, dan di timur mereka juga menyerah terhadap Soviet. Dengan tangan besinya, Joseph Stalin memerintahkan eksekusi terhadap 20 ribu tawanan Polandia. Stalin ingin melenyapkan seluruh perwira tinggi dari Polandia. Tidak kurang sekitar 4.500 perwira Polandia di eksekusi mati dengan peluru di kepala mereka atas perintah Stalin di hutan Katyn, Russia. 2 tahun kemudian, Stalin bertemu Kepala Pemerintahan Polandia yang diasingkan , Jenderal Sikorsi, yang memberikan daftar perwira Polandia yang hilang.Â
Uni Soviet yang telah menguasai sebagian Polandia, sebenarnya dipermainkan oleh Hitler. Hitler yang haus akan wilayah, menggunakan Uni Soviet untuk mengambil alih sebagian Polandia, untuk kemudian Jerman dapat menyerang Rusia agar mampu merebut tanah Polandia yang dikuasai oleh Uni Soviet.Â
Warsawa sedang dalam kehancuran. Hitler dengan kemenangannya di wilayah Polandia, bersiap untuk memerintahkan serangan ke barat, yakni serangan terhadap Belanda, Belgia, dan juga Perancis. Beberapa perwira tinggi Nazi menganggap serangan ini berbahaya dan akan menjadi bumerang bagi mereka, sehingga mulai muncul isu untuk menggulingkan Sang Fuhrer dari tampu kekuasaaan. Puncaknya adalah pada tanggal 8 November 1939, Hitler nyarik tidak lolos dari upaya pembunuhan yang diarahkan langsung kepadanya. Akibat dari ancaman pembunuhan tersebut, Hitler justru semakin kuat dan kekuatannya atas tentara dan rakyat Jerman terus bertambah. Hitler dengan perkataan tegas kepada para jenderalnya, mengatakan bahwa "Aku akan menang atau mati dalam pertempuran itu". Tetapi keraguan tetap muncul pada diri Hitler, dimana ia risau dengan serangannya ke barat. Akhirnya Hitler menunda perintah serangan itu dan kembali ke villa pribadinya di pegunungan Alpen.
Pada musim dingin tahun 1940, Jenderal Gamelin dari Perancis, berharap agar Jerman menyerang melalui Belgia, dan bergerak langsung ke Paris di tempat terbuka, seperti yang terjadi pada perang dunia-1. Hal ini agar Perancis dapat mengepung pasukan Jerman dan dapat mengalahkan mereka. Mengingat bahwa Perancis sangat terbelakang dari teknologi perang, terutama angkatan udara. Perancis kemudian memesan pesawat dari Amerika serikat yang kemudian hal ini ditentang dari beberapa Tokoh Amerika, seperti Charles Lindbergh, yang merupakan pilot pertama yang berhasil melewati keganasan Atlantik yang juga merupakan pendukung gerakan "American First". Di Inggris, Winston Churcill mengambil alih kekuasaan sebagai perdana menteri baru, dan langsung menemui Jenderal Gamelin dan Laksamana Darlan di London. Pada akhirnya, Perancis pun memulai serangan.
Maret 1940, Perancis mengirim tentaranya. Beberapa hari kemudian, Hitler menyerang Denmark dan Norwegia melalui taktik perang andalannya yakni Blizkrieg (Perang Kilat). Wehrmacht (Pasukan Nazi) berhasil menguasi Oslo dalam 2 hari. Misi utama Hitler adalah untuk melindungi besi. Besi merupakan salah satu hal yang diperlukan oleh Jerman. Tetapi akibat minimnya persiapan akan medang perang, pasukan sekutu akhirnya bisa merebut kembali wilayah tersebut.Â
9 Mei 1940, Hitler meninggalkan Berlin dengan kereta pribadinya dengan kode bertuliskan "Amerika" untuk menuju ke kantor pusat barunya yang berada dekat perbatan Perancis. Hitler mengumumkan bahwa serangan baru saja diluncurkan. Bagi tentara Jerman, negara mereka dalam bahaya, sebagaimana Perancis yang telah menyatakan perang kepada mereka.
Pada 10 Mei 1940, pasukan Jerman turun di Belanda. Misi mereka adalah untuk menguasai lapangan udara dan jembatan di sekitar Rotterdam. Pada saat yang bersamaan Hitler melepas mesin perangnya langsung ke Belgia untuk mulai melakukan invasi.Â