Mohon tunggu...
dandyarya
dandyarya Mohon Tunggu... -

Selanjutnya

Tutup

Trip

Seperti Apa Menelusuri Situ di Garut dan Melihat Kegiatan Wisata Disana

27 Juni 2018   18:15 Diperbarui: 27 Juni 2018   18:29 322
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Travel. Sumber ilustrasi: PEXELS/Jcomp

Lanjut menuju Candi, telihat candi peninggalan agama hindu ini yang bentuknya tampak polos dan tanpa relief. Terlihat banyak wisatawan yang berofoto di sekitar candi. Di dekat candi juga terdapat makam yang merupakan Makan Arief Muhammad, yang merupakan salah satu penyebar agama islam di daerah ini. Di sini juga terdapat museum yang berisikan naskah - naskah bukti penyebaran agama islam.

Menarik bukan, menelusuri wisata situ di garut, apalagi dua duanya memiliki jenis wisata yang sangat mirip yaitu dengan menampilkan keindahan situ, sama sama tersedia rakit bambu untuk menelusuri situ, tetapi juga sangat berbeda dari daya tariknya, Situ Bagendit lebih kearah atraksi wisata yang diperuntukan untuk keluarga  bersantai - santai, dan Situ Cangkuang lebih kepada sejarah dan juga sekaligus belajar budaya adat istiadat suatu tempat.

Tempat wisata tersebut cukup ramai saat hari libur, dan mayoritasnya adalah keluarga, ataupun rombongan dengan bus. Dengan adanya kegiatan wisata ini masyarakat sekitar juga terkena dampaknya seperti menjadi penyewa rakit bambu, sepeda air, berjualan, membuka warung, dll. Dengan adanya kesadaran masyakarat bahwa pariwisata membawa keuntungan dan efek yang bagus pada kehidupan sosial dan ekonominya. 

Tetapi alangkah baiknya untuk mengemas wisata yang sesuai dengan kekhasan daerah tempatnya, seperti menjual souvernir kerajinan tangan sesuai dengan apa yang khas di daerah itu tidak menjual souvernir khas dari daerah lain seperti khas bali kerajinan kerang yang memang tidak hanya ada di tempat wisata ini tapi memang di tempat wisata lain di Indonesia.

Dan juga di Situ Bagendit terdapat fasilitas bermain anak - anak yang terlihat seperti arena bermain di pasar malam, menurut penulis boleh saja menyediakan fasilitas tersebut karena sebagai pendukung sarana atrakasi utamanya, tetapi alangkah baiknya di desain sesuai dengan kekhasan daerahnya apakah bentuk gambarnya, warnanya, ukiranya, ataupun maskotnya. 

Dan juga saat ada aktivitas menelusuri sungai dan berhenti di beberapa spot terdapat warung apung, warung yg seperti warung pada umumnya menjual jajanan, minuman, makanan. Apabila kegiatan tersebut diganti dengan melihat proses pembuatan makanan khas seperti dodol, dan juga pengenjung dapat langsung mebebelinya dan mencicipinya akan terlihat lebih berkesan.

Tentu saja semua itu juga perlu didukung oleh stakeholder dan juga kesiapan masyarakat sekitar, dengan bagaimana pun juga pariwisata dapat berjalan apabila semua pengampu dapat bersinergi menciptakan citra wisata yang sesuai dengan target dan segmen pariwisatanya.


Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Trip Selengkapnya
Lihat Trip Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun