Setelah pertemuan itu, keesokan harinya ku dapati bahwa ragamu kembali layu. Sedangkan aku sedang disibukkan oleh berbagai kegiatan yang berhubungan dengan pendidikan yang ku tempuh saat ini.
Namun, ditengah kesibukan aku selalu berusaha untuk memperhatikan kondisi dan menunggu kabar darimu. Dan seolah kamu acuh pada saat itu, tapi it's okay. Mungkin, terlalu berlebihan jika aku terlalu menuntut kabar darimu dengan kondisimu yang seperti itu.
Ku persingkat cerita ini, disaat tiga hari aku tidak menghubungimu karna padatnya jadwalku dan engkaupun tidak risau dengan tidak adanya kabar dariku. Disitu aku merasakan besarnya rindu yang sangat menggebu kepadamu wahai Adinda.
Aku coba untuk menghubungimu, namun tidak ada respon yang baik atas chatku. Tak lama kemudian, ada pop up notifikasi yang muncul di hpku dan disitu tertera nama kontakmu. Oh, setiap pecinta mengetahui bagaimana rasanya menerima kabar dari yang dicinta.
Tapi, yang terjadi padaku adalah sebaliknya. Pada tanggal 12 Januari 2020 aku mendapatkan kabar yang membuat rasa ini mati seketika, dan membuat hati telah hilang.
Ada sebuah chat
" Mas, tolong jangan pakai foto profil tunanganku", sembari mengirim foto prosesi tunangannya
Pada waktu itu air mata sudah tak tertahan lagi. Orang yang terkasih sudah pergi meninggalkan janji bahwa ia tidak akan menyakiti dengan cara yang seperti ini lagi. Ditambah lagi tidak ada sepatah dua kata dari lisanmu atas perpisahan ini.
Aku masih berusaha untuk menghubungimu lewat orangtuamu. Tapi, engkau pun tidak mengizinkan orangtuamu untuk berbicara denganku. Beberapa menit sempat diangkat namun tidak ada balasan atas salamku.
Dik, andai kamu tau bagaimana rasa cinta yang aku berikan kepadamu. Niscaya engkau tidak akan memilih lelaki lain selain aku. Apa yang aku kerjakan sekarang, apa yang aku usahakan sekarang, semuanya tak lepas dari tujuan untuk bersamamu dik.